Chapter 3: Bad Wolf

299 25 0
                                    

Setelah meninggalnya Madam Suzu. Kejadian itu pun sudah tidak terjadi lagi.

Zora mendapat surat lagi dari Yang Mulia. Isi surat tersebut adalah terdapat Desa di tengah-tengah hutan yang katanya di sana serigala terkutuk. Kata orang di Desa itu ada serigala yang dapat mengeluarkan sihir, jika orang terkena sihirnya itu, mereka mendapat kutukan, dan tubuhnya seperti habis terbakar, dan dapat mengibatkan kematian.

"Huh... baiklah. Micheal kita ajak semuanya ikut ke Desa itu."
"Baik."

Di perjalanan semuanya tampak sangat senang.

"Di mana rumahnya, Bocchan?"
"Aku juga tidak tahu."

Semua berhenti di rumah yang sangat besar.

"Permisi, apa benar di sini rumah Nona Tina?" Micheal bertanya dengan salah satu pelayan di rumah itu.

"Iya, benar. Ada perlu apa dengan Nona saya?"

"Ada apa, Rin?"
"Ada yang mencari anda, Nona."
"Siapa?"
"Saya tidak tahu."

"Kalian siapa? Ada perlu apa?"

"Emm... permisi, apa anda Nona Tina?"
"Iya, benar."
"Kabarnya di sini ada serigala yang dapat mengeluarkan sihir kutukan, apa itu benar?" Tanya Micheal.

"Ah.. iya! Sebaiknya kalian cepat masuk ke dalam sebelum serigala itu mengetahui keberadaan kalian. Serigala itu sangat benci dengan pendatang di Desa ini."

"Silahkan masuk." Rin pelayannya yang tampak sangat polos.

"Ada perlu apa kalian di sini? Aku kepala Desa ini."

"Aku hanya ingin menyelesaikan masalah serigala-serigala ini." Zora menyerahkan surat dari Yang Mulia.

"Nona, siapa mereka? Pendatang tidak boleh berada di Desa ini! Itu dapat mengundang serigala-serigala itu datang ke sini!"

"Jangan seenaknya kau mengusir mereka, jika mereka keluar sekarang serigala itu dapat menemukan mereka! Sebaiknya kalian memakai jimat ini, untuk melindungi kalian dari para serigala."

Penduduk desa tadi terdiam mendengar apa yang di katakan Nonanya tadi.

"Rin, antar mereka ke kamar mereka."
"Baik."
Rin mengantar mereka ke kamar.

"Ta-tapi, Nona."
"Kau tidak perlu ikut campur. Kita lihat saja apa yang akan mereka lakukan di sini."
"Baiklah."

Kepala Desa di sini adalah seorang anak perempuan, dan dia lebih kecil dari pada Zora.

"Bagaimana serigala itu dapat mengeluarkan sihir? Sangat tidak masuk akal."

"Sstt..." Micheal menutup mulut Zora.

Ternyata di balik pintu ada yang sedang menguping. Micheal langsung membuka pintu. Tiba-tiba Tina jatuh.

"Tidak sopan, seorang wanita mendengar pembicaraan lelaki."

Tina tersenyum malu.

"Apa yang kau lakukan ke sini?" Tanya Zora.

"Tidak, aku hanya ingin memberi tahu kalian, bahwa kalian dilarang keluar tengah malam. Jika kalian melanggar kalian bisa terkena kutukan dari serigala itu."

Di saat Zora, Tina, dan Micheal berbincang-bincang. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar.

Semuanya langsung berlari ke arah teriakkan itu.

"Ada apa?"

"Nona, tolong selamat kan dia. Dia telah di cakar serigala."

"Apa?! Baiklah. Aku akan mengobatinya."

Tina membacakan mantra-mantra untuk menyembuhkan kutukan itu.

"Sepertinya para serigala sedang mengamuk. Padahal mereka belum pernah menyerang penduduk desa. Mungkin karena para pendatang ini, sebaiknya kita usir dia!"
"Ya!"

Penduduk Desa sangat marah dengan kedatangan Zora dan yang lain.

"Cukup! Aku yang menyuruhnya tinggal di rumahku untuk sementara waktu, mereka akan ku suruh pulang jika amukan serigala sudah mereda."

Di malam hari, Zora dan Micheal keluar dari kamarnya dari jendela.

Di tengah-tengah perjalanan banyak sekali kabut.
"Bocchan, kenapa anda mengeluarkan air mata?"

"Hah?"

"Bocchan, serigala di sana! Sepertinya ini adalah sihir yang di bilang orang-orang. Sebaiknya anda tunggu saja di kamar!"

Micheal berlari mengantar Zora ke kamarnya. Sementara dia melanjutkan untuk mengejar serigala tadi.

Di perjalanan kabut mulai tebal lagi.

"Apa? Aku belum pernah merasakan emosional seperti ini." Micheal mengeluarkan air matanya. Lalu dia kembali lagi untuk melihat Zora

"Bocchan!"

"Mi-micheal"
!!!
Wajah Zora seperti melepuh abis terbakar, seperti yang di katakan orang-orang dengan kutukan.

Micheal berlari membawa Zora.

"Nona Tina! Nona Tina!!"

"Hmm... ada perlu apa di tengah malam begini?"

"Tuan Muda terkena kutukan itu!"

"Apa?! Sudah ku bilang untuk tidak keluar di malam hari! Bagaimana ini bisa terjadi?!"

"Akan ku ceritakan nanti, tolong cepat selamatkan dia!"

"Baiklah. Rin cepat siapkan wajan raksasa!"
"Baik!"

"Cepat masukkan dia ke dalam wajan itu! Menyelamlah ke dalam. Setelah itu masukkan obat ini ke mulutnya, lalu muntahkan lagi!"

"Baik!"

Setelah semua selesai, Zora masih tidak sadarkan diri.

"Bocchan. Bocchan."
Zora pun terbangun dan semuanya tampak agak tenang.

"Siapa kau? Siapa di sana? Siapa pun itu tolong hidup kan lampu! Di sini gelap. Tolong aku!"

Micheal terkejut apa yang telah di katakan oleh Tuan Mudanya itu.
Sepertinya ini adalah efek samping dari kutukan itu.

Beberapa hari kemudian Zora tak kunjung sembuh. Zora yang dulunya anak yang pemberani menjadi anak yang lemah.

Kemudian Tina melalukan ritual kepada para serigala itu, untuk meredakan amarah mereka. Tetapi Micheal telah mengetahui semua itu, karena dia berhasil mengikuti Tina.

The Black DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang