W 4 | Kak Vina?

40 18 15
                                    

Maaf, Privasi

•••••


Satu bulan yang lalu ...

Seorang gadis yang memakai leotard dengan warna peach baru saja keluar dari gedung berpapan nama 'The ballet school Via'. Gedung di tengah kota yang dengan kokohnya berdiri di antara pencakar langit lainnya. Gedung yang akan selalu menjadi tujuan Aruna di setiap jadwalnya.

ARUNA berjingkat kala kaki jenjang yang di balut Ballet slippers itu hampir menyentuh genangan. Rambutnya yang panjang tergelung rapi, tapi beberapa helaian yang sengaja ia keluarkan cukup untuk tetap membuat angin bisa menggoyangkannya.

"Aruna." Langkah Aruna terhenti, gadis itu berbalik menatap seseorang yang memanggil namanya.

"Saya membuat 'dia' untukmu. Kamu karakter terkuatku."

Seorang gadis memakai dress panjang berwarna hijau. Rambutnya yang panjang terurai diombang-ambingkan oleh sang angin. Liptint merah jambu ter-oles di bibirnya. Tangan kanan memegang sebuah buku bersampul hitam. Dan kalung berliontin kristal bintang tampak cantik melingkari lehernya.

Aruna mengerutkan dahi dan membulatkan mata, tampak speechless melihat wanita di depannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna mengerutkan dahi dan membulatkan mata, tampak speechless melihat wanita di depannya ini. Walau otaknya terus memproses sepotong kalimat yang baru saja mendobrak pikirannya.

"Maksud kamu apa?"

Gadis itu tersenyum. "Aku, Biru—,"

"Aru!"

Aruna tersentak dan refleks menoleh ke kanan, kembali menatap ke depan gadis bernama Biru tadi telah berbalik berjalan menjauhi dirinya.

"Kak Vina nungguin kamu, masuk dulu," ucap seseorang gadis yang juga memakai leotard.

Aruna tidak menghiraukan perintah dari temannya. Otaknya hanya memproses kalimat yang di ucapkan wanita itu. Siapa gadis itu? Omongannya tidak jelas sekali. Apakah gadis itu salah memanggil orang, karna itu dia langsung berbalik tanpa pamit ketika ada kesempatan? Tapi, tadi jelas-jelas dia memanggil 'Aru'.

"Aruna, bulan depan akan ada opera dan pertunjukkan balet untuk di tampilkan. And you will be one of the people who prepare it." Tidak sadar, Vina-seorang pelatih senior di kelasnya sudah berada tepat di hadapan Aruna.

Tubuh Vina langsing, rambutnya sedikit lebih panjang dari bahunya. Pahatan wajahnya halus, bibirnya memakai liptint berwarna orange sangat kontras dengan warna kulitnya yang seputih susu.

Aruna tersadar dari lamunannya, ia mengerti apa maksud dari kata mempersiapkan itu.

"Tapi, Kak, kepercayaan saya-,"

"Kamu punya satu bulan penuh untuk mengumpulkan semua kepercayaan diri kamu. Latihan di mulai besok," potong Vina sembari mengukir senyum di wajahnya.

Aruna mengangguk. Namun, sesuatu berkecamuk di dalam benaknya, bagaimana cara mengaturnya? Ia membutuhkan waktu yang lebih untuk berlatih terlebih lagi, nilai akademis yang tidak boleh pernah menurun.

waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang