06

1.1K 112 6
                                    

Kaca yang retak tidak bisa diperbaiki seperti semula, jika pun bisa tidak akan terlihat tampak baik. Iya, sesuatu yang rusak tidak akan bisa digunakan lagi.

Bagaimana dengan suatu hubungan, akankah sama?

Dan ya, itu benar. Apapun yang rusak diperbaiki atau tidak? Semua tidak akan kembali, sebab ada bekas didalamnya.

Termasuk hati bahkan perasaan, disitu akan ada bekas luka yang amat menyakiti bahkan rasa trauma yang mungkin akan menghantui pikirannya.

Takut untuk memulai, takut untuk jatuh. Ya, takut untuk kembali jatuh cinta misalnya.

Freen, hatinya sudah lama tertutup rapat untuk siapapun. Bahkan ia selalu mengintimidasi dirinya sendiri, hanya karena sekali kehilangan seseorang yang amat ia cintai.

Walaupun banyak orang yang mendekatinya, tidak satupun diantaranya mampu menggoyahkan perasaannya yang sama seperti dulu.

Luka lamanya, belum sembuh. Bekasnya masih ada bahkan setiap malam ia merasakan sakit itu, mimpi buruk bahkan rasa takut itu selalu menghantuinya.

Apakah ia pernah mencobanya dengan seseorang? Tentu saja iya, tapi lagi dan lagi ia hanya menyakiti orang-orang itu. Dan dari situ ia tidak ingin kembali membuka dan memaksakan dirinya untuk jatuh cinta.

Ia bahkan sudah terbiasa dengan kesendiriannya juga dengan kesibukannya. Tapi untuk kali ini, ia merasa berbeda.

Hari-hari yang gelap, kini sedikit diterangi oleh seseorang yang mungkin membuatnya jatuh cinta tanpa sengaja.

Tapi ia sedikit berhati-hati dan ia sedikit takut, namun ia akan mencoba dengan cara yang berbeda dari sebelumnya.

“Apakah kau sudah siap?” Tanya Freen sambil mengetuk pintu.

Ia bertanya kepada seseorang yang sangat lama sekali berada dalam kamarnya, entah apa yang dilakukannya hingga membuat Freen menunggu begitu lama.

“Sedikit lagi, aku akan selesai” Teriaknya.

“Ck, lama sekali. Kau sedang apa?” Ucap Freen dengan kesal.

Terkadang ia berpikir mengapa perempuan begitu lama hanya untuk berdandan? Padahal ia juga seorang perempuan yang sama tapi tidak seperti mereka yang lama-lama dalam berhias.

“Tunggu sebentar” Kata Becca.

“Ya, aku sudah menunggumu lebih dari satu jam? Sebentar darimana nya?” Kali ini Freen benar-benar marah.

Tidak ada satupun yang mampu membuatnya menunggu dengan sangat lama, bahkan kedua orangtuanya pun tidak pernah membuatnya menunggu.

Dan kali ini hanya seorang Becky Amstrong yang melakukan hal yang paling tidak ia sukai, menunggu.

Dengan kesal ia membuka kasar pintu kamar becca lalu ia segera masuk dan rasanya ia ingin sekali mengamuk tapi itu tertahankan.

Bagaimana tidak, ia melihat becca tidak seperti biasanya. Kali ini penampilannya sangat berbeda, baju yang ia berikan padanya sangat cocok bahkan terlihat sempurna dikenakan oleh Becca.

“Nona Freen, aku sudah bilang tunggu sebentar.” kata Becca seraya ia menggunakan sepatu hak tingginya.

Sedangkan Freen masih dalam dunianya, ia sama sekali tidak mengerjapkan keduanya matanya. Seketika ia melongo melihat seorang gadis yang jauh empat tahun dibawah nya.

“Hei? Kau kenapa?” tanya Becca.

Karena ia melihat Freen sedang sedikit melamun dan diam tanpa mengatakan apapun.

“Ah, tidak”

“Apa kau yakin? Kau sedikit terlihat- ”

“Aku tidak apa-apa”

The Couple (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang