Sonia dan James Leuke Salim adalah saudara kandung. Namun keduanya dirawat oleh ibu berbeda, Sonia oleh ibunda Jordan sedang James selama ini dirawat oleh ibundanya Veenan. Ibu kandung mereka tidak diketahui, hanya ayah yang tahu sosoknya. Pun katanya, ibu kandung keduanya itu meninggal dikala beliau melahirkan mereka. Menurut desas-desusnya, Ibu kembar bersaudara itu adalah orang yang sangat dicintai ayahnya.
Meskipun kembar, Sonia dan James tumbuh berbanding terbalik. Sonia notabennya lebih dekat dengan si bungsu Leuke Salim, Jordan. Sedang James lebih dekat dengan Veenan dan Narendra. Leysa, jangan ditanya lagi; yang paling individual, melebihi Jordan.
Kendati orang-orang menganggap keluarga Leuke Salim dengan kagum karena kedekatan mereka, semua itu hanya rekayasa publik. Sebenarnya, mereka semua tidak sedekat yang diperlihatkan dipublik.
"Bagaimana bisa Sonia melakukan itu, jual beli organ? Apa dia kurang puas dengan kekayaannya?" Leysa menggerutu sembari mengangkat kuku-kukunya yang baru diwarnai.
Sementara di depannya, di sebuah sofa, Jordan beserta James terdiam dalam pikirannya masing-masing.
"Lalu dimana Veenan, kenapa dia tidak ada dalam situasi genting ini huh?" Lagi-lagi, Leysa mencebik tak suka.
Setengah muak dengan gerutuannya Leysa, Jordan membentak. "Sudah! Kamu ini memang keterlaluan Ley, begitu suka disaat ada saudaramu yang menderita." Jordan berdiri, dia menatap ketus pada Leysa.
Leysa tidak mau kalah, "Wow, kamu membela Sonia? Dia penjahat, hati Sonia itu sepertinya sangat kotor! Pantas anaknya autis."
"LEYSA!" James berteriak. Dia telak berdiri, mendekat pada Leysa. Lebih dekat dari posisi Jordan. "Sebaiknya jaga mulutmu sebelum kubungkam mulut sialanmu itu. Memang kenapa jika keponakanmu autis? Kamu itu memang tidak punya hati. Jika kamu yang diposisi anak autis, bagaimana perasaanmu, atau jika suadaramu autis, apa kamu akan tetap seperti ini?"
Jordan dan Leysa terhenyak, begitu pula dengan Veenan yang barusan masuk dan masih berdiri diambang pintu. Ruangan itu kini mendadak hening—hanya detak jam dinding yang mengiringi sebelum dipecah oleh tawa sumbang Leysa.
"Hahaha, memang siapa dari kita yang autis? Tidak ada." Leysa lalu berbalik, terdiam saat bersitatap dengan Veenan sebelum akhirnya melanjutkan langkah keluar ruang itu dengan angkuh.
Di sisi lain, Veenan tak tahu kenapa merasa tidak nyaman. Hatinya itu tiba-tiba gusar. Dia berusa supaya menghilangkan perasaan itu dengan menghampiri dua saudaranya yang lain.
"Apakah sudah ada dari kalian yang menemui Sonia?" Tanya Veenan.
Baik Jordan atau James gelengkan kepala. Namun, selepasnya James bersuara. "Ini ulahmu, kamu yang melaporkan Sonia, bukan?" Tanya James.
Mendengarnya, Veenan mendongak pada James. "Orang yang salah itu tetap salah. Itu adalah satu satunya hal yang bisa kulakukan untuk Kak Narendra."
Bulir air mata turun dari pelupuknya James. "Baik. Jika katakanlah data rahasia peninggalan kak Naren yang kamu temukan itu benar dan semua bukti mengarah pada Sonia, tetapi apakah Narendra akan melakukan langkah yang sama sepertimu Vee? Lalu kenapa kak Narendra selama ini diam jika dia tahu pasar gelap organ itu sudah berjalan setahun lebih."
Tangan Veenan terkepal, dadanya terasa sesak.
Jordan di antara ketegangan itu tak berkenan memberi kata apapun— kecuali, "Atau memang kamu ingin menyingkirkan Sonia." Lirih Jordan.
Dia mendekat pada Veenan, "Sonia adalah lawan kuatmu sebagai calon presdir Leuke menggantikan posisi Naren yang kosong. Bukankah hal ini akan menguntungkanmu?" Tawa kecil menyeruak dari labium Jordan.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
Teen FictionAnne Roseyta Pramudya, terpaksa menikah dengan Veenan Leuke Salim-seorang lelaki yang cintanya telah dimiliki oleh wanita lain yang adalah kakak Anne sendiri.