Tongkrongan

371 28 8
                                    

.
22223

.





.




.

Selesai rapat, Minhyung tak langsung pulang, meski sudah tidak ada kelas hari ini. Karena dirinya dimintai bantuan untuk menemani si ketua Hima mereka, yang tak lain adalah Jaehyun sendiri, untuk membeli keperluan pentas seni yang akan di gelar seminggu lagi.


Minhyung sebenarnya agak malas menemani Jaehyun karena dia kepengen tidur. Jujur saja, sudah hampir satu minggu ini dia gak bisa tidur malam, alias insom. Tapi karena dia orang nya yang gak enakan, juga merasa harus patuh sama ketua, dia nya nurut.




Hari hari berikutnya pun masih sama. Minhyung di seret sana sini untuk menemani membeli semua keperluan bersama Jaehyun. Pria itu lebih senang mengajak Minhyung karena anaknya gak banyak protes dan rewel. Selain itu juga pikiran mereka, menurutnya satu frekuensi. Jadinya cocok aja gitu.




Bahkan  urusan hadiah spesial untuk gebetan nya saja, Jaehyun mendiskusikan nya bersama Minhyung. Dan taraaa..., hasilnya cukup memuaskan. Gebetan nya suka sama hadiahnya.



"Mas, kok ke sini sih? Katanya mau ke kost ngembaliin ini?" bingung Minhyung saat Jaehyun menepikan motornya di sebuah tongkrongan.




"Bentar deh, gue ada kepentingan sama Yeonjun sebentar. Ini taruh sini saja. Lo ikut gue ke dalam." ajak Jaehyun sambil melepas helmnya.





"Kayak nya aku nunggu di sini saja deh, mas." jawab Minhyung yang melihat tempat tongkrongan itu penuh dengan cowo.



Hah.., bukan nya dia itu pemalu orangnya kalau bersama cowo. Dia malah biasa saja sebenarnya. Sedari dirinya kecil pun, ia tidak pernah membedakan berteman dengan cewe maupun cowo. Tapi masalahnya kali ini beda.



Cowo cowo yang ada di sana itu berbeda dengan teman-teman nya dulu. Mereka jauh lebih tua dan eehmm..., bisa dibilang sedikit berandal jika dilihat sekilas.




Memang benar sih, dia penganut 'don't judge  a book by its cover.'




Tapi kan, dia masih anak baru, cewe lagi, takut kenapa napa wajarkan?!




"Sendirian? Yakin? Ikut saja sudah, digodain om pedo gak nanggung nih gue."





"Iihh.., mas. Jangan nakutin kenapa sih?! Aku gak enak lah ikut ke sana. Cowo semua itu." jujurnya.




"Malu lo? Tumbenan."



"Mas...!!!"




"Tenang baelah, temen temen gue itu. Gak usah malu sama mereka. Lagian orang kek gitu mah selalu be aja, Min. Gak lagi ketemu dosen, gak usah malu. Okayy."






Minhyung dengan terpaksa lagi harus menuruti Jaehyun. Karena cowo berlesung pipi itu menyeretnya ikut bersama. Dan dari ia mulai masuk tempat tongkrongan itu, para penghuninya seakan menusuknya secara tajam dengan tatapan mereka.




Dipandangin seperti itu, membuat Minhyung hanya mampu menyunggingkan senyum kikuknya. Apalagi dengan tidak ada hatinya, si Jaehyun malah asyik ngobrol sendiri bersama kawannya yang bernama Yeonjun itu. Menyebalkan sekali, untung Minhyung masih punya rasa hormat kepada cowo itu. Kalau enggak pasti sudah kena maki nih.





FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang