Pukul 19:33.
Terlihat layar handphone Zahra yang menyala dan memunculkan notifikasi baru. Zahra segera meraih handphone yang sedang diisi daya itu dan melihat notifikasi yang baru saja masuk. Ternyata notifikasi itu dari wali kelasnya.
"Kenapa Bu Anik chat malam-malam begini?!" gumam Zahra heran dalam hati. Ini pertama kalinya dia menerima pesan dari wali kelasnya.
Bu Anik| WAKEL
Zahra..
Besok kamu harus berangkat sekolah ya.. Sudah berhari-hari kamu tidak hadir di sekolah.Iya, Bu..
.
Karena seringnya dia tidak berangkat sekolah, Zahra mendapat pesan cinta dari sang wali kelas. Untungnya pesan itu bukan permintaan untuk membawa orang tua ke sekolah. Kalau sampai itu terjadi, bisa habis hidup Zahra. Jadi, besok pagi Zahra harus benar-benar pergi ke sekolah. Kalau wali kelasnya sampai bertanya ke ibu Zahra kenapa dirinyaa tidak berangkat lagi, bisa jadi masalah besar.
Zahra sibuk mencari seragam sekolahnya yang entah ke mana hilangnya. Dia mengacak-acak semua lemari, mencari di antara tumpukan baju lainnya. Ini pertama kalinya dia begitu kesusahan mencari baju. Pasalnya, besok semua murid diwajibkan mengenakan seragam sekolah yang sudah diberikan saat pendaftaran.
Zahra merasa semakin panik karena waktu semakin terus berjalan. Dia merasa seperti sedang berlomba melawan waktu untuk menemukan seragamnya. Setelah mencari dengan penuh keputusasaan, akhirnya dia menemukan seragam itu tergeletak di balik tumpukan baju yang lain. Rasa lega dan kelegaan langsung menyelimuti dirinya.
Dengan cepat, Zahra menyiapkan diri untuk tidur. Besok adalah hari yang penting baginya, dan dia ingin tampil sebaik mungkin dengan seragam sekolah yang sudah lama tidak dipakai. Dia berharap besok akan menjadi hari yang berbeda dan menarik, dengan semua murid mengenakan seragam sekolah.
❧ ☙
Bagi teman-teman Zahra, bertemu dengan teman sekelas sudah menjadi hal yang biasa. Namun bagi Zahra, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan seluruh teman sekelasnya.
Pukul 05:17
Ini pertama kalinya dari sekian lama, Zahra bangun begitu pagi. Tentu saja, itu semua berkat teriakan maut dari sang ibunda tercinta. Zahra ingin mandi, tapi air di pagi hari sepertinya tidak mau diajak kompromi. Akhirnya, Zahra masih dengan posisi jongkok di kamar mandi sambil menatap air yang tenang, lalu memainkannya. Dia merasa perlu beradaptasi terlebih dahulu, perlu PDKT terlebih dahulu, dan barulah ia benar-benar mulai mandi.
Setelah selesai dengan urusan mandi-memandinya, Zahra segera menuju ke meja makan di mana ibunya sudah menyiapkan sarapan. Tentu saja, dia sudah mengenakan seragam sekolahnya. Tidak mungkin dia pergi ke mana-mana tanpa mengenakan baju. Aurora ya kemana-mana.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 06:30. Zahra buru-buru meletakkan buku-buku yang harus dia bawa ke dalam tas dan bersiap-siap untuk berangkat.
Sesampainya di sekolah, Zahra bingung harus masuk ke kelas yang mana. Dia bertanya kepada temannya untuk memastikan agar dirinya tidak salah kelas.
Cewe kelas B
Zahra
Ini kelasnya yang mana? Sebelah mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Khuza
Teen FictionTak ada yang pernah tau jalan takdir. Bahkan gadis yang tengah duduk di bangku paling sudut itu tak akan menyangka jika dia harus berurusan dengan ikatan yang terbentuk tanpa sebuah nama. Ia tak menyangka jika takdirnya membawanya kepada lelaki yang...