___*10*___

46 6 0
                                    


Happy reading 💚💜

__________________________________

__________________

_______

“Ini…. Batang untuk apa?” tanya Jeno.

“Kakimu, jen. Selonjorkan di atas kursi sini” suruh haechan

Lisa tampak memberikan arahan pada Haechan untuk menempelkan getah yang keluar dari batang itu ke atas luka pada betis Jeno. Tak lama, Jeno bereaksi. Ia merengek menahan rasa perih yang keluar akibat getah itu.

“Tahan sebentar, Mas. Ini batang dari tumbuhan talas, baik untuk memulihkan lukamu” tukas Lisa

Mata Jeno menatap Haechan yang kini berada tepat di depannya sedang mengobati luka di kakinya dengan penuh kehati-hatian. Haechan tampak sedikit  manis manakala dilihat lebih dekat.

Kenapa kakimu, cah bagus?” tanya ibu lisa penasaran. Tapi, Jeno diam tak langsung menjawabnya.

“Lisa ?” panggil Jeno.

“kami tarung dengan Buto Ireng, Bu” ucap Lisa

ibu Lisa terkejut, tak menyangka jika anaknya dan tiga pemuda yang baru ia temui bertemu dengan salah satu makhluk penghuni alas demit.

“Lalu kalian masih hidup? Allah masih melindungi kalian semua. Bersyukurlah, kalian semua masih selamat” imbuhnya.

“Dia makhluk apa, Bu ?” tanya Jaemin.

“Dia salah satu makhluk penghuni Alas Demit, dan salah satu yang terkuat dan ditakuti. Tapi, tenang saja, Mas…. Desa ini sudah diberi perisai gaib yang bisa menghalanginya untuk masuk kesini” tukas Lisa.

“Alas Demit?” tanya Jaemin.

“yang kalian lewati tadi itu kan Alas Demit”
(Alas Demit : Hutan Hantu)

“Desa ini, hampir seluruhnya dikelilingi oleh Alas Demit”

"Hutan yang hampir dihuni oleh seluruh makhluk berenergi kuat di gunung Merbabu ini. Hampir tidak ada cahaya matahari masuk setiap harinya, hanya ada kegelapan di hutan itu”

Dalam hati Jeno berpikir, pantas saja dia menemui banyak sekali makhluk-makhluk aneh bersarang di segala penjurunya.

“siapa yang memancing Buto Ireng menghampiri kalian?”

Haechan tertunduk. Jaemin, Jeno dan Lisa semuanya menatap Haechan . Seolah sadar kalau Haechanlah pelakunya, ibu Lisa pun memberikan nasehat-nasehat agar tidak mudah tergoda lagi oleh godaan yang mereka buat untuk menjebak setiap manusia yang melintas di dalamnya.

“kalian kok bisa hutan itu, cah bagus?” tanya Ibu Lisa sambil menatap Jeno

Jeno sejenak diam, kemudian menatap Jaemin dan Haechan di sebelahnya. Ia bingung menjelaskannya, karena semuanya bergulir begitu saja tanpa direncanakan

“nggak usah takut” imbuh Ibu Lisa, seakan tau isi hati Jeno.

“Kami bertiga mau mendaki, tapi…. Nggak tau kenapa, tiba-tiba saja kami tersesat dan kehilangan arah yang benar, Bu….”

“sudah kuduga…. Setiap orang yang kesini, pasti karena tersesat waktu mendaki di gunung Merbabu”

“Memangnya, sering ada pendaki tersesat, Bu?” tanya Jaemin.

(nominhyuck) bertaruh nyawa di alas demit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang