Jalankan peran

455 22 0
                                    

1. Gua mengalami kecelakaan parah di dunia asal gua.
2. Velyn yang ternyata jatuh pingsan bahkan mimisan akibat memaksakan diri untuk belajar.
3. Gua berada di tubuh Velyn, si tokoh utama dari Novel yang gua baca sebelum kecelakaan 'Dia Velyn'
4. Berakhir di dalam Novel dan gua harus ikut alur cerita Novel ini.

Casy sudah merangkai kejadian yang ia alami pada tanggal 26 oktober ini dan benar saja, semua ini sama sekali tidak dapat di jelaskan oleh otaknya.

'Apa mungkin Velyn yang asli lagi di tubuh gua ya?' Batinnya sambil terus menatap catatan yang ia buat barusan.

'Kalau iya gua juga ikut seneng, mungkin Velyn bisa ngerasain jadi anak kalau lagi di tubuh gua. Secara nyokap sama bokap gua ga pernah nuntut soal nilai, dan Velyn juga cukup pintar menurut gua'

Casy bangkit dari meja belajarnya lalu beralih mentap dirinya dari pantulan cermin besar di hadapannya.

"Lo cantik, pinter dan kuat banget Lyn, gua jadi ragu. Bisa ga ya gua ngejalanin ini semua?" Casy bermonolog sambil memperhatikan postur tubuhnya.

"Kalau iya lo lagi di tubuh gua, cuman satu yang gua pengen Lyn. Bahagia in ortu gua karna mungkin gua ga bakal balik lagi kesana" Air matanya jatuh tak kala merasakan dadanya yang sesak, mungkin dia merindukan keluarga kecilnya.

'Gua ga boleh lemah, gua pasti bisa sekuat Velyn, gua ga boleh jadi Casy di sini, karna Velyn itu anti menye menye' Batinnya meyakinkan dirinya sendiri.

"Bahagia terus buat Gua dan Velyn" Monolog Casy sambil menatap ke arah langit langit kamarnya, agar air matanya tidak terjun membasahi pipinya.

Trriiiiiriring

Bunyi alarm itu mengganggu Casy yang tengah dalam mode sedihnya. Lantas dirinya bergegas hendak mematikan alarm tersebut sampai saat ia melihat note kecil yang tertulis di layar alarm itu 'Belajar Lyn, Lo kuat'

Melihat itu, Casy langsung mengambil duduk di depan meja belajar dan mulai melakukan apa yang tertera di alarm tadi.
Dirinya benar benar di buat kagum oleh sosok Velyn ini, dia begitu kuat.

'Gua bakal bikin nyokap bokap Velyn menyesal!'

Oke yeorobun, kayaknya mulai dari sini kita change Casy jadi Velyn okey?

Setelah belajar dan berkutat dengan pikirannya, Velyn memutuskan untuk tidur karna jam sudah menunjuk pukul 22.35 yang artinya dirinya sudah berada di meja belajar ini selama 3 jam.

Tidur Velyn merasa terganggu karena seseorang baru saja menepuk nepuk pipinya, walaupun pelan tapi itu sungguh membuatnya terusik.

"Non, bangun! Di bawah ada non Alina" Orang itu terus menepuk pipi Velyn untuk membangunkannya.

"Iya" Jawab Velyn berusaha membuka matanya.

"Udah jam 6 loh non, buruan ntar di amuk non Alina, lho" Ucap Bi Ria, ART yang bekerja di rumahnya.

"Biasanya masuk sekolah jam berapa?" Tanya Velyn yang sudah duduk di atas ranjang tapi masih mengumpulkan nyawa.

"15 menit lagi paling masuk" Jawab Bi Ria yang tentu berbohong.

Mendengar hal itu, Velyn langsung membelalakkan matany dan langsung berlari menuju kamar mandi untuk siap siap ke sekolah.

"Ga biasanya sampe harus di bangunin dulu" Bi Ria bermonolog sambil menatap punggung Velyn yang hilang di balik pintu kamar mandi sebelum meninggalkan kamar Velyn.

"Eh Non Alina, baru nyampe?" Sapa Bibi Ria pada Alina yang baru saja masuk.

"Dari tadi sih bi, cuman tadi nunggu di mobil. Si Velyn mana bi? Biasanya udah stay di depan?" Tanya Alina

"Itu, lagi mandi. Kayaknya habis begadang deh, baru kali ini bibi bangunin non Velyn buat berangkat ke sekolah" Jawab Bi Ria sambil menuruni tangga.

"Kayaknya gitu deh bi" Jawab Alina mengambil duduk di sofa ruang tengah.

"Mau minum dulu atau sarapan dulu non?" Tawar Bi Ria.

"Ga usah bi, Alin udah sarapn tadi" Tolaknya halus dengan senyum ramah nan manis ala Alina Jovenya.

"Yaudah, bibi ke dap-" Ucapan Bi Ria terpotong karna suara gaduh yang di timbulkan oleh Velyn dari tangga.

"Bi, Elin berangkat dulu. Cepat telat ini Na" Velyn yang baru saja turun langsung menarik tangan Alina keluar dari rumah begitu saja.

"Woy Calm down! Masih pagi juga, ga bakal telat" Velyn menghentikan langkahnya lalu berbalik badan menghadap Alina.

"Kata pembantu tadi 15 menit lagi masuk"

"Yang sekolah lo apa Bi Ria, si?" Tanya Alina sambil mengatur nafasnya.
"Bentar? Sejak kapan lo manggil Bi Ria dengan sebutan pembantu?" Velyn sempat tertegun mendengar pertanyaan Alina.

"Kan emang Bi Ria pembantu" Jawab Velyn menetralkan raut wajahnya.

"Ya emang, tapi gua ga pernah dengar lo bilang gitu sebelumnya"

"Ck, udah Na! buruan ke sekolah cepet" Velyn kembali menarik tangan Alina untuk masuk ke dalam mobil.

Sesampainya di sekolah, Velyn menjadi panik saat ia ingat bahwa Velyn dan Alina berada di kelas yang berbeda.

'Author sialan! Kenapa bikin mereka beda kelas si? Biasanya juga tokoh utama itu always bareng sahabat' Batinnya mengumpati Author dari penulis novel ini.

Harus pada siapa Velyn meminta tolong? Akan aneh nantinya jika dia bertanya dimana lokasi kelasnya bukan?

"Na, temenin gua ke kelas yaa" Pinta Velyn dengan Puppy eyes nya.

"Ga, males ntar ketemu trio bacot sama tuh juga, tunangan lo" Alina dengan tegas menolak.

"Inaaa" Rengek Velyn sambil menggoyang goyangkan lengan Alina.

"Itu, bareng aja sama tunangan lo" Alina menunjuk kearah belakang Velyn dengan dagunya.

"Ga mau, males berurusan sama cowok brengsek kayak dia" Ucap Velyn tanpa sadar dan masih dalam rengekkannya.

"What? A-apa lo bilang Lyn? Valen cowok brengsek? Ga salah nih kuping gua?"

"Ya, emang gitu kan? Valen emang brengsek? Gua nya aja yang bodoh udah cinta sama dia" Ucap Velyn tanpa rasa bersalah setelah mengucapkan kalimat itu.

"G-gua duluan ya, bye" Secepat kilat Alina pergi meninggalkan Velyn yang tengah mengumpati dirinya.

"Wah Sialan!"

"Ga salah denger gua barusan?" Tanya seseorang dari belakang Velyn dengan suara beratnya.
"Greci Velyna Gionarld barusan bilang gua cowok brengesek?" Lanjut orang itu.

Velyn berbalik dan seketika tertegun melihat sosok di belakangnya itu, bukan hantu tapi.

'Njir, cakep. Tunangan gua nih?' Batinnya sambil terus menatap wajah indah pria itu.

"Maaf ya, Tuan Valen Aregal. Tapi emang gitu kenyataannya" Velyn mencoba menjawab setenang mungkin, namun terlanjur emosi mengingat seperti apa watak Valen di novel ini.

"Ganteng tapi ga punya hati, wle!" Velyn menjulurkan lidahnya sebelum berlari meninggalkan Valen.

'Sejak kapan Velyn jadi gitu?'

















Seperti biasa ya sayang♡...

DIA VELYNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang