03. Lupa

207 11 0
                                    

Haiii!

Happy reading ya!!

----------+++++----------

"Langsung pulang nih?" tanya Rega

"Nggak banget kalau langsung pulang. Mending mampir rumahnya Fabi aja, gimana?" usul remaja yang bertubuh agak gempal, Rey

"Nah boleh tuh!" sahut Rega

"Minta persetujuan yang punya rumah dulu lah." ucap Fabi yang sedari tadi cuma nyimak doang.

"Gimana? Boleh gak?" tanya Rega

Fabi cuma ngangguk doang, lagian kalau dia jawab gak pastinya mereka juga bakal dateng.

Kebetulan mereka bertiga jam matkulnya sama, pagi. Dan berakhirlah mereka bertiga main dulu sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Kalau nanya Jordan, tuh anak hari ini gak ada matkul. Mungkin dia bakal nyusul nantinya.

Fabi menjalankan mobilnya meninggalkan halaman parkir kampus, dibelakangnya ada mobil Rey. Rega semobil sama Rey.

Tak lama kedua mobil beda warna itu berhenti dihalaman luas keluarga Anantha. Setelah memarkirkan mobil, mereka bertiga segera menuju kekamar Fabi. Sedari awal emang itu tujuannya, pengen ngerusuh dikamar Fabi yang rapi.

Tentunya sebelum menjamah kamar rapi itu, mereka bertiga disambut hangat oleh mama Fabi. Beliau ini memang tipekal ibu idaman.

Sedikit berbincang dengan mama Genesia akhirnya mereka kekamar. Sampainya dikamar, Fabi menyuruh kedua sohibnya untuk cuci kaki dulu sebelum menginjak karpet berbulu warna biru dan tentu saja kasur empuk.

Setelah selesai menjalankan segala ritual yang Fabi perintah, akhirnya mereka bisa duduk nyaman dikarpet berbulu itu.

"Gue main PS boleh gak Bi?" Rey bertanya meminta ijin.

"Tumben ijin, biasanya langsung pake." sahut Fabi yang lagi tiduran dikasur.

"Yee si babik, gini-gini gue juga tau sopan santun ye." timpal Rey sembari mengambil stick PS.

"Ya, pake aja kek sama siapa aja lo."

"Lop yu beb!" seru Rey.

"Dih najis." Fabi menatap jijik kearah Rey yang lagi senyum konyol.

Tak lama pintu kamar Fabi terbuka, mama Genesia dan satu pembantu berjalan kearah mereka dengan beberapa cemilan dan minuman.

"Ya ampun Tante repot-repot amat deh." ucap Rega lalu berdiri untuk membantu mamah Genesia meletakkan camilan di meja kecil samping tv.

"Jadi makin cantik aja." lanjut Rega

Mama Genesia yang mendengar hanya tersenyum geli dan memukul pelan lengan Rega.

"Bisa aja ya kamu ngomongnya."

"Loh beneran lho Tan, Tante Genesia makin hari makin cantik, ye gak Rey."

"Bener banget!"

"Bisa aja kalian tuh, dasar."

Rega sama Rey cuma ketawa aja, mama Genesia tuh emang idaman banget buat jadi ibu. Pembawaannya lembut sama santai.

"Oh ya, si Jordan kok gak ada. Tumben banget dia gak ikut kalian." ujar mama setelah meneliti teman-teman anaknya.

"Disini Tante!" seru Jordan dari ambang pintu lalu berjalan mendekati teman-temannya.

"Tante kira kamu gak ikut main Dan."

"Hehe tadi gak ada jam matkul Tan, jadinya ya dateng belakangan."

Destiny Where stories live. Discover now