bab 6

8.7K 23 0
                                    

Jessica yang sudah selesai segera di tarik kebawah dipaksa duduk terseok di bawah meja. Seseorang datang dan mengacungkan batang kemaluan dihadapan wajahnya.
"Ayo, cantik entotin kontol abang" paksa orang itu

Membayangkannya saja membuatnya jijik apalagi melakukannya sehingga ia hanya menunduk dan tidak mau melakukan hal yang melecehkan martabatnya itu.
"Buruaaann, dasar pecunn!" orang itu tak sabar dan menjambak rambut Jessica

Penis itu semakin dekat dengan bibirnya yang indah.
"Emmmmmm" Jessica memilih bungkam
"Oh mau ngelawan lo ye" ujar orang itu

Orang itu menjambak rambut Jessica dengan kuat memaksanya agar mau membuka mulutnya.
"Aaaahhhhhh,, mmmmmmppppppp" erang jessica dan mulutnya langsung disusupi batangkemaluan orang itu
"Hahaha, bagus ayo entot terus" kata orang itu sambil menggerak-gerakkan kepala gadis itu untuk menikmati sensasi kuluman Jessica

Sementara itu orang yang memperkosa Fenny kini juga telah mencapaiklimaks.
"Wah, gue udah gak kuat nih, haaaaahh" ujar orang itu
"Hentikaaaaaann baaaaanng, jangaaann di dalaaaaamm" pintanya
"Hehe, emang kenapa sayang?" ujarnya pura - pura bego
"Aaaahhh, nanti sa...yaaaaa bisa aaaaaaaaahh" belum sempat bicara ia merasakan cairan hangat telah mengisi rahimnya.
"Hahaha, telat neng udah keburu keluar" ujar orang itu menggodanya
"Uuhuhuhuhuh" Fenny menangis menderu deru.

Pemerkosaan itu terus berlangsung hingga hari mulai senja karena petugas keamanan juga ikut datang untuk menikmati tubuh dua gadis primadona yang sudah didambakan sejak lama.

Malam harinya mereka tidak langsung melepaskan begitu saja buruan mereka. Malahan mereka mengundang beberapa temannya lewat telepon. Mereka mulai membicarkan mengenai nilai rupiah yang menandakan bahwa nasib dua gadis remaja itu akan berujung pada tindakan komersial atas tubuh mereka.

Jessica yang masih lemas tersadar saat dibangunkan oleh salah seorang dari mereka.
"Heh, bangun lo masih banyak kerjaan hari ini" ujar salah seorang

Saat ia baru saja mulai sadar dirinya merasakan bahwa tangannya diikat ke atas dengan tali yang menjuntai di atap sehingga dua buah dadanya seperti buah apel matang yang siap di petik. Ia sempat menoleh ke kanan kiri mencari Fenny temannya. Ternyata Fenny masih memuaskan nafsu salah seorang dengan mengulum penisnya, tetapi orang itu berbeda dari yang tadi. Dugaannya benar bahwa ada orang baru yang berdatangan di gudang itu. Sementara orang-orang yang sudah menikmatinya terlebih dahulu yakni para petugas kebersihan sekolah malah sibuk menghitung uang. Ia akhirnya sadar bahwa tubuhnya dan temannya sedang di komersilkan oleh orang-orang yang baru datang, sungguh ironis.

"Ooooo,oke juga nih cewek nemu di mana lo?" tanya orang yang baru datang itu
"Hehe, berani berapa loh?" tanya orang yang di sampingnya
"Apa!, brengsek lepasin gue!" pekik Jessica tidak terima tubuhnya dijual
"Plaakkkkkk" tamparan keras malah mendarat pingulnya
"Aaaaahhhh,ahahaha" Jessica menangis
"Heh!, dasar pecun diem lo" bentak orang yang hendak menjualnya
"Hehe, udah gue kasih Ceban gimana?" tawar orang itu
"Tambahin dikit dong" ujar orang itu minta tambah

Jessica hanya bisa menundukkan kepala karena marasa miris mendengar percakapan mengenai tubuhnya yang di tawar-tawar seperti cabe dipasar.

Akhirnya mereka mencapai kesepakatan dan orang yang membayar segera menikmati keindahan tubuh Jessica yang hanya mengenakan kemeja putih terbuka dan sepatu dengan kaos kaki panjangnya.
"Hehe, ayo neng, seneng - seneng sama abang" ujarnya sambil menempelkan telapaktangannya yang kasar di payudara Jessica
"Ughhhh" rintihnya sambil memejamkan mata
"Kenyel -kenyel nikmat toketnya" sanjung orang itu

Jessica menundukkan wajahnya sambil memejamkan mata karena malu, baru kali ini ia di perlakukan seperti ini.
"Gimana kalo ane giniin neng" ujar orang itu sembari merapatkan ibu jari dan jari telunjuknnya pada puting susu Jessica untuk memilinnya
"Umhhhhhh, ja....nga...n" desah gadis itu

primadona sekolah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang