Mobil hitam milik Asella sudah terparkir rapi di parkiran sekolah, bersamaan dengan mobil putih yang juga parkir di samping mobil milik Asella.
Reysa keluar disusul oleh Asella, bertepatan juga dua orang laki-laki keluar dari mobil yang terparkir disamping mobil Asella.
"Morning" Sapa salah satu laki-laki itu, kepada Asella. Yang disapa hanya cengar-cengir tidak jelas. Salting mungkin?
"Morning too" Balas Asella, Reysa yang lumayan anti romantic itu berniat meninggal kan Asella disana. Tapi tidak jadi karna curut itu menahan tangan Reysa.
"Apa sih? Gue mau ke kelas, lo sok ngebucin disini" Kesal Reysa. "Lo bilang tadi gak sempet sarapan kan?" Ujar Asella
Reysa merasakan hawa-hawa negatif dari teman nya itu menatap julit. Yang ditatap malah tersenyum membuat Reysa bergidik ngeri.
"Kita sarapan bareng aja gimana?" Usul Asella, di balas angukan oleh Al.
"Lo gimana Her?" Al menyenggol lengan milik teman nya itu yang sibuk melamun. Entah apa yang ia pikirkan.
Reysa menatap ke arah laki-laki yang yang sekarang juga menatap nya, mata mereka bertemu beberapa detik sampai dimana Reysa yang lebih dulu memutuskan nya.
"Gue ikut aja" Balas Herdy.
"Lo gimana Ca?" Ingin sekali Reysa menolak tapi perutnya yang tidak mendukung. Dari tadi malam Reysa tidak makan, karna ketiduran.
Asella menatap Reysa yang tak kunjung memberikan jawaban akhirnya menarik tangan teman nya itu. "Reysa ikut" Ujar Asella. "Gue belum nge iyain ya!" Kesal Reysa. "Lo kelamaan anjir, keburu kelaperan gue"
Reysa pasrah ditarik oleh Asella menuju kantin, tak lupa pula dua laki-laki yang mengikuti mereka dari belakang.
Herdy yang tatapan nya tak lepas dari gadis rambut sebahu itu, entah kenapa Herdy memerhatikan nya dari tadi. Apalagi saat Herdy tidak sengaja melihat bibir gadis itu yang masih ada sedikit luka di ujung nya.
Sesampainya nya di kantin yang lumayan ramai karna banyak siswa yang tidak sempat sarapan dirumah alhasil sarapan di sekolah. Asella langsung memesan makanan dan mencari tempat duduk disana.
Reysa yang ditangan nya sudah ada nasi goreng dan air putih hangat menoleh-noleh kan kepalanya mencari keberadaan Asella yang batang hidung nya tak terlihat dari tadi. Di sebelah Reysa ada Herdy yang sama, ia membawa nasi goreng bedanya Reysa air putih hangat, sedangkan Herdy es teh manis. Pagi-pagi udah es bocah-bocah.
"Kalau lo nyariin Asella, noh mereka" Ujar Herdy menunjuk meja yang ada di pojok mengunakan dagunya. Reysa mengikuti arah dagu Herdy. Ia mencibir kesal karna melihat Asella dan juga Al yang sibuk bermesraan.
"Dari pada berdiri gini, malah bikin kaki pegel mending kita duduk disana" Herdy menunjuk ke arah kursi yang dipojok tapi tidak dipojok juga di tengah-tengah lah. Ingin rasanya Reysa menolak tapi ia tidak tahu cara menolaknya seperti apa.
Akhirnya Reysa mengangguk, Herdy yang melihat itu langsung berjalan ke arah kursi yang ia tunjuk tadi diiringi Reysa yang berjalan disampingnya.
Asella melirik ke arah meja yang Reysa dan Herdy tepati dalam hati ia bersorak senang karna rencana nya dari awal berhasil. Yup, ia ingin mendekatkan teman nya itu dengan teman pacarnya. Supaya bisa lah nanti mereka double date.
Ckrek!
Asella cekikikan sendiri sambil menyimpan kembali ponsel nya ke dalam saku rok nya setelah ia berhasil mengebadikan momen teman nya itu makan berdua dengan laki-laki.
"Kamu poto apaan?" Tanya Al sambil menatap Asella.
"Poto mereka, momen langka. Reysa mau berinteraksi dengan lawan jenisnya" Balas Asella. Lalu ia kembali menyantap makanannya.
Sedang kan Reysa sekarang hanya menatap makanan nya binggung, apa yang terjadi? Bohong sih kalau ia tidak gugup. Mereka duduk bersebrangan. Herdy yang asik dengan makanan nya melirik Reysa yang hanya melamun.
"Kenapa gak dimakan?" Tanya Herdy.
Reysa tersentak kaget lalu langsung menggeleng dengan tangan menyuapkan nasi goreng itu ke dalam mulut nya. "Gak enak ya?" Tanya Herdy lagi.
Reysa menggeleng ribut sambil mengibas-ngibaskan tangannya "Gak kok, rasanya enak kaya nasi goreng biasa"
"Oh, oke"
Setelah itu keheningan kembali menyerang mereka. Herdy yang tidak suka suasana canggung itu kembali melirik gadis yang ada diseberang nya itu. Sama dengan gadis itu ia hanya diam tak ingin berbicara sama sekali.
"Rey?" Panggil Herdy. Reysa langsung mendongak terkejut. Tunggu apa katanya tadi? Rey?
Mata mereka bertemu. Reysa mengangkat alis nya seakan menjawab panggilan dari laki-laki yang ada dihadapan nya itu. "Rey? Bener kan? Nama lo Reysa kan?" Tanya Herdy bertubi-tubi karna ia melihat raut wajah Reysa yang berubah karna panggilan nya itu.
Gadis itu mengangguk mengiyakan. "Jangan panggil Rey" Cicit nya kecil seakan bisikan untung pendengaran Herdy itu baik jadi ia dapat menangkap apa yang gadis itu katakan.
"Oh sorry gue gak tau" Reysa kembali mengangguk. Rasa lapar nya sudah hilang yang ia ingin kan sekarang adalah pergi ke kelas dan menganggu Sherin yang pagi ini pasti sibuk dengan PR nya. Dan hey? Kemana Reysa yang dikenal bar-bar? Reysa yang banyak bicara? Lihat lah sekarang ia terlihat seperti seorang introvert.
"Jadi gue manggil lo siapa?" Tanya Herdy lagi.
Reysa menatap mata teduh milik laki-laki itu. "Caca, panggil gue caca aja. Jangan Rey" Mohon nya.
Herdy mengangguk paham, walau ada rasa sedikit penasaran di hatinya.
"Kenapa kalau gue manggil lo Rey?" Sial. Pertanyaan itu keluar sendiri dari mulut Herdy. Apalagi saat Melihat Reysa yang sekarang mengubah mimik wajahnya terlihat seperti sedih bercampur marah. Herdy memaki-maki dirinya sendiri di dalam hati.
"Mulut gue anjing banget" Batinnya.
"Maaf kalau gue bikin lo gak nyaman" Reysa menggeleng sambil tersenyum. Ia kembali memakan nasi goreng nya buru-buru. Reysa hanya ingin pergi dari kecanggungan ini!
Uhuk!
Herdy dengan reflek langsung menyodorkan es teh manis milik nya. Reysa dengan wajah memerahnya karna efek dari tersedak biji nasi yang tersesat ke hidung, tidak bisa menolak. Ia meneguk es teh manis itu hingga tertinggal setengah.
"Hati-hati kalau makan tuh" Ujarnya sambil memberikan selembar tisu ke Reysa.
Sedangkan dari kursi lain Asella dan juga Al tengah asik melihat interaksi keduanya seakan-akan mereka sedang menonton sebuah drama.
"Gemess gue anjir, pengen jedotin kepala mereka" Asella menggigit kuku karna menahan gemas ingin menjedot kan kepala teman-teman nya itu.
"Pacaran sih kata gue" Sahut Al yang juga sedang asik menikmati interaksi teman nya itu terhadap gadis.
"Fiks sih harus pacaran, makin semangat gue buat nyomblangin mereka"
•••
See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
H-1
Teen FictionTentang, anak laki-laki yang kemampuan otak nya dipaksa oleh orang tua nya sendiri. Ia harus memenangkan semua Olimpiade yang ia ikuti dan membawa pulang mendali emas. "Lo harus belajar Her, supaya mama lo gak kecewa" "Tapi, kepala gue ribut banget...