Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
###
"Kenapa ngelamun terus?" tanya Mbak Hana sambil melirik Seoul yang duduk di sebelahnya di dalam mobil.
Manajernya itu baru saja menjemput Seoul dari Bandara Seokarno-Hatta setibanya ia dari Korea Selatan.
"Kangen... Appa."
"Oh, kirain kangen London," celetuk Mbak Hana sambil menahan tawa.
Seoul yang sejak tadi melamun jadi ikut tersenyum. "Apa sih kok tiba-tiba London?"
"Ya nggak apa-apa. Aku udah lama aja gak lihat kamu pacaran, pas masih kerja di Seoul aja kayaknya gak pernah sempet naksir-naksir gitu, yang terakhir yang orang Jepang itu, kan? Udah lama banget gak sih? Eh sekarang tiba-tiba ada yang nempel."
"Hahaha aku sama London gak gitu kok, Mbak."
"Lho, gimana? Belum pacaran?"
"Belum, eh, nggak? Hmm ya pokoknya gak seperti yang Mbak Hana bayangkan aja."
"Padahal tim kamu udah pada heboh, Seoul. Malah kayaknya udah pada berubah jadi stalkers sosial medianya London."
"Kok bisa?" tanya Seoul sambil menahan tawa. "Aku aja gak pernah cari tahu sosial medianya London loh, Mbak."
"Serius? Jadi kamu gak tahu?"
Seoul menggeleng. "Gak tahu dan gak pengen tahu juga sih. Mungkin kalau suatu hari nanti aku pengen ya bakal aku cari tahu sendiri," jelas perempuan itu dengan diakhiri oleh cengiran.
"Tapi kangen gak?"
Seoul tersenyum kecil. "Agak tumben sih kita gak tukar kabar sama sekali. Ya dia kirim aku pesan gitu tapi dihapus lagi, waktu aku tanya kenapa dia bilang salah kirim, harusnya untuk neneknya."
"Hah? Hahahaha untuk nenek?"
Seoul mengangguk. "He's a sweet grandchild, kayaknya seluruh hidupnya habis dipakai buat sayang sama nenek dan kakeknya."
Mbak Hana tersenyum mendengar cerita Seoul. "Cocok tuh sama kamu, sama-sama penyayang keluarga."
"Ini kenapa jadi jodoh-jodohin aku dan London ya, Mbak?" tanya Seoul sambil menahan tawa.
"Daripada ngelamun terus," cengir Mbak Hana.
"Hahaha tapi tadi aku betul kangen sama Appa, agak sedikit sedih pas sampai ke sini lagi."
"Hmm terus gimana?"
"Nggak gimana-gimana," jawab Seoul. "Mungkin karena baru ketemu dan ketemunya sebentar, eh harus pisah lagi. Jadi semua courages aku untuk pindah ke sini lumayan menguap. TIba-tiba kepikiran apa lebih baik lanjut di SW Korea aja hehe."
"Bisa aja kok. Kan kontrak kamu tiga tahun di sini, akhir tahun depan selesai berarti. Ya kamu sambil menimbang-nimbang aja mau lanjut ke mana. Any branch of SW will welcome you wholeheartedly."