Chapter 5

11 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Padahal hari ini tadi Herdy ingin izin untuk tidak pergi sekolah karna sekarang keadaan tubuh nya yang kurang fit. Tapi ia ingat bahwa hari ini ada ulangan harian Fisika, jadi bagaimana pun ia akan masuk sekolah.

Minggu depan ia ikut Olimpiade Fisika antar sekolah, dan dihari itu ia harus membawa pulang nama sekolah dengan mendali emas di tangannya.

Herdy baru saja memarkirkan mobilnya kepalanya kembali berdenyut nyeri, mata nya berkunang-kunang ia menggelengkan kepalanya berniat membuat rasa nyeri di kepalanya berkurang.

Tadi Herdy bangun kesiangan, alhasil ia datang dengan waktu yang sangat mepet dengan bel masuk. Herdy meletakan tas nya dan segera duduk di kursinya mengatur nafas nya yang tersegal-segal karna ia berlari menuju kelas.

"Tumben banget lo telat, kenapa?" Tanya Al yang duduk dibelakangnya, Herdy menoleh kebelakang dan menatap Al yang juga menatap nya terkejut.

"Muka lo Her, kaya mayat hidup, pucat bener. Lo sakit?" Tanya Al di balas gelengan oleh Herdy.

"Gak, cuman pusing doang" Jawab Herdy lalu ia menelungkupkan kepala nya di lipatan tangan, ia memejam kan matanya supaya rasa pening dikepala nya itu pergi dengan sendirinya.

"Her.. " Al Mencolek-colek punggung Herdy.

"Apaan sih?" Herdy yang merasa terganggu langsung mengangkat kepala nya berniat ingin memukul orang yang sudah berani menganggu nya. Dan betapa terkejutnya ia, wanita paruh baya dengan seragam guru lengkap tengah berdiri di sampingnya dengan tangan yang menandeng plastik hitam.

"Mama?"

Wanita itu meletakan plastik itu di atas meja Herdy lalu ia menepuk pelan kepala sang anak.

"Kamu gak boleh sakit, minggu depan Olimpiade jadi kamu harus bisa jaga kesehatan" Ujar wanita itu.

Herdy mengangguk, lalu ia membuka isi plastik itu, ada bubur dan juga obat beserta satu botol air mineral disana. Wanita itu masih mengelus kepala Herdy, lalu ber ucap "Jaga kesehatan ya"

Wanita itu tersenyum manis kearah Herdy lalu berjalan menuju keluar kelas, bertepatan dengan si Haikal--ketua kelas, yang baru saja masuk kedalam kelas.

"Pagi Bu Dara" Sapanya, wanita itu tersenyum simpul sebagai balasan.

Herdy menatap kepergian sang ibu, lalu kembali menatap bubur yang masih hangat di hadapan nya. Ia tersenyum kecut. Bahkan ibunya terlihat tidak peduli dengan kesehatan nya ia hanya peduli dengan Olimpiade itu.

H-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang