06. Jeongwoo Choi

637 55 1
                                    

"PARK JIHOON, KIM JUNKYU, CUKUP!" Teriak Hyunsuk dihadapan mereka bedua yang sedari tadi tidak bisa Hyunsuk lerai.

Jihoon dan orang yang bernama Junkyu itu langsung berhenti adu mulut. Iya, dari tadi bukan ada adegan pukul-pukulan, melainkan adegan adu mulut. Maka dari itu dengan Hyunsuk yang pusing dengarnya, ia sempat melerai mereka dengan lembut, tetap tidak berhasil. Sekarang dengan bentakannya, akhirnya mereka pun diam.

"Kalian itu sudah dewasa dan aku sama sekali tidak memilih kalian berdua, kalian sama saja!"

"Kak, bagaimana kau bisa menyamakan aku dengan pria yang gila dengan mu ini?"

"Sialan! Pria gila katamu? Apa bedanya dengan mu sekarang, huh?" Ucap Jihoon tidak Terima.

Lagi-lagi masih bertengkar, Karena Hyunsuk sudah capek melerai mereka, ia memutuskan untuk pergi dari sana dengan taxi yang pas sekali lewat.

"Pak, Antarkan saya dialamat rumah ini ya,"

"Wah, ini jauh dan bayarnya juga mahal, tidak apa-apa?"

"Boleh! Saya akan bayar berapapun, tolong antarkan saya ya, Pak!" Ucap Hyunsuk terburu-buru, Supir taxi yang melihat itu pun ikut tergesa-gesa menyalakan mesin mobilnya lalu melajukannya.

"Masih kuliah saja sudah kepala besar, sudah lah kita tanya Hyunsuk saja! Gimana, Hyun-- EH? Tuh kan bocah sialan, Hyunsuk jadi pergi gara-gara kau!" Ucap Jihoon yang menyalahkan Junkyu.

"Ah Sialan, aku belum meminta nomor telepon Kak Hyunsuk!" Ucap Junkyu yang frustasi, padahal ia bertemu Hyunsuk tadi ingin berbisnis untuk menjual Rukonya yang sejak 2 tahun lalu tidak ada yang ingin menyewa atau membelinya.

Kurang sedikit lagi Rukonya itu terjual, tetapi gara-gara orang sialan ini uangnya menghilang. "Kau! Kasih nomor Kak Hyunsuk kepadaku!"

"Enak saja, dasar tidak sopan! Kau pasti ingin merebutnya kan? Tidak bisa!" Ucap Jihoon yang langsung meninggalkan Junkyu yang sempat mengepalkan tangannya.

"PARK JIHOON!"

"Anak kurang ajar!"

Marriage contract

Akhirnya Hyunsuk pun sampai dirumah Jihoon dengan tenang, aman dan damai. Ah, tetapi dia lupa untuk menanyakan Junkyu tentang Ruko-rukonya, Junkyu menawarkan 3 Ruko. Hyunsuk menyukai 2 rukonya, dan dia ingin menawarkan dengan harga teman (Murah) Agar bisnis nya berjalan lancar.

Hanya gara-gara seorang Park Jihoon, membuat ia kehilangan harga ruko yang murah. Dasar Park Jihoon, kenapa ia juga menghampiri ia disana? Apa dia menyewa orang untuk mengikuti nya?

Jika memang seperti itu, namanya bukan Park Jihoon lagi tetapi Park gila Jihoon, Kenapa ia menyewa orang-orang untuk mengikuti nya? terlihat seperti posesif husband, eh tetapi kan udah divorce. A such posesif boy friend. Mungkin itu yang cocok dengan Jihoon, bukan pacar melainkan teman laki-laki.

Eh, tapi mana ada teman berhubungan badan?

"CHOI HYUNSUK!" suara Park Jihoon menggelegar di ruangan yang tidak bisa dibilang kecil.

"Jangan berteriak! Kau juga kenapa sih? aku kan ingin melihat ruko nya," ucap Hyunsuk yang masih kesal.

"Hey, pria asing tadi-"

"Kim Junkyu,"

"Iya iya terserah, pria yang bernama Kim Junkyu tadi sangat tidak sopan tahu? Dia berusaha ingin merebutmu dari ku, tentu aku tidak bisa membiarkan nya kan?" ucap Jihoon.

Hyunsuk yang mendengar itu memandang oknum Park Jihoon malas, "Bagaimana kau tahu jika ia akan merebutku darimu? Dia saja sudah punya pacar, dan pacarnya itu sudah dekat dengan ku saat sewaktu bangku sekolah menengah atas!"

"Dan, mengapa kau sangat khawatir jika aku direbut seseorang? kita sudah bercerai bukan?" lanjut perkataan Hyunsuk membuat Jihoon yang mendengarkannya tampak tersadar sesaat.

"Ah, benar juga... Eh tapi jika utusan nenek melihat bisa berbahaya kan?" Batin Jihoon.

"Ku peringatkan kau agar tidak terlalu percaya diri dahulu, aku takut jika utusan nenek melihat nya, kau tidak mau kan image mu dihadapan nenek jelek?"

Hyunsuk mendengus kesal, ada benarnya juga Park Jihoon ini, duh! Jadi malu karena sudah pede...

"Huh, terserah!" ucap Hyunsuk langsung masuk ke kamarnya.

————

Kringg!!! Kringg!!

"YOSHI?"

Pip

"MOMMYYY!!!! JEWU KANGEN HIKS HUWEEE!!" 

Baru saja ia mengangkat telfon dari Yoshi, Tiba-tiba suara anak kecil memenuhi gendang telinga nya.

"Sayang, kenapa nangis hum?? Paman Yoshi nakal ya?"

Jeongwoo yang berada di sebrang mengangguk semangat, "Hiks, Iya! dia telus membuat janji bahwa mommy akan datang besok siang, tapi sampai sekalang mommy belum datang juga, mommy dimana huhu," ucapnya pada mulut kecil itu, aih menggemaskan sekali anaknya itu.

Hyunsuk terkekeh pelan, "Sayang yang dikatakan paman itu benar, seharusnya mommy sudah berada di Australia dari kemarin tetapi mommy pikir lagi sebaiknya kalian berdua saja disini, Jeongwoo tidak ingin melihat api yang besar lagi kan?" tanya Hyunsuk lembut.

Jeongwoo mengangguk pelan, "Huum! tapi mommy janji ya besok siang halus ada!"  ucapnya mengancam, Yoshi yang sedaru tadi memegang handphone itu hanya tersenyum tipis, ya meskipun anak dari crush lamanya itu agak menjelekan dirinya.

"Yasudah, paman tutup telfonnya ya?"

"Paman! aku kan masih ingin bicala dengan mommy! tuh lihat, paman Yoshi melalang ku belbicala dengan mommy!" Serunya.

"Bukan melarang, hanya tangan paman sangat capek karena menahan handphone ini sedari tadi," Keluh Yoshi langsung di sambut gelak tawa dari sebrang.

"HAHAHAHA Astaga... Yoshi-ya, maafkan anakku ya? sepertinya terlalu merepotkan mengurus Jeongwoo sendirian,"

"Tidak serepot itu kak, Jeongwoo sering tidur jadi di tenda kita tidak selalu ramai,"

"Syukur lah,"

"Ya sudah, aku tutup ya kak telfonnya!"

"Iya, bye bye!"

Pip!

Marriage Contract

halooooo

see you next chap!

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang