10. Peck

1.1K 242 10
                                    

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

"So, what do you think about golf?" tanya London sebelum memutar setir mobilnya dan melaju membelah jalanan sore Kota Jakarta.

Seoul yang duduk di sebelahnya tampak berpikir sebentar kemudian menjawab. "Honestly, gue masih gak tahu di mana letak serunya. But it's fun seeing you enjoy playing it."

"Berarti emang lo gak merasa cocok ya sama golf?"

"Kayaknya gitu deh, sorry," ucap perempuan itu dengan raut merasa bersalah.

"Why are you saying sorry though? Preferensi orang kan beda-beda. Tapi menyesal gak ikut ke golf course?"

"Nggak," jawab Seoul singkat. "Kalau diajak lagi gue pasti ikut, if only you want to ask me again."

"Gue sebenernya bisa main golf dua sampai tiga kali seminggu, tergantung lagi hectic or not. Kalau parah banget sibuknya ya gak main. I'll send you a message then, gimana?"

"Cool," jawab Seoul setuju. "Hubungi dulu aja, kalau gue bisa pasti gue ikut."

London mengangguk kecil atas jawaban Seoul. "But is it really okay to skip dinner? Gue tadinya mau ajak ke restoran yang dekat aja sama golf coursenya."

"Sebenernya malam ini gue udah janji makan malam sama Mama. Do you remember her?"

"Iya, your mom's sister, kan?"

Seoul mengangguk. "Kenapa tadi gue tolak ajakan makan malam dari lo karena gue udah ada jadwal nge-date sama Mama lebih dulu. Maybe next time?"

"There'll be a next time?" canda London.

"Of course," jawab Seoul bingung. "Eh, lo gak mau kita ketemu lagi? Atau gimana? Did I do something wrong? Or I'm crossing the line?"

London terkekeh pelan dan menggeleng. Laki-laki itu dengan singkat menatap ekspresi wajah Seoul yang terlihat kaget atas ucapannya. "Nothing's wrong, Seoul. Gue cuma bercanda."

"Lo bercandanya jelek deh."

London tidak membalas ejekan Seoul dan hanya tersenyum kecil.

"Apartemen lo dari sini belok kanan, kan?"

"Iya, langsung ambil kanan aja, udah mulai macet."

"Oke."

"Lo habis ini gak ada kegiatan apa-apa lagi?"

"Ada," jawab London santai. "I'll go to my friend's place, gak tahu deh ngapain, temen-temen gue memang sering gak jelas."

"Ya mungkin mereka memang cuma mau ketemu aja, gak ada alasan lebih," ucap Seoul mencoba membela.

"Iya, mungkin."

"Eh, itu kan yang depan gedungnya?" lanjut London bertanya.

"Iya, itu gedungnya."

I Left My Soul in LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang