P R O L O G

35 5 0
                                    

Wellcome!

Cerita ini hanya fiksi tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata, murni dari imajinasi sendiri.

Saat ada kesamaan alur maupun nama cast di book lain, itu benar-benar tidak disengaja.

Typo bertebaran, tolong koreksi yaa

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Gadis cantik dengan mata berwarna hazel itu baru saja tiba di sekolah. Gadis dengan rambut sebahu itu berjalan masuk menuju kelasnya, dengan beberapa buku paket tebal ditangannya.

Reysa Nayanika Lyra- Gadis yang kerap disapa Caca oleh teman teman dekatnya, membalas sapaan yang menyambutnya di lorong sekolah dengan senyuman manisnya. Tapi jangan tertipu dengan senyumannya yang manis karna gadis itu adalah langganan para guru BK.

Padahal Arti dari nama gadis itu adalah Gadis dengan mata yang memancar indah dan cantik seperti malam penuh bintang, sangat indah kan artinya? Tapi tingkah lakunya sangat berbanding terbalik dengan arti dari namanya, sampai sampai para guru geleng-geleng kepala dengan tingkah gadis itu.

Reysa tidak lah senakal itu tapi, karna hobi nya yang membolos ketika pelajaran yang dia tidak sukai, sering menantang bapak satpam sekolah-Pak Ali, tapi sisi baiknya Reysa itu anak yang aktif, mudah bergaul dengan orang baru, dan public speaking nya tidak diragukan lagi.

Dan satu lagi dia benar benar tidak menyukai seorang laki-laki bernama Herdy Alvarendra Keysa-bukannya tidak suka, tapi Reysa hanya malu bertemu dengan Laki-laki itu, karna suatu alasan. Laki-laki dengan tubuh tegap dan lumayan tinggi itu satu tingkat lebih tua dari pada Reysa.

Entah kenapa Reysa tidak menyukai laki- laki itu, kata Reysa sih "Wajahnya nyebelin" sok cool, padahal kalau Reysa lihat-lihat dia itu receh, bahkan jokes bapak-bapak saja berhasil membuatnya tertawa sampai terjungkal. Tapi berbeda dengan tanggapan para gadis lain disekolah itu Herdy dikenal di kalangan adik kelas sebagai kakak kelas berwibawa, baik, dan yang pasti Tampan.

Sampai-sampai laki-laki itu tak kalah sering menemukan coklat atau secarik notes dilaci mejanya, dia selalu menerima dengan senang hati coklat pemberian dari entah siapa itu, sifatnya yang sangat friendly dengan semua orang baik itu cowok atau cewek.

Reysa malu untuk bertemu dengan mata hitam pekat milik lelaki itu, karna kejadian yang tidak disengaja dan benar-benar memalukan. Semua itu berawal dari Reysa yang membolos ke perpustakaan untuk menghindari mata pelajaran kimia.

Reysa yang sudah tertidur tapi dalam keadaan wajah penuh dengan coretan, seperti tompel, kumis dan lain-lain dia menjadi bahan gabut teman-temannya sendiri. Entah itu semua kehendak Tuhan atau apa. Pada saat itu Herdy pergi ke perpustakaan untuk mencari buku pelajaran. Bahkan sampai sekarang suara tawa seniornya itu yang menertawakan penampilan nya masih terngiang-ngiang di otak Reysa seperti kaset rusak.

Dari saat itu lah Reysa malu bertemu dengan seniornya itu, rasanya kalau Reysa tidak sengaja bertemu dengan seniornya itu baik dijalan dan dimana pun itu, rasanya ia ingin menghilang saja dari planet ini. Image nya di hadapan seniornya itu benar-benar hancur berkeping-keping sampai ke keping terkecil.

Bruk!

Perjalanan tenang Reysa menuju kelasnya menjadi buyar karna seorang laki-laki yang menabrak tubuhnya, sampai-sampai ia sedikit terpental ke belakang, dan buku paket yang ada ditangannya jatuh ke lantai.

"Jalan pake mata dong!" geram Reysa sambil menepuk-nepuk pundaknya yang ditabrak tadi, lalu berjongkok memunguti bukunya yang jatuh.

Laki-laki itu ikut berjongkok ingin membantunya memunguti buku-buku yang berserakan di lantai.

"Maaf, gue gak senga-" Perkataan laki-laki itu tercekat di tenggorokan karna terkejut atas tindakan gadis di hadapannya itu.

Reysa itu menepis kasar tangannya saat ingin mengambil satu buku paket miliknya, laki-laki itu menatap wajah cantik yang ia yakini sebagai adik kelasnya itu, lalu ia menggelengkan kepalanya. Adik kelas zaman sekarang memang rada kurang ajar dengan senior.

Reysa mengangkat kepalanya melihat tag name yang menempel di seragam laki-laki di hadapannya itu. Saat membaca tag name cowok itu Reysa semakin kesal sekaligus malu karna laki-laki yang ada di hadapannya itu cowok yang paling tak ingin ia temui, karna insiden di perpustakaan itu.

Tanpa mengatakan satu patah kata pun dan mengabaikan ucapan maaf yang laki-laki itu berikan, Reysa pergi meninggalkan senior nya itu yang masih dengan posisi berjongkok.

Laki-laki itu berdiri lalu menatap punggung kecil gadis yang ia tabrak tadi, lalu mencibir kesal "Jadi adek kelas gak ada adab banget"

"Pagi Herdy!"

Laki-laki yang dipanggil Herdy itu tersentak kaget karna tiba-tiba ada yang merangkul nya dari belakang.

"Kaget gue anjing!" Herdy melepas paksa rangkulan tangan Al. Yup, yang merangkul Herdy itu Al-Teman akrab Herdy dari SMP.

"Ngapain lo berdiri di situ? Mana bengong lagi" Herdy melangkahkan kaki nya menuju kelasnya dengan Al yang masih setia merangkul bahunya.

"Tadi gue gak sengaja nabrak cewek, adek kelas"

"Terus?"

"Pas gue mau bantuin ngambilin buku dia yang jatuh, tangan gue malah ditepis ucapan maaf gue juga cuman dikacangin"

Langkah Al terhenti otomatis Herdy juga ikut terhenti.

"Wihh jarang-jarang ada cewek yang begitu" Balas Al.

"Begitu apanya?"

"Ngengacangin lo, biasanya kan cewek-cewek pada klepek-klepek walau cuman lo tatap"

"Fiks sih dia cewek spesies langka"

















•••

Bismillah aja sihh lancar sampai tamat🤲

Mohon dukungannya. Ini book pertama saya jadi kalau ada kesalahan harap maklum, atau langsung bisa koreksi letak kesalahan saya di bagian mananya.

Oke? See you next chapter~

H-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang