###
Sejujurnya, Seoul belum sempat melihat-lihat dengan jelas bagaimana perusahaan milik keluarga besar London itu. Minggu lalu saat ia mendatangi London, yang ia fokuskan hanya untuk segera sampai ke ruangan laki-laki itu, bukan untuk melihat-lihat.
Tapi hari ini tentu berbeda. Seoul sudah datang sekitar jam sembilan pagi ke lantai 36 di mana kantor Stephanie & Co. berada. Ia ditemani manajernya untuk mengadakan pertemuan terkait kontrak kerjanya bersama merek perhiasan terkenal ini.
Pertemuan itu menghabiskan waktu sekitar tiga jam. Tepat saat jam makan siang dua belah pihak memutuskan untuk menyelesaikan agenda dengan berbagai persetujuan.
Seoul sendiri merasa puas dengan pertemuan kali ini. Ia juga merasa menerima tawaran menjadi ambassador untuk Stephanie & Co. adalah salah satu keputusan terbaik yang ia lakukan semenjak ia tinggal di Indonesia.
Seoul bisa mengetahui dengan cepat kalau Kimi selaku desainer utama dalam koleksi perhiasan yang akan ia iklankan nanti adalah perempuan cerdas dan kreatif. Ia suka semua koleksi baru mereka yang tadi dibawa sebagai contoh produk. Lebih dari bentuk potongan perhiasan biasa, Seoul merasa koleksi kali ini lebih terasa berjiwa muda dan funky. Ia bahkan baru menyadari kalau perhiasan mewah bisa diubah menjadi sangat friendly untuk umum.
"Mbak duluan ke kantor gak apa-apa, kan?" ucap Seoul pada Mbak Hana manajernya.
"Kamu emang mau ke mana? Kan gak ada kendaraan."
"Aku ada janji, Mbak. Schedule hari ini udah selesai, kan?"
"Udah kok," jawab Mbak Hana sambil menatap catatannya. "Besok tapi schedule kamu padat."
"Setelah jam makan siang ya?"
"Dari setelah jam makan siang sampai tengah malam. Terus kita langsung persiapan untuk berangkat ke Jogja nyusul timnya Rio."
"Oh iya, ada schedule di Jogja," gumam Seoul.
"Jadi hari ini kamu jangan terlalu capek ya?"
"Oke, Mbak," ucap Seoul sambil tersenyum.
Setelah Mbak Hana menghilang dari pandangan Seoul, perempuan itu segera membuka kolom pesan dan menghubungi seseorang yang bekerja empat lantai di atas lantai ini. Seoul tersenyum kecil ketika membaca pesannya yang langsung dibalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Left My Soul in London
Fiksi Penggemar(Series #19 Tanoto) When Seoul Kang flew to London to fix her broken heart just to meet someone as gloomy as the city, Marshall London.