06

759 186 27
                                    

Sebulan Kemudian

JAMES LEUKE SALIM, putra kelima keluarga Leuke Salim itu merupakan  yang paling pendiam diantara para saudaranya yang lain. Paling biasa dan tidak memiliki jabatan setinggi saudara-saudaranya. Sering dirinya disebut anak tersabar lantaran tak terlalu dihiraukan ayahnya. James adalah saudara kandung Sonia, tapi mereka tidak pernah tahu siapa ibu kandung mereka. Sedari kecil, dia dirawat oleh Dania. Ibu kandungnya Naren, Veenan, dan Leysa sedang sang kakak, Sonia dirawat oleh ibu kandung Jordan; Meyla.

James paling dekat dengan Naren, kakak pertamanya. Lelaki itu yang meyakinkan James bahwa dirinya  berharga dikeluarga ini. Dulu, dia adalah yang paling problematik dan pernah berulang kali mencoba guna bunuh diri. Dan terakhir kali James mencoba untuk bunuh diri, malahan dia habis diamuk ayahnya.

Saat dia lulus kuliah dokter spesialis, James memutuskan angkat kaki dari mansion utama tepat saat ayahnya bercerai dengan mama Dania. James  memulai hidupnya mandiri selepas itu.

"Bisa aku duduk di sini," Seseorang membuyarkan atensi James yang tengah melamun di cafe rumah sakit.

Sekala mendongak, James terkejut sebab itu adalah Jordan. "Apa  kakak sedang ada masalah? Kamu seperti memikirkan banyak hal." Jordan pun menyerobot kopi milik James.

James memainkan epitel pipi. "Apa yang membuatmu jadi lebih sering ke rumah sakit daripada kantormu, Jordan."

Jordan terkekeh, "Semua saudara saudaraku di sini.  Dan apa kamu tidak dengar bahwa ayah meminta aku dan Leysa menerapkan ilmu kedokteran kami di sini?"

"Aku serta Leysa ditugaskan menjadi kepala dokter umum dan psikiatri di sini?"

"Konyol, kalian tidak punya track record praktek kedokteran tetapi menjadi kepala dokter?" James menggekengkan kepala. Sedang, Jordab hanya memutar bola mata malas.

"Bagaimana dengan Leuke Farmasi, siapa yang mengurusnya?" Tanyanya James.

"Sistem birokrasinya berubah, entah aku tidak tahu. Dia bilang itu untuk keadilan semua anak-anaknya. Aku dan Leysa menjadi yang paling kaya diantara kalian. Mungkin dia ingin menghindari kita berperang." Jawab Jordan sesukanya.

Kekehan kecil keluar dari labium James. Dia menyorot tajam. "Atau dia tengah menggiring kita dalam medan peperangan. Ayah ingin kita mencabik-cabik satu sama lain. Itu adalah faktanya.

Jordan menegakkan tubuh. "Apakah mama Dania membesarkan dirimu seperti ini? Dimatamu, ada banyak ketakutan, apa aku salah? Kamu masih saja sedih karena tidak tahu mama kandungmu, kak?" Tanyanya Jordan yang tanpa sadar membuat James mengeraskan rahangnya.

Tidak jauh dari sana, Veenan yang mendengar ucapan Jordan lantas mendekat dan menarik kerah adik bungsunya itu. "Jordan, jaga semua ucapan dari mulutmu!"

"Apa salahku, aku hanya bertanya biasa pada kak James. Kenapa, apa aku salah mengkhawatirkannya? Aku hanya ingin memastikan dia tidak mencoba bunuh diri lag—

Bugh... Veenan meninju pipi Jordan sampai membuat pria itu tersungkur dan menarik perhatian orang orang dicafe. "Jordan,"

"Sudah Veenan. Jangan membuat keributan." James menahan Veenan.

Sementara itu, Sonia dan Leysa yang mendengar ada keributan, buru buru  menghampiri.

"Jaga sikapmu Veenan, atau kamu akan menodai nama Leuke dengan sikapmu." Sonia mendorong Veenan lantas dia membantu Jordan berdiri.

Veenan membenarkan jas dokternya dan dia memijat kepalanya. Dia pun menatap satu demi satu saudaranya yang berdiri di depannya. Veenan— meyakini salah satu diantara mereka adalah orang dibalik manipulasi dari CT-Scan yang menyeret Rosey.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang