Junghwan berdiri dari duduknya, "Kak, makasih ya udah dengerin cerita Junghwan, nanti kalau ada waktu mampirlah ke apart ku."
Yoshi pun ikut berdiri dari duduk nya, "Ah, cepat sekali kau ingin kembali. Sudah, gampang itu, aku akan mengabari jika aku ingin kesana."
"Eh, aku antar sampai halte ya?" tawar Yoshi.
"Oh, tidak usah kak, aku tidak apa-apa. Lagipula nanti kalau kakak diculik bagaimana?"
Yoshi tertawa, "Hahaha, kau kira aku ini anak kecil? aku bahkan lebih tua dari mu tau!"
"Begitu ya, tapi mengapa kakak begitu lucu dan manis?"
Wajah Yoshi memerah, "Hey, kau ini bercanda ya!" ucap Yoshi lalu menepuk pundak Junghwan dengan keras berkali-kali.
"Hahaha, hey hey sudah kak." Junghwan menghentikan pukulan Yoshi kepadanya.
Yoshi menghentikan pukulannya dan masih marah menatap Junghwan. "Hey, aku pergi dulu ya? Dah," ucap Junghwan mencubit pipi Yoshi sebentar lalu pergi.
"Astaga, apa yang baru saja aku lakukan, kami bahkan berbeda 6 tahun."
Marriage Contract
"Kau ini mau membawa kita kemana? bukankah kita harus menyusul anakku?" tanya Hyunsuk.
"Anak kita," balas Jihoon.
Hyunsuk berdecih pelan, "Tch, dasar bodoh, kenapa kau masih menganggap anak itu anak mu? padahal kau saja tidak pernah menyentuh ku selama kita mengikat satu sama lain."
CKITTTT
Jihoon langsung memberhentikan mobilnya, "Hey, kau ingin mati ya!" ucap Hyunsuk lantang dihadapan Jihoon.
"Hyunsuk, apa kau lupa malam itu? tiga bulan sebelum perceraian kita?" tanya Jihoon benar-benar serius.
"Malam apa? kau jangan mengada!" jawab Hyunsuk sedikit terbata-bata.
"Kau tidak ingat reuni SMA mu? kau minta izin kepadaku ingin reuni bersama teman-teman lamamu sampai kau mabuk berat dan memanggil namaku di restoran itu. Dan, salah satu teman mu yang mabuk menelfonku untuk menjemput mu."
flashback +
"Brengsek, kenapa semua orang sama saja, hah! mereka tidak tau aku sekarang menjadi orang kaya? perlu aku beri pelajaran." Hyunsuk meracau tidak jelas karena dia sudah meminum 3 botol bir di acara reuninya.
Semua yang berada disana tertawa, "Heh, sombong sekali ucapan mu."
"Hey, apa kau tidak berencana membunuh neneknya itu? kau bisa saja dapat uang lebih banyak karena kau menantu kesayangannya!" ucap salah satu temannya yang meracau tidak jelas.
Hyunsuk menoleh kesamping dan mendekatkan diri ke meja, "Tidak mungkin aku membunuhnya, dia yang paling banyak membantu ku."
Sahabat SMA Hyunsuk langsung berdiri dari tempat duduknya, "Membantu apanya? dia selalu datang terlambat setelah kau dipukuli oleh suami bajingan mu itu."
"Ah, dasar pahlawan kesiangan!" lanjut perkataan teman Hyunsuk yang lain.
Hyunsuk memutar bola matanya malas, "Hey Yeonjun, tenang lah, kau membuat ku terkejut."
Hyunsuk kembali meminum alkoholnya dengan dosis yang tinggi, tidak lama kemudian dia pingsan di atas meja. Temannya pun mengeluh, karena sudah tujuh orang temannya yang pingsan dan tidak tau cara membawa kerumah asalnya.
"Telfon suami brengseknya itu, suruh dia kemari."
Tidak lama Jihoon menerima telfon itu dan langsung bergegas menuju tempat reuni Hyunsuk dengan mengebut sampai hampir menabrak kakek-kakek yang ingin berjalan di malam itu.
Jihoon masuk ke tempat club dengan tergesa-gesa dan menanyakan dimana tempat reuni SMA yang diadakan oleh Hyunsuk dan teman-temannya.
"Permisi, saya ingin menanyakan ruangan yang reuni SMA."
"Reuni SMA yang mana ya? disini ada 2, yang satu Treasure High School, yang satunya lagi Bongseok High School."
Dengan cepat Jihoon menjawab, "Treasure high School!"
"Baik, anda lurus saja nanti belok kiri nah itu ruangan paling pojok ada tulisannya."
Jihoon pun mengangguk dan tidak lupa mengucapkan terimakasih. Dengan tergesa-gesa dia membuka pintu seperti mendobrak, dan para teman Hyunsuk memberikan Hyunsuk kepada Jihoon.
"Bawa dia, dan jangan buat dia kemari lagi!" ucap salah satu teman Hyunsuk, yang Jihoon tau, itu Yeonjun, salah satu pacar karyawannya bernama Soobin.
"Terimakasih."
Setelah mengucapkan terimakasih, dia langsung membawa Hyunsuk yang mabuk berat kedalam mobil. Hyunsuk termasuk orang yang kuat dalam meminum bir, tapi ya mungkin dia meminumnya dengan tergesa-gesa jadi dia mabuk berat.
"Hik, kenapa kau menjemput ku, aku itu jalang, seperti yang ibumu bilang kepadaku," dengan wajah yang memerah dan cegukan nya, membuat nya lebih lucu dimata Jihoon.
Hyunsuk meracau mengatakan hal-hal yang tidak Jihoon pahami, ternyata mulut ibunya sejahat itu setelah ditinggal oleh ayahnya.
Sesampainya dirumah, Jihoon menggendong Hyunsuk bridal style lalu menaruh Hyunsuk di kasur. Tapi entah mengapa, tiba-tiba Hyunsuk menariknya dan menciumnya terlebih dahulu. Jihoon tidak menolak, karena Hyunsuk biasanya tidak mau disentuh olehnya.
Semakin dalam ciuman tersebut semakin liar Jihoon untuk melanjutkannya lebih.
flashback -
Hyunsuk sedari tadi memang sudah ingat, tapi dia pura-pura tidak ingat saja karena tidak ingin Jeongwoonya mempunyai ayah seperti Jihoon dan nenek seperti ibunya Jihoon.
"Hah, kau mengada, kapan aku menjalani reuni sma itu, aku kan tidak diperbolehkan ibumu keluar dari rumah dan membersihkan rumah sebesar itu sendirian."
Jihoon dibuat bingung oleh perkataan Hyunsuk, setelah melakukan itu keesokan harinya dia melihat Hyunsuk yang santai saja memasak dan menghindari tatapannya seperti biasa.
Tapi itu tidak mungkin.
"Terserah kau, aku tetap mencoba melakukan tes DNA." Final Jihoon.
Hyunsuk gemetar ketakutan, bagaimana ini, dia tidak punya cukup uang untuk membayar dokternya untuk tidak mengatakan yang sebenarnya.
-
see you next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract
FanfictionOn Going "Pernikahan kontrak ini terjadi karena nenek." [warn!] • Short / Long AU • Hoonsuk • bxb • bahasa sedikit baku • m-preg 🔞 Story by : ©Ochiknmto, 2022 dec → now