Huang Renjun & Lee Haechan
The best thing one can do when it's raining is to let it rain
⚠️Nonbaku⚠️
RAINY
.
.
.
.
.
.
.
.Sore ini setelah hujan reda, terlihatlah langit berwarna jingga dan pelangi yang menghiasi, rintik itu masih ada lamat-lamat turun ke bumi. Air bergenangan dan tercium wangi tanah yang basah karena hujan.
Haechan disini sekarang, di halte menunggu bus datang setelah pulang sekolah. Teman-teman nya sudah pulang terlebih dahulu karena di jemput menggunakan mobil pribadi. Sedangkan ia menggunakan kendaraan umum seperti yang selama ini ia lakukan.
Ia menggunakan sweater abu-abu untuk menutupi seragam dan kupluknya pun ia kenakan untuk melindungi kepalanya dari hujan saat berjalan menuju halte.
Bus belum juga datang, ia mengambil airpod nya dan mengenakannya ke telinga, mendengarkan musik-musik yang ia sudah taru di playlist ponselnya.
Ia hampir terpejam saat mendengar kan musik, tetapi suara derit kursi halte menyadarkannya kembali.
Seseorang datang dan duduk di samping Haechan.
Ia mengenakan seragam sekolah juga, tetapi bukan dari sekolahnya. Almamater mereka berbeda, Haechan berwarna merah sedang pria mungil yang di sampingnya ini berwarna abu tua.
Haechan meneliti orang yang bahkan tidak menoleh ke arahnya sama sekali, jidat yang lebar, mata yang berbinar seperti ada bintang-bintang di pupil itu, hidung yang bangir, pipi yang bulat, kulit yang putih, serta bibir se-warna cherry, itu sungguh sempurna.
Apakah ia adalah bidadari yang Tuhan kirim setelah hujan reda? Pantas saja ada pelangi di atas sana.
"Hei.." sapa Haechan pada pemuda itu.
Pria itu menoleh ke arah Haechan tetapi tidak menjawab sapaannya.
Haechan melepaskan airpod di telinga nya.
"Boleh tau nama lo?" Tanya Haechan
Lagi-lagi pria itu hanya terdiam, seperti tidak tertarik dengan obrolan yang disuguhkan Haechan.
"Gua Lee Haechan, gua sekolah di deket halte ini- Neo high school. Gua ga pernah liat seragam lo sebelumnya? Lo sekolah dimana?" Ucap Haechan sambil menyodorkan tangannya ke hadapan pria itu.
"Berisik" ucap pria itu akhirnya, dan tak menanggapi tangan Haechan.
Haechan akhirnya menarik kembali tangannya yang dihiraukan.
"Maaf kalo gua ganggu lo, gua cuma mau kenalan"
"Lo kaya ibu, cerewet dan sangat mengganggu" ucap pria mungil itu
"Maaf?"
Pria itu menoleh ke arah Haechan dan menatapnya dengan tidak suka.
"Gua ga suka sama lo, jangan bicara bicara lagi sama gua"
"Oke.. sorry"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT COLECTION [HYUCKREN]
Genç Kurgukoleksi cerita Hyuckren one shot/ two shot