Haiii eperibadeh!!
Gimana kabar?
Happy reading!!
__________+++++__________
Hari ini Fabi dan Raja resmi pindah ke rumah baru mereka, hadiah yang dikasih oleh orang tua Fabi. Sesuai dengan permintaan Fabi waktu itu, setelah menikah dia ingin tinggal hanya berdua dengan sang suami.
Btw, Fabi absen kuliah udah empat hari. Sebenarnya mereka akan pergi honeymoon ke Maldives, hadiah dari orang tua Raja, tapi Fabi belum ingin menggunakan hadiah itu karena dia masih sangat canggung berada didekat Raja. Jadi dia memutuskan akan honeymoon saat hubungan mereka lebih dekat.
Dan Raja sendiri menyetujui saja apa yang dikatakan oleh Fabi. Dia nurut-nurut aja apa kata suami, yang penting suami seneng Raja ikut seneng.
"Capek banget badan gue gila!" keluh Fabi setelah mendaratkan badannya di ranjang kasur.
Lelah banget Cok hari ini, pindahan rumah.
"Tidur bentar sabi kali ya, udah gak kuat nih mata." monolog Fabi seraya memejamkan matanya. Namun belum sempat memejamkan mata, intrupsi dari Raja membuatnya terpaksa melek kembali.
"Mandi dulu baru tidur." ucap Raja sembari membuka kaos hitamnya.
Panas banget cok hari ini, 35°c suhunya.
Fabi cuma natep sinis kearah Raja, dia tuh pengen banget nyinyirin Raja, tapi takutnya kena ulti.
Apaan banget buka baju kek gitu, mau pamer? Mentang-mentang badan bagus pamer mulu, heran.
"Kenapa ngeliatin? Mau pegang?" tanya Raja, dengan nada yang terdengar seperti menggoda.
"Idih! Apaan sih Lo gak jelas! Dasar om-om pedo!" sewot Fabi dan buru-buru bangkit dari rebahan dan berlari kearah kamar mandi.
Raja cuma geleng kepala pelan dan terkekeh geli melihat tingkah suami kecilnya. Entah kenapa sekarang Raja mulai terbiasa dengan keberadaan Fabi. Dia tidak merasa tersinggung disaat Fabi memanggil dirinya om atau masih menggunakan gue-lo saat berbicara dengannya.
Dia tidak tau kenapa dia bisa terbiasa dengan Fabi. Padahal dirinya termasuk orang yang sulit menerima orang baru, tapi Fabi? Entahlah dia sendiri juga tidak mengerti.
Bahkan tubuhnya suka bergerak sendiri untuk melakukan kontak fisik dengan Fabi, seperti saat mereka tidur, secara sadar atau tidak Raja akan memeluk Fabi walau emang harus ekstra lebih untuk melakukannya, karena Fabi akan memberontak.
Itu hanya satu contoh kecil saja, dulu saat mereka masih di hotel, Raja begitu suka bangun lebih awal untuk mengamati keindahan dari wajah Fabi. Dia juga tidak akan segan untuk mencium pipi berisi milik Fabi. Dia awalnya kaget atas tindakan yang dia lakukan, tapi lama-kelamaan itu malah menjadi kebiasaannya.
Raja bahkan sampai sempat berpikir, apakah Fabi mem-pelet dirinya atau lainnya. Pesona Fabi benar-benar membuatnya mabuk untuk kesekian kalinya.
Disaat Raja sibuk memikirkan sikapnya akhir-akhir ini, Fabi keluar dari kamar mandiri dengan rambutnya yang sedikit basah. Mata Raja tak lepas barang sedikitpun melihat objek yang membuatnya sedikit kehilangan kendali diri.
"Lo mau gue masakin apa om?" tanya Fabi sembari mengeringkan rambutnya.
"Apa aja yang kamu masak." jawab Raja.
"Okay, gue kelarin dulu ngeringin rambut abis itu gue masakin."
Tak lama Fabi selesai dengan mengeringkan rambutnya dan sudah berganti pakaian. Dia hanya mengenakan koas berwarna biru langit lengan pendek yang sedikit kebesaran di badannya dan celana pendek berwarna ivory.
YOU ARE READING
Destiny
Teen FictionFabiano Sastra Anantha pemuda berusia 19 tahun ini harus menikah dengan seorang pria yang jauh lebih tua darinya, Rajandra Jawell Januarta. "Gue tau kita nikah tanpa cinta, tapi Lo bisa gak pahami gue dikit aja? Capek." "Maaf." Pernikahan melalui...