09. Drama

99 7 5
                                    

Holla manteman!!

I'm back again!

Happy reading ya!!

---------------+++---------------

Rey menatap jengah seonggok manusia yang sudah lebih dari setengah jam ngomel-ngomel nggak jelas. Rey beneran jengah melihatnya, gimana nggak, si pelaku sedari tadi gulang guling sambil ngumpat gak jelas.

"Akkhh kesel banget gila!! Rasanya pengen gue bejek-bejek tuh dosen anjing! Gue kesel banget anjir Rey, lo simpati dikit kek!"

"Yaudah sih mau gimana lagi."

"Tapi ini udah keberapa kalinya anjir kaya gini??! Bayangin anjing bayangin!! Gue udah nunggu lebih dari dua jam bangsat, terus gak ada hati nuraninya tiba-tiba kelas dibatalin anjir. Dikira kagak capek apa nunggu segitu lamanya!"

"Namanya juga kuliah bego, hal begitu lumrah anjir."

"Tapi gue tetep gak terima anjing! Mending waktu dua jam itu gue pake buat ngerjain proposal yang dateline nya besok pagi!!"

"Mending sekarang lo kerjain proposal daripada lo bacot mulu, gue mau mandi." Rey beranjak dari duduknya dan berlalu ke arah kamar mandi.

"Temenin gue dulu anjir Rey, temennya lagi sambat malah ditinggal mandi! Rey!!"

"Bodo amat."

Fabi menghela nafas kasar dengan pandangan melihat kearah langit-langit kamar Rey. Remaja manis itu masih terlihat kesal karena kejadian tadi sore.

Ponsel Fabi berdering nyaring, lagu Cruel Summer by Taylor Swift terputar.

{It's a cruel summer
With you
I'm drunk in the back of the car
And I cried like a baby coming home from the bar (oh)
Said, "I'm fine, " but it wasn't true
I don't wanna keep secrets just to keep you
And I snuck in through the garden gate
Every night that summer just to seal my fate (oh)
And I screamed for whatever it's worth
"I love you, " ain't that the worst thing you ever heard?
He looks up grinning like a devil}

Bukannya mengangkat telepon, Fabi malah ikutan bernyanyi menyelaraskan suara dering ponselnya dengan volume yang keras. Anak muda satu ini emang agak lain ya. Tapi emang enak sih lagunya mbak Taylor Swift tuh. Setelah berhenti nada dering teleponnya, dia menelepon kembali sang penelepon tadi.

"Kenapa tadi gak diangkat?"

"Ya serah gue dong, ada apa om lo nelpon gue? Tumbenan banget, kangen lo ma gue?"

"PD banget, saya nelpon kamu mau ngajak dinner bareng."

"Nah ini sekarang malah mau ngajak ngedate gue, fix's berarti lo kangen sama gue."

"Terserah kamu saja nganggepnya gimana. Intinya saya mau ngajak kamu dinner bareng. Sekarang kamu siap-siap nanti jam 8 saya jemput."

"Gue gak lagi dirumah om, gue lagi di apartemen Rey."

"Ya sekarang balik?"

"Maksud Lo??? Ogah banget, gue males bawa mobil, lagi gak mood. Kalau lo mau banget ngajak gue dinner minimal jemput lah, effort dikit kek sama gue."

"Terserah kamu ajalah, Fabi."

"Yeee git-"

Sebelum Fabi menyelesaikan ucapannya Raja sudah terlebih dahulu mematikan secara sepihak.

"Anjing banget sialan!! Siapa dia ha!! Bisaan banget gue belum selesai ngomong malah dimatiin duluan?!! Bodo amat gue kagak bakal pulang! Kagak bakal gue mau diajak dinner bareng!! Dasar om-om pedo ngeselin!!" Fabi teriak-teriak gak jelas, bahkan Rey yang sudah selesai mandi hanya berdiri didepan pintu kamar mandi sembari menutup kedua telinganya. Udah muak banget dia tuh sama tuh anak puber.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Destiny Where stories live. Discover now