"Harus banget ya gue make ini?"
"Ya, haruslah keliatan ketutup dulu di depan nyokap nya Ana, kalau gak gini gak bakal dikasih izin"
Reysa menghela nafasnya gusar. Sedangkan Sherin masih sibuk memperbaiki tataan jilbab yang di pakai Reysa. Asella hanya cekikikan di kursi belakang karna melihat Reysa yang sangat berbeda dari biasanya.
"Ketawa lo!" Kesal Reysa sambil melirik Asella dari kaca mobil. "Merasa Wah banget gue ngeliat lo begitu Ca" Ujarnya diiringi tawanya yang sudah tidak dapat dibendung.
"Temen gue, cocok sih Ca lo jadi ustazah" Sherin memandang Reysa yang sudah lengkap dengan jilbab dan baju tertutupnya.
"Terus ngajar di pesantren" Lanjut Asella.
"Bukan nya ngajar yang baik malah diajarin yang aneh-aneh nanti anak orang" Balas Sherin sambil tertawa. Reysa menatap datar ke arah teman-teman nya yang masih sibuk dengan kegiatan tertawanya.
"Yaudah sana keluar" Sherin melirik ke arah pintu mobil. Reysa berdecak kesal lalu turun dari mobil berjalan menuju ke rumah Ana.
Reysa tak habis fikir, apa ini berlebihan? Salahkan kedua teman nya itu kalau nanti saat dibukakan pintu nyokap nya Ana tertawa.
Reysa sampai di depan pintu Ana ia menarik nafasnya bersiap-siap untuk mengetuk pintu berwarna coklat itu.
Tok.. Tok..
Tak lama saat ia mengetuk nya ada suara tapak kaki yang berjalan ke arah pintu. Tertampang lah seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu.
"Sore tante" Sapa Reysa sambil tersenyum, wanita itu membalas senyuman Reysa lalu memandang Reysa dari atas sampai bawah.
"Aneh ya baju gue?" Batin nya.
"Mau ngajakin Ana main?" Lamunan Reysa buyar karna kalimat pertanyaan itu keluar dari mulut wanita yang ada di ambang pintu itu.
Reysa menganggukkan kepalanya. "Iya tan, mau ngerjain tugas bareng" Jawabnya.
"Beneran ngerjain tugas kan?" Tanya wanita itu memastikan. Reysa kembali menganggukkan kepalanya semangat. "Iya, tan, gak bakal ngelakuin yang aneh-aneh kok"
"Eh, mama temen Ana udah date—" Gadis dengan baju rapi dan tas ransel di bahunya menutup mulutnya tidak percaya. Siapa tuh yang datang ke rumahnya? Ustazah kah?
Ana berusama mati-matian menahan rasa ngakaknya, ia melirik Reysa sambil mengulum bibirnya. "Tunggu bentar" Ujarnya di balas anggukkan oleh Reysa.
"Nginep?" Tanya wanita itu kepada Ana.
"Iya, besok langsung sekolah" Balas Ana
"Jangan macam-macam. Mama pegang janji kamu" Ana menganggukkan lalu segera menyalimi sang ibu. "Ana pamit"
"Iya, Hati-hati"
Ana keluar dari rumah lalu berdiri di samping Reysa masih sama gadis berambut coklat itu masih mengulum bibirnya berusaha menahan rasa ngakaknya.
Pintu rumah tertutup meninggalkan Reysa dan juga Ana disana. Ana langsung menarik Reysa ke arah mobil milik Asella yang masih terparkir didepan rumahnya.
Tawa gadis itu akhirnya keluar. "Lo beneran Reysa kan?" Tanya nya sambil memegangi perutnya. "Ya allah Ca, subhanallah banget gue ngeliat lo tadi"
Reysa sudah ancang-ancang ingin melepas jilbab itu tapi ditahan oleh Ana. "Jangan di lepas cantik lo begini"
"Cantik-cantik tapi lo ketawa!"
"Lucu aja, soalnya udah lama gak ngeliat lo begini. Terakhir gue ngeliat nya pas poto lo waktu SD"
KAMU SEDANG MEMBACA
H-1
Teen FictionTentang, anak laki-laki yang kemampuan otak nya dipaksa oleh orang tua nya sendiri. Ia harus memenangkan semua Olimpiade yang ia ikuti dan membawa pulang mendali emas. "Lo harus belajar Her, supaya mama lo gak kecewa" "Tapi, kepala gue ribut banget...