10 - Kehancuran

7 4 0
                                    

Sampaikan di komentar bila ada typo. Bisakah aku mendapatkan Vote dan komentar dari kalian? Itu berharga, terima kasih✿





Ketika Stellar tengah sibuk dengan terkaannya sendiri, Gǎibiàn berubah menjadi pria bertelinga rubah. Ia terkejut bahwa ternyata roh pelindung Gǎibiàn bisa berubah wujud seperti dewa. Tak lama setelah itu roh pelindung Gǎibiàn yang asli keluar dari tubuh Stellar.

"B-bagaimana bisa?", Stellar menoleh ke arah rubah dan wujud manusia Gǎibiàn berulang kali. Gǎibiàn menyandarkan badannya kepada Stellar seolah mencari tempat nyaman untuk menceritakan pada Stellar.

"Dewi aku memang bisa berubah wujud, namun kemampuanku itu telah lama hilang.", terang Gǎibiàn yang kini berada dipangkuan Stellar.

"Kenapa? Apa kau kena kutukan?", tanya Stellar.

"Kau harus mengingatnya Dewi, agar aku bisa kembali memiliki kekuatanku yang lain.", jawab Gǎibiàn yang tidak dapat memuaskan rasa ingin tau Stellar.

'Siapa sebenarnya aku dan apa hubunganku dengan kilas balik ini?', batin Stellar sembari melihat kemesraan Bian Hua dan Jin Hua yang tengah merangkai bunga Jin Hua.

Tak lama kemudian tiba-tiba langit menjadi gelap dan terdengar suara kilat yang sangat dahsyat. Langit terbelah dan Dewa Agung menampakkan dirinya bersama beberapa Dewa alam lainnya.

Stellar dapat merasakan ketakutan yang dirasakan oleh Bian Hua dan Jin Hua, bahkan keringat dingin mengalir di wajahnya.

Para Dewa dan Dewi nampak murka, namun tidak dengan Dewa Agung yang memancarkan tatapan kecewa dan kesedihan. Disana Gǎibiàn dan Bian Hua melindungi Jin Hua dibelakang mereka.

"Yang Agung kau harus membunuh mereka karena telah melanggar aturan, anak keturunan Raja Iblis tidak boleh berhubungan dengan Anak Yang Agung.", ucap Dewi Shèngshuǐ.

Beberapa Dewa dan Dewi membenarkan ucapan Dewi Shèngshuǐ.

"Atas dasar apa kau melarang kami?!", tantang Bian Hua yang mengejutkan para Dewa dan Dewi disana.

"Dia! Jin Hua adalah anak hasil hubungan Raja Iblis dan Dewi Keabadian! Bahkan Dewi Liu Xin harus menjalani hukuman 1000 tahun karenanya!", Jin Hua terkejut dengan ucapan Dewi Shèngshuǐ. Ayahnya tidak pernah mengatakan siapa ibunya. Dengan gemetar ia menyadari simbol bunga Jin Hua ditangannya adalah simbol keabadian.

Jika tadi langit menjadi gelap kini langit berubah menjadi merah, Jin Hua merasakan kehadiran Yu Huang Raja Iblis beserta para pasukannya yang bernama Asmodeus.

"Aku akan menarik kembali pasukanku jika Yang Agung melepaskan putriku.", ucap Yu Huang tanpa rasa takut sedikitpun.

"Istrimu dihukum kau tidak berbuat apapun, dan kini putrimu akan menyusul ibunya kau mulai peduli?", remeh Fènnu Dewa amarah, lalu melemparkan bola-bola api ke arah Jin Hua. Peperangan pun tidak dapat dihindari.

Yu Huang bersama pasukannya menyerang pasukan para Dewa dan Dewi. Bian Hua dan Gǎibiàn yang telah berubah wujud menjadi rubah raksasa berekor sembilan melindungi Jin Hua. Kekuatan Bian Hua adalah penghancuran, ia dapat merubah apapun yang ia lukai menjadi debu. Sedangkan Gǎibiàn adalah manipulasi pemikat, ia memengaruhi lawannya untuk menyerang sekutunya.

Merasakan bahwa peperangan ini akan berakibat pada kemusnahan, Dewa Agung menghentikan waktu. Semua berhenti, Dewa, Dewi, retakan tanah surgawi, daun yang berguguran, kobaran api, percikan air kecuali Bian Hua, Jin Hua dan Gǎibiàn.

"Ayah jangan bunuh Jin Hua! Aku mohon.", Bian Hua bersujud kepada sang ayah.

"Jika kau memang mencintai kekasihmu, maka matilah untuknya.", ucapan Dewa Agung yang mengejutkan ketiga tokoh disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Goddess of Light - IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang