2

745 77 3
                                    

Ting!

haruto : bby? kamu mau aku bawain apa?

martabak telor aja kayak biasa

haruto : ok. pangeran meluncur

hati-hati ya
read

Doyoung lagi duduk di sofa ruang tamu rumahnya, nungguin haruto yang katanya mau dateng. Biasalah malem minggu, haruto pasti ngapel ke rumah doyoung. Kamu yang jomblo can't relate.

Songong emang haruto, padahal dia aja belum ada hilalnya buat nembak doyoung. Kelamaan nunggu moment, yang ada sebelum dapet moment udah kena tikung.

"Dek, ngapain lo? Nungguin hartono nih pasti?" tanya junkyu, kakaknya doyoung.

Junkyu ini kakak doyoung satu-satunya yang paling kiyowo, cuman mulutnya agak pedes aja, maklum temennya jihoon.

"Iyaa nih, katanya haruto mau dateng"

"Bawa apaan dia hari ini?" Junkyu duduk di sebelah doyoung.

"Martabak telor"

"DIH? LAGI?" ucap junkyu heboh.

"Ihh, aku yang minta kok kak"

"Yang bener aja sih, masa dia nggak ada inisiatif apa gitu. Ini pasti dia nanya kamu mau dibawain apa kan?" Tanya junkyu lagi. Matanya udah melotot, sambil mencebikan bibirnya kesel. Tapi lucuu.

Doyoung ngangguk pelan, ngeiyain pertanyaan junkyu.

"Tuh kan emang hartono tuh nggak peka. Kok kamu mau sih sama dia" junkyu kesel, dia ngehentak-hentakin kakinya pergi. Dia mau cabut aja ke kamarnya, males liat mukanya haruto.

Junkyu tuh sebel sama haruto. Kok bisa doyoung, adeknya yang imut itu naksir sama haruto. Padahal haruto itu cupu menurut junkyu. Haruto udah pdkt selama 6 bulan sama doyoung, tapi belum keliatan tanda-tanda mau nembak doyoung. Junkyu aja kesel liatnya, tapi kok doyoung santuy aja.

Emangnya enak hubungan tanpa status?

Mau cemburu aja nggak bisa, emangnya kamu punya hak? Kan kamu cuma flat shoes.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu rumah terdengar.

Kayaknya haruto udah dateng deh, doyoung langsung beranjak dari duduknya buat bukain haruto pintu.

"Masuk haru" doyoung mempersilahkan haruto masuk.

Haruto ngeletakin martabak telur yang tadi dia beli di atas meja.

Haruto duduk sambil merhatiin doyoung yang masih aja salah tingkah. Padahal ini bukan pertama kalinya haruto dateng ngapelin doyoung.

"Ish jangan ngeliatin aku gitu kenapa sih!" Kata doyoung malu-malu.

Sementara haruto malah senyum-senyum gaje.

"Kenapa sihh kamu lucu banget bby?" Haruto nguyel-uyel pipi doyoung gemes.

Junkyu yang keluar kamar buat ngambil minum, malah nggak sengaja liat kejadian itu.

Hoekk

Junkyu memberikan gestur seakan dia mau muntah liat kelakuan haruto. Pokoknya gedek banget dia tuh sama haruto. Bocah banyak gaya yang deketin adeknya dengan nggak tau malu. Sialnya, doyoung malah naksir haruto balik.

"Ehh kak junkyu" haruto sksd sama junkyu.

Junkyu muterin bola matanya males.

"Hmm"

"Gue bawa martabak telor nih kak hehe" haruto basa basi gitu sama junkyu.

"Gue sukanya martabak manis" ucap junkyu singkat, terus balik cabut ke kamarnya.

Kata-kata orang yang hobinya mendekam di kamar itu, sukses ngebuat haruto bertanya-tanya.

'Dia mau gue bawain martabak manis ya?' Batin haruto.

Sebenernya haruto tuh sedikit takut sama junkyu. Makanya kalo ketemu junkyu, haruto jadi suka ketawa gaje. Abisnya ekspresi muka junkyu nggak pernah keliatan baik kalo liat haruto. Haruto juga bingung kenapa junkyu nggak suka banget sama dia.

"Bby, kakak kamu nggak suka banget sama aku yaa?" Tanya haruto takut-takut. Sebenernya dia udah lama pengen nanya ini, tapi nggak enak sama doyoung.

"Kenapa kamu mikir gitu haru?" Tanya doyoung bingung.

Haruto mengarahkan pandangannya takut-takut kearah doyoung. Doyoung yang merasa heran ngeliat tingkah haruto, sontak mengikuti arah pandang haruto.

Di belakangnya ada junkyu yang mengintip dari pintu kamarnya. Dia lagi melototin haruto tajem.

"Dd-dari tadi kakak kamu melototin aku"

😭😭😭

tbc

Yeay, chapter 2 nya jadi. Pendek yaa? Tapi aku usahain setiap chapternya minimal 500 words. Mungkin story ini bakal selesai di chapter 25. Kali ini aku juga ngerencanain buat update setiap 2x seminggu di hari jum'at dan sabtu. Hopefully, kali ini aku bisa selesain semuanya.

mantan; jeongbby, harukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang