Chapter 4: Nightmares

229 22 0
                                    

Sepertinya Micheal mulai bosan dengan sikap Tuan Mudanya yang lemah seperti itu.

"Bocchan, sepertinya aku harus membangunkanmu dengan cara yang kasar. Maaf kan aku."

Micheal mengeluarkan sifat aslinya, yaitu sifat iblis. Untuk membangunkan Zora dengan cara memasukkannya ke dalam mimpi buruknya yang telah membuatnya selama ini putus asa.

Tiba-tiba Zora terbangun dan terkejut.

"Apa yang lakukan padaku, Micheal?"

"Akhirnya, anda sudah bangun dari tidur lelapmu."

Kemudian Zora dan Micheal keluar dari kamarnya.

"Zora, kau sudah sembuh? Syukurlah."

"Baiklah. Sesuai janji kami akan pergi dari sini. Dan melanjutkan pencarian."

"Tunggu! Boleh kah aku ikut denganmu? Sebenarnya aku tidak pernah keluar dari Desa ini. Aku ingin melihat dunia luar. Aku mohon.."

Tina menarik jubah yang dikenakan Zora.

Micheal tersenyum, seperti ada sesuatu yang ingin di tunjukkannya.

"Baiklah. Kami akan menunjukkan dunia luar untukmu."

"Hah.. terima kasih."

"Apa yang pikirkan, Micheal?"
"Anda akan tahu nanti."
Micheal dan Zora berbisik-bisik.

"Ayo ikut kami."

Tina mengikuti kemana perginya Zora dan Micheal.

"Ini bukan jalan menuju dunia luar, tapi semakin memasuki bagian terdalam rumah ini."

"Kau akan melihat dunia luar setelah mengetahui ini."

Mereka memasuki tempat dimana Tina melakukan ritual untuk para serigala.

"Kenapa kita kesini? Kau tahu dari mana tempat ini?"

Micheal menggeser tempat untuk meletakkan tongkat mantra.

"Jangan sembarangan menyentuh tongkat itu, atau akan terjadi..."

Tiba-tiba dibalik tempat itu terdapat pintu rahasia.

"Terjadi apa?"

"Bencana... te-tempat apa ini?"

Mereka masuk ke dalamnya dan di dalamnya terdapat banyak sekali radar.

"Tempat apa ini? Aku tidak tahu kalau ada tempat ini di sini. Di sini terdapat banyak sekali cahaya."

"Itu untuk mendeteksi keberadaan kita. Jadi jimat yang kau berikan itu adalah sinyal untuk mengetahui keberadaan kita."
"Untung saja kita lebih memilih untuk meninggalkannya di kamar."

"Hah? Apa terjadi? Aku tidak mengerti?"

"Tina, tolong jawab aku. Apa maksudmu serigala itu tidak pernah menyerang penduduk Desa?"

"Konon katanya Desa ini dilindungi oleh para serigala, dari turun temurun. Agar tidak ada pemburu serigala yang masuk ke sini. Orang tua ku mengorbankan nyawanya untuk itu."

'Ceeeessssssh...'
"Suara apa itu?"
"Suara itu kedengarannya dari arah sana."
"Ayo kita kesana."
"Hati-hati ada yang datang. Ayo cepat."

"Hah.. tempat apa ini?"
"Ini adalah pabrik. Pabrik gas beracun, sebenarnya serigala-serigala itu adalah serigala biasa. Sihir itu sebenarnya adalah gas beracun ini. Dan yang membuat serigala itu seperti bersinar adalah serbuk-serbuk bersinar ini."

"Apa?! Tidak mungkin! Kenapa aku tidak mengetahui ini?"

"Ada yang datang!"

"Itu Rin."

"Tunggu!"

"Rin apa maksudnya ini?!"
"Hah? Nona, apa yang anda lakukan di sini. Semuanya selamatkan Nona!"

"Aaaa!!!"

"Maafkan aku, Nona. Aku telah membohongimu. Berkat mantra-mantra yang kau buat, kau telah menemukan ini semua!"

"Apa?! Maksudmu yang menyebabkan kutukan itu adalah aku?"

"Tentu. Dengan otakmu yang cerdas itu."

"Tidakk!! Tidaaakk mungkinn...!!!"

Zora menodongkan pistol ke arah Tina.

'Doorr'

"Sepertinya itu pertanda dari Bocchan."

Rika, Ryuu, Zukimaru, dan Kokujou telah bersiap dengan pistol mereka masing-masing.

Kemudian tiba-tiba Rin menghilang.

"Kemana perginya Rin?"
"Tidak tahu."

Zora dan yang lain menghancurkan Desa tersebut. Dan masalah pun terselesaikan, akhirnya Zora dan yang lain pulang ke rumah mereka.

The Black DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang