5 - Kesalahan

28 19 0
                                    

Sampaikan di komentar bila ada typo.



Shui POV

"Saat kami tengah bergurau, Steluz mengutuk kami lebih tepatnya menyegel kami dalam bentuk Meridian", jawabku dengan nada sedih. Aku harus membuatnya tersentuh dengan memanfaatkan kondisinya saat ini. *Tawa jahat

"Kenapa Dewi kurang ajar itu tiba-tiba mengutuk kalian berdua?", tanya Stellar yang secara tidak langsung mengatai dirinya sendiri.

Aku harus mencari alasan. "Ia iri dengan kami berdua yang sangat mesra", aslinya saat itu Dei Yun meledeknya karna jomblo.


Kilas balik

Aku dan Dei Yun mengunjungi sahabatku, Steluz. Satu-satunya Dewi menyeramkan yang pernah aku lihat. Penampilannya benar-benar menunjukan kuasa cahaya miliknya. Dia Dewi yang sangat suka menyendiri, entah dia yang tidak pandai bergaul atau memang tidak ada yang berani berteman dengannya. Meski begitu aku menyukai sikapnya yang lemah lembut.

Aku dan Dei Yun adalah sepasang kekasih, aku adalah penerus Kerajaan Air sedangkan Dei Yun seorang bangsawan yang juga memiliki kekuatan air.

Di ruang tamu kami bersenda gurau, terlintas di benakku untuk bertanya kapan Steluz mencari pasangan. Mengingat dia akan menjadi penerus tahta kerajaan, setelah kakaknya meninggalkan kerajaan lalu turun ke Bumi.

"Steluz, kapan dirimu akan mencari pasangan? Lihatlah aku dan Dei Yun, kami akan segera menikah", ucapku sembari memegang tangan Dei Yun.

"Aku tidak tertarik untuk menikah", jawabnya yang menurutku itu tidak benar. Steluz pasti sangat ingin memiliki pasangan.

"Aku mempunyai sepupu yang sangat hebat dan tampan, ia juga Dewa sama sepertimu", tawarku iseng. Tetapi apa yang aku katakan memang benar, anak dari Dewi Shian Lau, adik perempuan ayahku memang sangat tampan.

"Ryu, Dewa Api yang kau katakan?", jawabnya lembut. Dia benar-benar pantas menjadi Dewi Cahaya sumber kehidupan.

"Iya aku bisa mengenalkannya padamu", Ryu adalah kakak sepupuku. Dei Yun yang sedari tadi memelukku benar-benar membuatku risih. Meski tidak ada Raja Luzez tetapi ini tidak sopan.

Steluz diam menatap Dei Yun, sesuai dugaanku ia pasti menganggap ini tidak sopan. Aku menyikut Dei Yun memberi kode untuk tidak bermanja-manja saat ini.

"Biarlah sayang, aku sedang ingin memelukmu", ucap Dei Yun tidak tau situasi.

"Panglima Dei Yun aku bisa memberi kalian kamar untuk sejenak berduaan", ucap Steluz masih terdengar bersahabat.

"Oh Dewi apakah dirimu ingin juga? Carilah pasangan, aku memiliki banyak kenalan pria tampan", jawab Dei Yun yang tidak kusangka akan sampai menimbulkan bencana kemarahan Steluz.

"Apakah kau memandang seorang Dewi sepertiku mencari pasangan hanya bermodalkan ketampanan?", jawab Steluz dengan matanya yang mulai bersinar. Aku harap Dei Yun cukup pintar dengan tidak lagi menjawab ucapan Steluz.

"Yah, aku khawatir kau tidak akan bisa mendapatkan pasangan karna penampilan mu itu", bagaikan
sambaran petir, aku memucat mendengar ucapan Dei Yun.

"Ah kau mengkhawatirkan ku? Baiklah, sekarang kau dengan pasanganmu turunlah ke Bumi dan rasakan lah kekhawatiran akan penampilan dirimu sendiri, Nǐ tā mā de biàn chéngle yú rén (terkutuklah kau menjadi manusia ikan)", ucapnya dan cahaya melingkar muncul di belakangnya.

Jika aku tidak terkena kutukan juga, aku mungkin akan memuji caranya yang mengucapkan mantra dengan tetap tersenyum dan anggun.


Jika aku tidak terkena kutukan juga, aku mungkin akan memuji caranya yang mengucapkan mantra dengan tetap tersenyum dan anggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tidak Ste!", seketika aku dan Dei Yun menjadi butiran cahaya berwarna biru yang langsung turun ke Bumi.

Sampai saat ini kekuatan terhebat untuk mengutuk manusia bahkan sesama Dewa masih berpihak pada Kerajaan Langit. Karna ulah sembrono Dei Yun sudah tiga puluh lima tahun menurut perhitungan waktu di Bumi aku menjadi Meridian. Manusia menganggap kami adalah makhluk mitologi bernama Siren.

*Dewa dan Dewi mereka abadi, maka dari itu waktu akan terasa lebih lama bagi mereka.

Kilas balik selesai


"Lalu selamanya kau akan menjadi Siren?", tanya Stellar yang tidak tau kebenarannya.

"Tidak, kau bisa mengubahku kembali menjadi Dewi", jawabku dengan maksud tersembunyi. Aku rasa aku akan mendapatkan gelar Dewi yang licik.


"Aku manusia biasa, bagaimana bisa?", dia benar-benar lucu. Sekarang saatnya aku membuatnya melepas kutukan ini. Aku janji akan bertobat.

"Stellar ikuti kata-kataku", aku mengarahkan. Kini Dei Yun muncul di sebelahku.

"Dewi Ste-", aku membungkam mulutnya yang hendak mengucapkan nama Steluz dan membawanya masuk ke dalam air. Pria menyebalkan ini sangat susah membaca situasi, bagaimana bisa ia menjadi panglima kerajaan.

"Dia Stellar, ia belum mendapatkan ingatan tujuannya ke Bumi. Berpura-pura lah tidak mengenalnya, maka segel ini akan segera berakhir", ucapku yang diangguki Dei Yun.


Author POV

Shui dan Dei Yun menyatukan tangannya di depan dada, sedangkan Stellar tengah mengucapkan mantra yang diajarkan oleh Shui beberapa menit lalu.

Stellar membuka mata dan terkejut ketika cahaya biru mengelilingi dua manusia ikan tersebut. Perlahan di dalam air ekor ikan itu berubah menjadi sepasang kaki.

Stellar sedikit menjauh menghindari cipratan air ketika Dewi Shui dan Dei Yun berdiri di atas air. Tubuh mereka seolah di topang oleh gulungan air.

"Berhasil! Terima kasih Dewi!", ucap bahagia Shui dan Dei Yun. Stellar memiringkan kepalanya, ia curiga kenapa mereka selalu keceplosan memanggilnya Dewi.

"Ijinkan aku membalas budi", Shui membuat sepanjang aliran sungai bercahaya berwarna biru terang. Lalu ia mengendalikan air menjadi sebuah sampan yang bercahaya, sampan itu terbuat dari air.

Stellar melongo melihat itu semua, ia jadi berfikir ini nyata atau tidak. Terkejut ketika Shui menyuruhnya untuk naik ke atas sampan air. "Ayo naiklah", Shui.

"Aku akan tenggelam jika berdiri di atasnya", ucap Stellar yang masuk akal.

"Tidak Stellar, ini sampan buatan Dewi Air. Cobalah", ucap Dei Yun yang kini ia lebih menghargai seorang Dewi.

Dengan ragu Stellar berjalan mendekati tepi sungai, ia melangkahkan kakinya di atas sampan air ajaib itu. Dirinya terkejut ketika ia benar-benar bisa berdiri di atas sampan, dan hanfu yang ia kenakan tidak basah sama sekali.

"Aku akan membawamu ke pulau Magistien!", ucap Shui yang sangat berantusias.

"Terima kasih Dewi Shui", balas Stellar dengan senyuman terlebar nya.

Di pulau Magistien, Ryuji dan Ryugi terkejut ketika air disana bercahaya sangat terang. Ketika Ryuji menyentuh air ia berkomunikasi dengan Dewi Shui. Tak lama ia tersenyum senang, ketika Shui memberitahu jika dirinya telah menemukan Dewi Steluz, tak lain adalah Stellar.

 Tak lama ia tersenyum senang, ketika Shui memberitahu jika dirinya telah menemukan Dewi Steluz, tak lain adalah Stellar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Vote dan komen gais, thank you



Goddess of Light - IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang