Halo readers, setelah lama hiatus, akhirnya up juga
pada bab kali ini sangat panjang, tidak sxeperti bab sebelumnya. Bisa luangkan waktu yang lumayan banyak untuk membacanya.
Jika ada salah penulisan kata atau tanda baca, bisa tulis saja dikomen ya. Dan jangan lupa votenya. Terimakasih.
SELAMAT MEMBACA. Dan sampai jumpa di chapter selanjutnya
________________________________________________________________________________
"Dia siapa ??"
"Bukan siapa-siapa."
"Dia siapa !?!!" gertak gadis itu. Tampak dari suaranya, ia sangat marah.
"Dia cewe kan ?" lanjut gadis itu dengan pertanyaan.
"Itu tau. Masih aja nanya."
Mendengar jawaban dari lelaki itu, matanya tak kuat lagi membendung air mata yang ingin terjun membasahi pipi. Benar saja, gadis itu menangis sejadi-jadinya.
"Kenapa? Mau putus?" lanjut lelaki itu.
"Iya."
"Oke. Putus."
❧ ☙
1 Tahun yang lalu -
Suara tawa terdengar dari kedua mikrofon yang tengah menyala. Diiringi suara 'double kill' 'triple kill' 'miniac' 'savage' dari game yang mereka mainkan.
"Beban," ucap sosok lelaki dari balik mikrofon.
Lawan bicara sang lelaki pun terkejut mendengar bahwa dirinya dikatakan beban. Ia hanya terdiam dan tak menanggapi perkataan lelaki itu. Ia pun mematikan mikrofonnya dan hanya fokus pada game yang sedang dimainkan.
Tak butuh waktu lama, mereka menang. Dan mungkin benar apa perkataan lelaki itu 'beban'. Meskipun dengan kill yang pas-pasan, gadis itu tetap memiliki scor asist yang lumayan banyak. Itu menandakan bahwa ia ikut membantu dalam pertandingan. Tapi tetap saja, ia dikatakan beban.
Setelah pertandingan selesai, gadis itu mendapat pesan dari gamers lain. Tak disangka, lelaki yang mengatakan bahwa gadis itu beban lah yang mengirim pesan kepadanya. Isi pesannya pun masih tetap ejekan bertulis 'beban'. Gadis itu tak memperdulikannya dan melanjutkan permainan kedua tanpa lelaki itu.
"Lagipula game kan untuk hiburan," gerutu gadis itu.
"Ya... Meskipun game ini sebenarnya bikin stres," lanjutnya.
Dalam pertandingan keduanya itu, tampak sang gadis memainkan heronya dengan lihai, skill nya pun bukan asal pencet. Gadis itu memilih Hero yang skillnya sudah ia kuasai dengan baik. Laila, Hero marksman kesukaan banyak orang. Memainkannya juga tak sesulit hero-hero lain jadi wajar jika skillnya mudah dikuasai.
Gadis itupun memenangkan pertandingannya lagi dengan kill 18. Dan kali ini, dialah MVP nya. Memang benar apa kata orang-orang, terkadang jika kita bermain bersama dengan orang lain atau lebih dikenal dengan istilah MABAR (main bareng) itu entah kenapa skill suka nurun. tapi kalau lagi main sendiri, beuhh langsung bisa terjang musuh.
❧ ☙
Minta no WAnya dong.
Buat apa ?
Nambah kontak, sekalian kalo mau mabar, gampang dihubunginnya.
Oh, +62 ************
KAMU SEDANG MEMBACA
Khuza
Novela JuvenilTak ada yang pernah tau jalan takdir. Bahkan gadis yang tengah duduk di bangku paling sudut itu tak akan menyangka jika dia harus berurusan dengan ikatan yang terbentuk tanpa sebuah nama. Ia tak menyangka jika takdirnya membawanya kepada lelaki yang...