Bersenang-senang

803 100 4
                                    


"Menurutmu?"

Bakugo menatap manik mata gadis itu yang nyalang. Seolah tidak takut walau dihadapannya terdapat seorang villain.

Bakugo mendecih. Ia jelas tak menyukai ini. Keberadaan sosoknya yang misterius. Seorang quirkless tapi kuat. Sebuah pengganggu lain baginya.

"Kalau kau memang quirkless tetaplah menjadi quirkless sialan! Aku takkan membiarkan siapapun menghalangi jalanku!" geramnya.

"Mari kita putarkan hal itu dulu, Bakugo. Aku sama sekali tak mempunyai niatan untuk menghalangimu. Bahkan aku tak memiliki niatan untuk selangkah maju dihadapanmu. Aku hanya melakukan apa yang perlu aku lakukan. Apa itu sudah jelas?"

Sekali lagi, pemuda itu mengeratkan genggamannya hingga ia menggemeletukkan giginya.

"Ku bunuh kau!"

"Dengan senang hati."

Bakugo langsung membalikkan badannya dengan segala perasaan kesal yang membebaninya. Meninggalkan gadis itu yang masih menatap punggungnya yang semakin menjauh.

* * *

Beberapa hari setelah pertandingan...

"Diam saja kau kusso Deku! Aku akan membunuhmu sialan! Jangan lagi muncul dihadapannya atau aku bunuh! Sial! Kalian semua sama saja menyebalkan! Selalu menghalangi jalanku, sialan!"

Suara hantaman pintu terdengar cukup kuat untuk membuat anak-anak dalam kelas terdiam kaget.

"Woahh, sobat itu benar-benar liar." ujar Mineta.

"Sebagai ketua kelas aku tidak bisa berdiam diri saja! Aku akan keluar dan berbicara pada Bakugo!" ucap Iida yang akan mau mengejar Bakugo. Namun langkahnya dihentikan yang lain.

"Lebih baik jangan, Iida. Kau tahu, Bakugo saat ini merasa sangat kesal. Biarkan aku saja yang akan mengejarnya." Ucap Kirishima yang langsung mengejar sohibnya itu.

Sedangkan pemuda berambut hijau itu masih terdiam dengan raut wajah penyesalan.

"Kau baik-baik saja, Midoriya?" tanya Tanjiro menghampiri.

Midoriya mengangguk.

"Uhm, ya. Hal ini sudah biasa. Tidak apa-apa kok... Tapi aku, setidaknya... Ingin mengatakan sesuatu pada kacchan... Bahwa dia adalah rival terhebatku..."

Tanjiro tidak bisa berkata apa-apa dan hanya terdiam.

"Si Bakugo itu mengerikan sekali... Aku heran kenapa dia bisa masuk sekolah ini? Tidak, lebih tepatnya kenapa dia menjadi pahlawan? Bukannya dia cocok jadi penjahat?" tanya Zenitsu heran.

"Kau tidak salah. Aku juga memikirkan hal yang sama."

'Walau sebenarnya itu karna dia mengagumi All Might dan ingin menjadi seperti nya, Midoriya juga. Mereka ini memiliki keterikatan yang sama, tapi disaat yang bersamaan saling tumpah tindih. Cukup rumit sih.'

"Cih! Si rambut landak itu benar-benar menyebalkan! Aku ingin sekali mencabik-cabiknya!" seru Inosuke.

"Jangan begitu Inosuke. Dia memang menyebalkan, tapi ya, mungkin suatu saat dia menjadi seorang yang diandalkan. Lagian-- mereka adalah calon pahlawan." ucap (Y/n) memberi nasihat.

Uraraka menghampiri mereka dengan tatapan khawatir. Terlebih tatapannya mengarah pada Midoriya.

(Y/n) jelas menyadari hal itu. Ia pun menyeringai dalam diam.

'Ara-ara, ternyata ada ship juga rupanya~'

"Deku-kun..."

"Oya-oya? Ada seseorang yang mencemaskan kekasihnya ya?" goda (Y/n).

KNY x BNHA : In Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang