02. Pertemuan

253 11 0
                                    

Haii!

Happy reading ya!!

---------------+++++-------------

Hari ini mood Fabi tidak cukup baik. Hari ini adalah hari dimana dia akan bertemu dengan calon suaminya. Dia tidak ingin berkenalan atau apaun itu dengan pria dewasa yang akan menjadi suaminya nanti, bahkan dia sendiri tidak tau siapa namanya.

Karena acara pertemuan yang akan dilakukan nanti malam, Fabi harus mengalami serangkaian perawatan diri. Setelah selesai ngampus dia akan pergi ke klinik kecantikan atas usul mamanya.

Kenapa dia harus repot-repot mempercantik diri, belum tentu juga calon suaminya melakukan effort seperti dirinya. Hanya memikirkannya sudah membuat mood Fabi semakin jelek.

Entah kenapa Fabi sungguh tidak menyukai calonnya ini, padahal dia belum mengenal sebelumnya. Tapi entah kenapa dia merasa jika calonnya ini tidak baik.

"Ah udahlah, gak perlu terlalu dipikirin Fabi. Sekarang fokus ngampus Lo." guman Fabi.

Kaki jenjang itu melangkah menuju gedung fakultasnya. Selama pembelajaran Fabi gak bisa fokus sampai jam matkulnya selesai.

Fabi berjalan lesu menuju kantin fakultas hukum yang jaraknya agak jauh dari fakultasnya. Sahabatnya pada kumpul disana. Sampai disana, Fabi melihat temannya melambaikan tangan menyuruhnya agar segera kesana.

Dengan langkah gontai, Fabi berjalan menuju meja tempat para sahabatnya duduk. Sampainya disana, Fabi langsung mendudukkan pantatnya dibangku dan langsung meletakkan kepalanya diatas meja dengan salah satu tangganya menjadi bantalan.

"Lemes amat neng, kenape?" tanya salah satu teman Fabi yang pake kacamata, Rega.

Fabi cuma geleng pelan. Dia bener-bener gak mau curhat mengenai perjodohannya. Dia belum siap jika sohibnya tau kalau dia bentar lagi bakal married.

"Kanapa Bi? Ada masalah apa Lo? Gak biasanya Lo selemes ini. Biasanya kalau ngampus semangat bener." ucap salah satu sahabat Fabi, Jordan.

"Nah bener tuh. Tumben-tumbenan kan seorang Fabi lemes. Kenape Lo? Belum ketemu bang Raskal?" timpal Rega.

"Salah satunya itu juga." jawab Fabi.

"Salah satu? Emang selain bang Raskal siapa yang bisa bikin Lo lemes gini?" ujar Rega dengan tatapan penuh selidik.

"Adalah pokoknya."

"Oh gini Lo sekarang maem rahasia-rahasiaan segala sama kita. Okay fine, gak bestie kita." Ucap Rega lalu bersidekap dada dengan pandangan ke samping. Lagi ngambek nih anak ceritanya.

"Gak, bukan gitu Ga. Jangan ngambek elah." Fabi mengangkat kepalanya dari rebahan.

"Kalau gak gitu terus gimana?" desak Rega.

Fabi memejamkan matanya, dia belum siap untuk bercerita tapi kalau gak diceritain nih cecenguk satu pasti bakal ngambekin dia.

"Ceritain aja Bi, kita pasti dengerin." sahut Jordan. Walau dia terlihat biasa aja tapi sebenernya dia kepo juga. Si Rega ngangguk semangat menimpali ucapan Jordan.

"Huhh, setelah gue kasih tau Lo pada jangan kaget, jangan teriak plus jangan heboh. Paham?" Fabi menatap satu-satu kearah kedua sahabatnya dengan tatapan membunuhnya.

"Hooh paham kita. Buru apaan!" ucap Rega gak sabaran.

Fabi menarik nafas lalu mengeluarkan secara perlahan. Setelah merasa tenang dia mulai menceritakan semuanya, tentang perjodohannya dan acara temu keluarga besar keduanya nanti malam.

Destiny Where stories live. Discover now