🖤 00

687 192 154
                                    

─────────ೋღ ❀ ღೋ─────────

Sorak sorai para penonton balap memenuhi gendang telinga Alena yang tengah bersiap-siap memasuki arena lintasan dengan motor kebanggaannya.

Ia berhenti tepat di samping pemuda yang sudah jelas adalah saingannya malam ini.
Sementara itu orang-orang yang mengelilingi arena balap start membubarkan diri menjauh dari jalur balap.

Tak lama seorang wanita dengan dress merah mencolok berdiri di antara mereka dan mulai memberi aba-aba.

"Are you ready, guys?"

Three..

Two..

One..

Go!!

Brumm

Kedua motor itu melaju kencang. Posisi depan saat ini di pegang oleh sang lawan, namun itu tak bertahan lama. Alena memegang kendali jalur paling depan hingga seekor kucing yang berada di tengah jalan membuatnya hilang kendali dan mengerem motornya secara mendadak menyebabkan dirinya terpental keluar jalur.

Sesegera mungkin alena bangkit tak peduli dengan luka di tubuhnya. Ia menyalakan motornya lalu melaju kembali berharap kemenangan masih di tangannya.

Tak membuang waktu lama, alena menyalip motor lawannya dengan gesit membuat lelaki itu tidak mau kalah. Keduanya saling salip menyalip menuju finish yang sudah terlihat di depan sana.

Kemenangan balapan malam ini di raih oleh lelaki itu. Alena memberhentikan motornya melepaskan helmnya secara paksa. Ia menyugar rambutnya gerah. Sedikit lagi, jika saja kucing itu tidak menghalanginya ia akan memenangkan pertandingan kali ini. Berbagai umpatan ia lontarkan pada kucing malang itu.

Seorang perempuan menghampirinya dengan botol air di tangannya. Ia menyodorkan botol itu pada alena dan segera di terima oleh sang empu.

"Saingan lo beda kali ini."ujar Yuna, terdengar kecil namun tetap dingin.

Alena memukul kemudi motornya tidak terima.
"Bentar lagi. Arghh! Kucing sialan."geramnya.

"Obatin dulu."ucap yuna masih dengan posisi yang sama, menunduk melihat sepatunya menyapu tanah.

Alena berkaca di kaca spionnya. Benar saja, di lihatnya banyak luka di wajahnya begitupun pinggangnya yang terasa berat karena terjatuh tadi.

"Taruhannya udah gue serahin, jadi Lo bisa pulang duluan."ujar Yuna.

Alena mengangguk.
"Thanks, gue duluan."setelahnya alena meninggalkan yuna sendiri. Perempuan itu lalu berjalan menuju mobilnya yang terparkir di antara banyaknya motor.

Sesampainya di rumah, tak lupa alena menutup pintu garasi berjalan ke dapur berniat mengambil kotak p3k untuk mengobati lukanya. Alena memutar bola matanya malas, ia tak menyangka ibunya pulang lebih awal dari biasanya. Perempuan itu memilih berbelok ke arah pintu kamarnya mengabaikan setumpuk pertanyaan dari sang ibu.

"Alena, mama mau bicara bentar. Alena?"

Tok
Tok

"Alena ngantuk ma, besok aja."Alena menghempaskan tubuhnya ke kasur Queen size nya tanpa berniat mengganti baju. Ia memandang kosong langit-langit kamarnya, entah mengapa ia merasa sedikit penasaran mengenai siapa lelaki tadi.

🖤🖤🖤

Waktu berjalan begitu cepat, kini matahari kembali muncul menyinari seluruh kota. Kini alena siap dengan seragam sekolahnya.

Ruined CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang