___*5*___

188 34 0
                                    

Happy reading 💚💜

__________________________________________

______________________

________



Secara alami, keberanian jeno bertambah sendiri, ia menatap dan mengikuti bayangan itu saat bergerak. Sampai akhirnya, bayangan hitam itu berhenti di satu titik dekat pohon terbesar di hutan ini. Jeno yang menyadarinya pun spontan berjalan ke arahnya.

“Apa kalian nggak lihat itu?” tanya jeno sambil mengarahkan senternya ke arah pohon terbesar di hutan itu.

“Apa itu?” jawab haechan

“Sepertinya benar, ada anak-anak” sahut jaemin

“Coba aku periksa” kata Jeno

Jeno mendekatinya. Memastikan apa yang berdiri di sana. Jeno mematikan senternya, lalu berjalan pelan dengan hanya dibantu cahaya bulan yang tak begitu terang. Langkahnya pun senyap hampir tidak bersuara. Semakin dekat, wujudnya semakin kelihatan.

Ternyata, yang dikatakan jaemin benar. Jeno melihat tiga orang anak kecil sedang bermain kejar-kejaran di atas tanah yang agak lapang. Tapi, ternyata tidak hanya ada mereka, ada satu sosok lagi yang baru Jeno sadari keberadaannya.

“Apa itu?” tanya jeno dalam hati.

“jeno! Jangan jauh-jauh!” seru haechan dan jaemin

Dan.... Beberapa detik kemudian, jeno mengetahui, jika sosok itu adalah perempuan dengan kebaya serba putih sedang duduk dan menyisir rambut panjangnya yang tergerai berantakan hingga ke pundaknya menggunakan jemari tangannya.

Dia tampak  mengawasi anak-anak yang bermain di dekatnya. Sepertinya, dia ibu dari ketiga anak-anak itu. Jeno merasa janggal dengan keberadaannya itu.

Jeno pun bertanya-tanya sendirian di dalam hatinya, mereka siapa? Apa benar, jika mereka warga yang tinggal di desa tak jauh dari sini? Tapi, mengapa malam-malam begini mereka kemari? Perasaan Jeno  berkecamuk, ia semakin penasaran.

Saat jeno mencoba melihat wajah perempuan itu dan ketiga anaknya, gelapnya malam menghalanginya. Jeno mengambil napas dalam-dalam, kemudian melihat ke belakang, melihat haechan dan jaemin, memastikan mereka berdua masih berada di sana menunggunya.

Jeno semakin melangkah maju mendekat ke tempat perempuan dan ketiga anak itu. Jika dia tidak mendapatkan jawaban dari apa yang ia lihat dengan kedua matanya, maka ia akan bertanya secara langsung kepada mereka.

Jeno kembali melangkah lagi, saat tinggal terpaut beberapa langkah saja dengan mereka, tak sengaja kaki jeno menginajk ranting kering hingga menimbulkan suara.

“KRREEKKK”

Spontan, suara itu membuat perempuan itu dan ketiga anaknya menoleh ke arah nya. Jeno panik, karena keberadaannya sudah diketahui oleh mereka. Namun, rasa panik jeno seketika meninggi, rasa takutnya pun demikian, manakala ia melihat ke arah perempuan dan tiga anak tadi.

Di situ, wajah mereka sudah jelas dilihat oleh Jeno. Tapi, jeno hanya melihat mulut di wajahnya, tidak ada mata dan hidung di wajahnya.

(nominhyuck) bertaruh nyawa di alas demit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang