7. Third Mission: Random Day

893 226 22
                                    

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

"Dia payah banget tahu, Vin!"

London menatap malas pada Seoul yang duduk di sebelahnya sementara perempuan itu tidak peduli dan terus melanjutkan obrolannya bersama Malvino.

Malvino yang sedari tadi memakan sarapannya bersama Seoul dan London hanya bisa menahan-nahan tawa sambil mendengarkan cerita keduanya selama beberapa hari menghabiskan waktu berdua. Ia pikir tidak ada salahnya tiba-tiba sibuk dan meninggalkan teman-temannya ini.

"Notting Hill sucks," komentar London sambil menahan senyum. Sengaja bercanda pada perempuan di sebelahnya.

"See?!" pekik Seoul. "London selain payah juga gak menghargai selera orang lain."

"Tapi gue juga biasa aja sih sama Notting Hill, no effense loh, Seoul," aku Malvino sambil menyengir lebar.

"Oh My God, you guys are boring," gerutu Seoul dengan kepalanya yang menggeleng pelan.

"At least I'm better than him, Seoul," ucap London. "Gue gak komentar dan mengeluh sama sekali kan waktu kita di Notting Hill?"

Seoul mengangguk. "Oke, London is slightly better."

"Terserah deh," ucap Malvino sambil terkekeh. "Lo berdua pokoknya harus akur, karena hari ini pun gue masih harus balik ke studio. Sorry, padahal gue udah janji."

London mengangguk mengerti sedangkan Seoul dengan sedikit cemberut akhirnya mengangguk. Dua tamu itu membiarkan si pemilik apartemen meninggalkan tempat tinggalnya lebih dulu.

"So, what are you gonna do today?" tanya London sambil menyeruput kopi paginya.

"Caffee hopping or museum date, antara itu sih. Kalau lo?"

London mendorong handphonenya dan membiarkan Seoul mengintip pada layarnya yang menyala.

"Mrs. Smith ngirim pesan?!"

London mengangguk. "Jadi gue kayaknya mau ketemu, in two hours."

"Mau gue anter? Schedule gue sih fleksibel."

"Hmm ya boleh," gumam London. "Lebih baik lo segera mandi, biar kita sampai duluan di tempat."

"Ten minutes!" ucap Seoul seketika tubuhnya berdiri dari kursi di meja makan.

"Ten minutes mandinya ya, London! Gue butuh dandan juga."

"Iya, iya."

###

Dari kacamata Seoul, bukan kacamata minus, silindris, ataupun plus, tapi hanya sekedar kacamata penghalau sinar matahari, Mrs. Smith pasti sangat cantik ketika masih muda. Sekarang pun wanita paruh baya itu masih tetap menawan dengan rambut coklatnya yang sedikit dihiasi uban juga wajahnya yang kini terdapat beberapa flek hitam.

I Left My Soul in LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang