🖤 01

330 171 150
                                    

⚠️usai revisi, terdapat banyak perubahan ⚠️

Mohon tandai bila ada typo

.
.

———--happy reading--———

Di sinilah Alena sekarang, Gimnasium tempat dimana ia biasa menghabiskan waktu luangnya di sekolah. Perempuan itu duduk di salah satu kursi di susul Natalie yang setia merangkul Dela hingga berhadapan dengan Alena.

Tak hanya mereka bertiga, Samudra dan Damar juga tengah berada bersama mereka bermain bola basket dari kejauhan.

Pintu kembali terbuka menampakkan kehadiran Kirana juga Naira menghampiri mereka dengan membawa seorang gadis di tengah mereka. Alena langsung saja menyambut kedatangan mereka mengabaikan Dela yang terus menunduk di samping Natalie.

"Lepasin! Apa mau lo, hah!"sentak Keyra begitu Alena tepat di depannya.

"Apa mau gue? Tadinya sih gue mau main sama lo, tapi gue dapet mainan baru jadi bareng lo gue pending dulu."jawab Alena merujuk pada Dela di belakangnya.

"Sialan, lo pikir gue takut sama lo?"kesal Keyra melepas cengkraman kedua perempuan di sekelilingnya.

Alena menyerngit. "Lo bilang apa barusan? Padahal gue baru aja mau lepasin lo, tapi lo malah ngatain gue?"ucap Alena menahan diri. Ia mengikuti arah pandang Keyra saat sadar seseorang berjalan ke arahnya. Kedua sudut bibir itu tertarik melihat keberadaan Veno yang disulut amarah, rupanya letak keberanian Keyra terdapat pada lelaki itu.

Alena bersembunyi dibalik punggung Naira tiba-tiba. "Veno?! Sejak kapan lo di sini?"tanyanya menampilkan mimik wajah seakan takut.

"Berani lo nyentuh Keyra habis lo di tangan gue."kata Veno yang dianggap bualan oleh Alena, perempuan itu tertawa dan melangkah mendekati Keyra.

"Kalau gue berani gue kenapa?"beo Alena dengan sisa tawanya. Ia menopang dagu Keyra mengamatinya sejenak sebelum menampar gadis itu.

"Lo!-"

Bugh

Bola itu memantul setelah mengenai sasarannya. Sang pelaku yang tak lain adalah Samudra melambaikan tangannya ke arah Veno yang menatapnya terkejut.

Merasa tak puas, Alena menjambak Keyra memaksa gadis itu menatapnya. "Kenapa diem? Katanya gue bakal habis kalau nyentuh Keyra."ledek Alena pada Veno yang tak bergeming ditempatnya.

Alena melepaskan Keyra dan menghampiri lelaki itu seraya bersedekap. Jari telunjuknya menyentuh-nyentuh bahu Veno lalu berucap lirih.

"Pengecut kayak lo gak usah belagu di depan gue, apalagi cuma buat belain dia. Ngerti?"lagi lagi Alena merasa terhibur melihat keterdiaman Veno. Perempuan itu mendorong Keyra kehadapan lelaki itu.

"Ouh, di lihat-lihat emang serasi, sih. Satu tukang ngadu satunya lagi gak bisa apa-apa."cibir Alena.

Keyra menatap kecewa lelaki itu dan berlalu begitu saja meninggalkan area Gimnasium di susul Veno di belakangnya.

"Cih, cowok culun lo banggain."sinis Alena melihat kepergian mereka. Perempuan itu merongoh saku roknya mengeluarkan sebatang rokok dan menikmatinya.

Kembali lagi dengan Dela, gadis itu nampak semakin menunduk tak berani menatapnya. Alena mengarahkan tangannya mengisyaratkan ketiga anteknya untuk memberinya sedikit ruang. Natalie memilih menghampiri Samudra sementara Naira dan Kirana duduk sedikit lebih jauh dari Alena.

Asap mengepul di sekitaran Alena menambah kesan pada perempuan itu.

"Maaf. Alena, gue minta maaf dulu gue sering-"

Ruined CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang