Voment juseyo~
Brak..
"Caca!"
Dengan sigap laki-laki yang sedari tadi memantau dari sisi lapangan langsung berlari kearah tiang bendera. Gadis dengan rambut sebahu itu sudah tak sadarkan diri dengan darah segar yang mengalir di hidungnya.
Sherin yang sudah panik bukan main berniat berteriak meminta tolong tapi pandangan nya langsung menatap kearah laki-laki yang berlari dengan raut wajah khawatir ke arah mereka.
"Kak Jovan bantuin, Reysa pingsan!"
Jovan langsung berjongkok melihat keadaan Reysa yang sudah sangat berantakan. "Bentar kak gue pang—"
"Gak usah gue gendong aja" Ujar Jovan menotong kalimat Shina. Dengan segera ia mengendong Reysa dan membawanya ke arah ruang UKS. Sedangkan Sherin dan Shina hanya mengekori mereka di belakang.
Sedangkan ada empat buah pasang mata melihat kejadian itu. "Masa si Herdy gak sampe-sampe ke lapangan dari tadi?" Tanya Mahesa heran sekarang ia duduk dipinggir jendela dan Al di depannya.
Al mengangguk. "Iya anjir, ketinggalan satu langkah lo Her sama si ketos songong itu" Ujar Al lalu ia mengambil ponsel nya yang ada disaku celana mencoba menghubungi Herdy.
Tut.. Panggilan terhubung.
"Lo dimana anjir?"
"Gue?"
"Bukan, nyokap lo! Ya lo lah anjing, jangan bikin gue emosi!"
"Wihh kalem bro, kelasnya Satya, ngapa?"
"Lah, tujuan lo kan tadi ke lapangan buat nyamperin si Reysa tapi kenapa di kelasnya Satya?"
"Ni curut narik gue pas gue lewat di depan kelas dia. Mau gak mau gue keseret lah, gue di suruh ngerjain tugas mtk dia badjingan!"
"Emang kenapa?"
"Si Reysa mimisan terus pingsan, dan kalau lo udah bersiap buat lari ke lapangan, lo telat benget dia udah digendong sama jovan"
"Anj—" Tut..
"Lah dimatiian goblok" Al menjauhkan ponsel dari telingganya lalu kembali menatap kearah jendela.
Tak lama ada laki-laki yang datang dan celingak-celinguk sendiri seperti mencari keberadaan seseorang.
Al dan juga Mahesa masih memantau itu, Al berdecak kesal lalu mengetikan sesuatu di ponselnya.
Herdy🗿
| Di UKS bego.
| Ngapain lo celingak-celinguk di situ?Terlihat laki-laki itu mengambil ponselnya di saku celananya dan membaca pesan yang baru saja Al kirim kepadanya. Dengan tergesa-gesa Laki-laki itu berlari ke arah ruang uks.
"Dia bucin, bukannya pinter malah tambah bego" Gumam Mahesa di balas anggukan oleh Al. Ia sangat menyetujui apa kata Mahesa.
Brak!
KAMU SEDANG MEMBACA
H-1
Teen FictionTentang, anak laki-laki yang kemampuan otak nya dipaksa oleh orang tua nya sendiri. Ia harus memenangkan semua Olimpiade yang ia ikuti dan membawa pulang mendali emas. "Lo harus belajar Her, supaya mama lo gak kecewa" "Tapi, kepala gue ribut banget...