Ini kisah Lintang Matahari Gayagsha, gadis yang hidup sebatangkara, ibunya meninggal dunia karna depresi akibat ulah ayahnya, dan ayahnya yang meninggal dunia akibat kecelakaan waktu lalu saat menyelamatkan dirinya, sedangkan sang kakak laki-laki ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* * *
Bayu menghentikan motornya di sebuah ruko kosong, berkali-kali Bayu mengosongkan kedua tangannya, tubuhnya mengigil kedinginan.
Bayu merendahkan tubuhnya, berjongkok. Tangannya memegang perutnya yang terasa nyeri, apalagi dengan rasa pening yang menyerang bersamaan.
"Gue mohon jangan sekarang.." lirih Bayu.
Berkali-kali Bayu memukul kepalanya, berharap rasa nyeri itu hilang.
Dengan langkah gontai, Bayu berjalan ke tengah-tengah jalan yang sepi. Wajahnya mendongak keatas dengan mata terpejam menikmati rintik-rintik hujan yang menerpa wajahnya.
"Bayu, jangan main hujan-hujanan sayang, nanti kamu sakit!"
"Jangan keras kepala. Bayu kalau main hujan-hujanan pasti demam. Sekarang masuk, nak!"
"Aku seneng banget karena bisa main hujan-hujanan sama kamu. Ini adalah momen terindah bagi aku Bayu."
Semua potongan itu terlintas di pikiran Bayu. Ia rindu masa-masa dulu, masa dimana sang bunda selalu ada untuknya, masa dimana saat dirinya baru berpacaran dengan Lintang.
'Hujan datang lagi, alunannya terdengar seperti melodi yang menggiringku pada sebuah memori yang terasa sesak dihati. Aku tak membenci hujan, hanya saja rasa yang hujan bawa mengingatkanku kembali pada kenangan yang melukai hatiku' lirih Bayu dalam hati.
****
Wajah pucat itu mengulas senyumnya, Bayu tersenyum ketika melihat Alsa yang sedang mengaji bersama Wisnu.
