"I-ini...uhm...tentang paman Yoo..."
Deg
Rahangnya Jeongyeon seketika mengeras dan tangannya mengepal erat ketika mendengar nama itu.
Dia berusaha keras menahan emosinya karena dia sudah berjanji untuk tidak marah dan mendengarkan Seungyeon sampai dia benar-benar selesai.
"Dua hari yang lalu, dia datang menemuiku..." tangan Seungyeon perlahan bergerak untuk menggenggam tangan Jeongyeon, dia tentu tahu bahwa itu adalah hal yang sangat sensitif bagi adiknya.
"Dia menanyakan kabarmu dan....dia ingin bertemu denganmu..."
"Nuna..."
"Aku tahu, kau tidak akan menyetujuinya kan?" sela Seungyeon, tapi Jeongyeon segera membuang wajahnya.
Dia menghindari untuk menatap mata Seungyeon karena matanya terasa mulai berat ketika air matanya menumpuk dan mengancam jatuh dari sana.
"Karena itu aku menolaknya. Aku memintanya untuk menunggumu, sampai kau benar-benar siap untuk kembali bertemu dengannya...."
Seungyeon memeluk Jeongyeon saat melihat tubuhnya mulai bergetar karena menahan isak tangisnya.
"Aku tahu kau masih belum bisa memaafkan paman Yoo, tapi cepat atau lambat waktu itu akan datang, di mana kau harus menghadapinya. Kau tidak mungkin bisa menghindar dan bersembunyi darinya selama sisa hidupmu, kan?" air mata yang tadinya di tahan Jeongyeon, akhirnya terjatuh juga dari pelupuk matanya.
"Bagaimana pun dan sampai kapan pun, dia adalah ayahmu....suka atau tidak suka, tapi itulah kenyataannya. Karena itu, aku ingin kau mempersiapkan dirimu agar kau bisa menghadapinya suatu hari nanti dan tidak lari lagi seperti seorang pengecut..."
Jeongyeon hanya bisa menganggukkan kepalanya karena mulutnya tidak sanggup untuk mengeluarkan sepatah kata pun.
Info : ini hanya spoilernya aja, kalau mau lanjut baca bisa ke karyakarsa ya🙏🙏🙏✌✌