09

581 83 5
                                    


Langit mulai menampakkan sinar jingganya. Angin menghembus menerpa tubuh seseorang yang tidak berdaya lagi karena cinta yang mematahkan segalanya.

Ilalang-ilalang bergoyang menasihati, angin berhembus membisikkan sesuatu. Angin sore menghapus keluh kesahnya.

Angin berhembus lagi, ilalang-ilalang bergoyang lagi.

"Katakan padanya ilalang, aku cinta. Mengapa tak kau katakan? Aku sudah lelah mencintainya sekarang, aku lelah mencintainya sendirian, aku ingin ia menjadi milikku dan aku ingin ia tahu seberapa dalam aku mencintainya .." Teriaknya sambil menangis.

Mon, menjatuhkan dirinya ke tanah tak peduli bajunya kotor sekalipun. Hanya ini yang membuatnya tenang, berteriak sesuka hati tanpa ada siapapun kecuali, Kun.

Tempat ini adalah tempat biasa Mon memenangkan diri selain tempat-tempat seperti BAR dan yang biasa ia kunjungi. Tapi ketika ia sudah tidak bisa menahan segalanya ia akan ke tempat ini, hingga ia benar-benar meluapkan emosi nya bahkan perasaannya.

Jauh dari perkotaan dan keramaian orang-orang yang berlalu-lalang.

Dan benar kata orang, jika setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengatasi rasa sakitnya atau bahkan merasa senang.

Mon, masih menangis. Menangisi cintanya yang tak kunjung dibalas. Ia bahkan kecewa pada Freen, karena tidak menemaninya seperti biasanya setiap kali bertemu.

Kali ini ia merasa ada yang berbeda, ia merasa sensitif sekali dengan hal kecil seperti ini.

"Bagaimana apa kau sudah tenang?" tanya Kun.

Yang tepatnya Kun berdiri dibelakang Mon, memakai kemeja putih dan bercelana mocca. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya.

"Hm, kenapa .. kenapa selalu seperti ini, Kun?"

Kun, tidak menjawabnya. Ia berjalan menghampiri Mon lalu membantunya untuk berdiri.

Kemudian ia memegang kedua pundak milik Mon, ia melihat bagaimana raut wajah Mon yang sedih. Ia sedikit menghela nafasnya lalu menarik Mon kedalam pelukannya.

"Tidak ada yang salah, termasuk Freen. Ini hanya tentang waktu. Tentang kau yang jatuh cinta di waktu yang salah. Kita juga tidak pernah tau isi hati seseorang seperti apa? Bahkan terkadang orang baik itu belum tentu ada rasa suka. Bisa jadi, orang itu hanya menyayangimu seperti seorang adik, atau bahkan kakak. Atau juga seorang sahabat." Ucap Kun pelan dalam pelukannya.

"Tapi ia memperlakukanku dengan beda." Kata Mon melepaskan pelukannya.

Kun lagi-lagi menghela nafasnya, ia menatap lekat kedua mata Mon. Tidak habis pikir baginya, kenapa ia harus menghadapi situasi rumit seperti ini.

"Jika iya, dia akan menghabiskan waktunya bersamamu. Akan selalu mencarimu, mengabarimu setiap harinya saat kalian berjauhan. Tapi ini apa? Tidak sama sekali bahkan kau yang memulai terlebih dahulu bukan? Ketika sekalipun kalian dekat, kau adalah orang pertama yang mencarinya bahkan menghampirinya"

Tidak ada jawaban dari Mon, apa yang dikatakan Kun adalah kebenaran bahwasanya ia yang selalu memulai untuk semuanya termasuk jatuh cinta.

"Bahkan aku tau, kau tidak penting baginya. Aku melihatnya dengan jelas bagaimana cara ia tadi memperlakukanmu di cafe. Ia terlihat tidak menyukainya, ia sengaja diam. Jika iya, ia akan senang kau datang untuk menemuinya tapi apa ia bahkan terburu-buru untuk mengakhiri pertemuan denganmu"

Lagi-lagi, apa yang dikatakan Kun adalah kebenaran. Bagaimana dia bisa tau? Ya, karena Kun juga ada ditempat yang sama seperti Freen dan Mon tadi.

Kun sengaja mengikuti Mon karena ia tau Freen akan secara tidak sengaja akan menyakiti hati Mon.

The Couple (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang