Sampaikan di komentar bila ada typo.
*Danger! Ini cerita fiksi jangan masukan unsur agama.Lokasi: Bumi
Di tepi sungai Shui Liu desa Yangguang sepasang kekasih sederhana duduk sembari membawa nampan berisi bunga matahari, biji matahari, dan semangkuk tanah. Mereka menunduk mengucapkan permohonan dengan kedua telapak tangan di depan wajah mereka.
"Berikan kami seorang anak, Dewa", ucap mereka bersamaan. Mereka tidak dapat memiliki seorang penerus, maka dari itu mereka melakukan ritual kepada Dewa untuk mendapatkan anak.
Tiba-tiba di tengah tenangnya aliran sungai, cahaya terang keluar dari sana. Suami istri itu melihat dengan takjub apa yang terjadi dihadapan mereka.
Seorang bayi terbang diatas aliran sungai seolah cahaya terang itu menopangnya.
Cahaya tersebut membawa bayi cantik berkalung liontin mata Naga Laosian yang terselimuti kain berwarna putih ke arah mereka. Wanita tersebut menggendongnya, ia menangis bahagia doanya terkabulkan.
Sedangkan suaminya berkali-kali sujud sembari mengucapkan terima kasih kepada langit. Bayi itu adalah Dewi Steluz.
"Aku akan menamainya Stellar, bintang yang terang", ucap wanita tersebut yang diangguki oleh suaminya.
Sedangkan di sebuah rumah menyerupai kastil tepatnya di desa Yuiken sepasang suami istri melakukan hal yang sama. Namun yang membedakan adalah mereka melakukannya disebuah perapian besar yang dikelilingi bunga Lycoris radiata.
Tidak lama kemudian api dari tempat bakaran tersebut memercikan cahaya berwarna merah. Cahaya api tersebut membesar hingga kemudian memudar. Namun disana lah bayi laki-laki terbang di atasnya.
Pria itu mengambil bayi tersebut dan menaruhnya di pangkuan sang istri. "Dia seperti Dewa Api, aku akan menamainya Ryuji", ucapnya bahagia.
Namun disaat ia hendak berdiri seorang bayi lain muncul ditengah cahaya yang masih menyala. Kini suami lah yang memangku bayi kedua.
"Kita meminta satu namun diberi dua, aku akan menamainya Ryugi", ucapnya yang lebih bahagia dari sebelumnya.
16 tahun kemudian.
Gadis berambut pirang panjang mengendap-endap di dapur rumah kayu kecilnya. Matanya yang berwarna kuning begitu tajam seolah tengah membidik mangsanya.
"Satu.. dua.. tiga! BAA! Ibu masak apa?", teriaknya yang membuat sang ibu melempar spatula kayu yang ia gunakan untuk mengaduk sup.
"Astaga! Ste?", marah sang ibu namun terdengar lembut. Sedangkan gadis bernama Stellar itu menggoyangkan badan sembari menyembunyikan kedua tangannya ke belakang. Menatap sang ibu dengan tatapan mampu meluluhkan hati siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goddess of Light - Indonesia
FantasyDewi Cahaya yang suci, turun ke bumi sebagai manusia. Dirinya ingin merasakan bagaimana menjadi seorang manusia, makhluk yang ia anggap tidak memiliki kekuatan apapun. Namun siapa sangka ia justru jatuh cinta dengan seorang manusia yang tanpa ia ket...