Rencana

205 14 2
                                    

Hari ini, Velyn dan Alina membuat janji temu sehabis jam istirahat di taman belakang sekolah untuk membahas rencana mereka.

"Kemaren gua udah minta pindah duduk sama Bu Deil" Ucap Velyn sambil mengemut permen tangkai.

"Dibolehin?" Tanya Alina yang juga sedang mengemut permen yang sama.

"Iya, gua sekarang duduk di bangku pojok deket jendela"

"Yang deket loker itu?"

Velyn mengangguk kan kepalanya lalu memutar arah badannya kesamping agar berhadapan dengan Alina.

"Kalau buat jauh dari Valen gua bisa Handle Na. But, untuk deket sama Gesha gua ga bisa" Jelas Velyn dengan nada lesu.

"Kita lewatin sama sama" Ucap Alina sambil memegangi kedua pundak Velyn.

"Cah! Sekarang apa rencana lo?" Tanya Alina menurunkan tangannya dari pundak Velyn.

"Gua mau jauhin Valen"

"Itu tujuan lo ege, maksud gua rencana lo biar bisa jauh dari Valen gimana?"

"Ya ngejauhin dia, nanti kalau gua rasa kita udah cukup asing, gua bakal minta ke nyokap bokap buat batalin pertunangan kami dengan syarat gua bakal balikin nilai nilai gua sesempurna kemaren"

"Kalau lo harus belajar mati matian dengan kondisi fisik lo yang kayak gini gua ga setuju" Tolak Alina tegas, dia tahu betul kondisi fisik Velyn setelah dirundung oleh Gesha and the gang.

"Gua janji, lo bisa awasin gua" Ucap Velyn meyakinkan sahabatnya.

Alina menyugar rambut panjangnya kebelakang lalu membuang nafasnya kasar.

"Lo harus janji dan lo harus tepati" Ucap Alina sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Promises" Velyn menyautkan jari kelingkingnya sambil tersenyum hangat.

Bel masuk kelas berbunyi membuat dua orang sahabat itu bergegas kembali menuju kelas.

Velyn berjalan sendirian menyusuri lorong dengan bersenandung kecil karna posisi kelasnya dengan Alina yang berbeda membuat mereka berpisah di taman tadi.

"Velyn" Pekik seseorang dari belakang.

"Kenapa?" Tanya Velyn pada seorang siswi teman sekelasnya.

"Valen berantem sama murid baru, si Jihoon" Jelas siswi itu dengan raut wajah panik.

Velyn menaikkan alis matanya sebelah tanda dia sedang keheranan.

"Urusannya sama gua? Mereka kan cowok bisa ngehandle masalah sendiri" Ucap Velyn membuat siswi tadi terdiam.

"I-iya juga sih"

Velyn mengangguk lalu merangkul siswi itu untuk berjalan bersama ke kelas.

"Tapi Lyn, sejak kapan lo bodo amat gini soal Valen?" Tanya siswi itu.

"Sejak gua ilang rasa sama dia"

"Dih? Gitu doang?"

"Ya iya, gimana lagi?"

"Ga sih"

Velyn mengangguk lalu melepas rangkulannya saat sudah berada di dalam kelas dan berjalan menuju bangkunya.

Baru saja hendak mendudukkan dirinya, Velyn dibuat terperanjat mendengar teriakan seseorang dari luar kelas.

"Velyn!"

Sosok yang meneriakinya itu adalah Gesha yang berjalan menghampirinya dengan emosi yang terlihat menggebu gebu.

Plak!

Gesha mendaratkan tamparannya tepat di pipi kanan Velyn.

"Gesha!" Marah Keysa yang lalu menghampiri Gesha.
"Apa apaan sih lo? Datang datang main nampar aja"  Lanjutnya sambil menarik mundur tubuh Gesha agar jauh dari Velyn.

"Lo tanya sama temen lo ini" Jawab Gesha sambil menunjuk Velyn.

"Apa yang dia perbuat sampai sampai Valen berantem sama murid baru itu?" Lanjutnya

Keysa menoleh ke arah Velyn lalu mengendikkan kepalanya.

Velyn menggeleng pertanda dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Sementara yang terjadi di lapangan sekolah adalah pertengkaran yang dilakukan Jihoon dan Valen.

Mereka sama sama saling melayangkan pukulan, Gesha yang berada di sana sudah kewalahan untuk menghentikan mereka.

Sementara murid lain hanya berkumpul untuk menonton hingga dua orang guru pria datang melerai dan membawa mereka ke ruang BK untuk di proses.

"Gua ga tau apa apa, kenapa lo langsung nampar gua?" Ujar Velyn setenang mungkin.

"Bacot lo! Mereka berantem gara gara lo"

"Darimana lo tau itu gara gara Velyn?" Tanya Tata sambil bersedekap dada.

"Gua disana, dan gua denger mereka bahas apa" Jawab Gesha ngegas.

"Gua ga ngapa ngapain Sha. Sumpah, gua aja habis dari taman belakang sama Alina" Jelas Velyn.

Brak!

Semua orang menoleh ke arah pintu kelas yang di buka dengan sangat kasar.

"Valen, kamu gak apa apa?" Gesha berlari menghampiri Valen yang berada di depan pintu dengan raut wajah marahnya.

"Ga luka kan?" Tanya Gesha lagi sambil mengecek tubuh Valen.

Valen tak menggubris Gesha dan berjalan mendekati Velyn yang diam mematung di bangkunya.

"Duduk sama gua!" Ucap Valen lalu menyaut tas Velyn dan membawanya ke tempat duduknya.

"E-eh?" Velyn mengerjap beberapa kali.
"Ga mau, gua ga mau sebangku sama lo lagi" Pekik Velyn dari tempatnya.

Valen menoleh dan melemparkan tatapan tajam dengan wajah datarnya kepada Velyn.

Velyn menelan saliva nya gugup di tatap Valen seperti itu.
Lalu cepat membuang pandangannya ke arah lain.

"Ga ada penolakan" Ucap Valen lalu mendudukkan dirinya membuat Velyn kembali menatapnya.

"Gua ga mau Valen! Ngerti ga sih?"

"Jangan bantah gua!" Ucap Valen dingin tanpa menatap Velyn.

Sementara Gesha hanya diam mematung kesal menyaksikan perdebatan Two V itu.

"Dia ga mau, lo ga boleh maksa"
Semua orang kompak menoleh ke arah Gesha, membuatnya ikut menoleh kebelakang.

"Dia tunangan gua, lo ga usah ikut campur" Semua orang menoleh kembali kepada Valen.

"Cih! Lo kemana aja kemaren?" Ucap Jihoon dengan kekehan kecil di akhir kalimat.

"Udah cukup!" Lerai Velyn sedikit berteriak.

"Oke, gua balik duduk sama lo" Final Velyn lalu bergerak ke bangkunya semula.





Please.. Jangan sidder's ya walaupun ceritanya ga bagus sih, hehe

DIA VELYNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang