"Terima kasih pak"
Gadis itu baru saja sampai di rumahnya pukul 6, sebab terlalu banyak hal yang harus dia selesaikan disekolah.
Dengan langkah pelan dia masuk kerumahnya, seakan akan jika dia berisik makan singa akan bangun dan memakannya.
Brak !
"A-ayah" gumamnya pelan dengan rasa takut yang menghantuinya
"Dari mana kamu ?" Tanya Mr. Evans dengan tatapan datar
"T-tadi habis... hmm... b-belajar di perpus, soalnya besok udah mulai ujian" jawab Gadis itu tanpa menatap ayahnya
"Arghh"
Seakan iblis menguasainya, dia mencekik gadis itu dengan kuat.
"Jangan sampai ayah tahu kalo kamu berbohong" pekiknya tajam lalu melepaskan cengkramannya
Sedangkan si gadis hanya bisa menahan air matanya, karna itu akan semakin buruk jika sang ayah tau dia menangis.
"Masuk kekamar mu sekarang !"
.
Disisi lain,
"Hiks... hiks... kak... Amel butuh kakak... hiks"
Selalu saja seperti ini, sepertinya sudah lama kamar ini tak mendengar suara tawa. Lebih banyak suara tangis
Rasanya Amel ingin sekali menjadi salah satu dari mereka, selalu memiliki waktu untuk mengembangkan mimpi yang mau mereka kejar.
Bukan malah layaknya burung yang di kurung sampai lupa bagaimana cara terbang. Amel iri dengan mereka.
Tok ! Tok !
"I-iyaaa" jawab Amel mencoba untuk tenang
"Mr.Evans memanggil nona untuk makan malam bersama" ujar salah satu bodyguarnya dari luar
"Iyaaa terima kasih" jawab Amel bangkit mencuci wajahnya lalu turun ke bawah untuk menemui ayahnya.
"I don't know what should i do, but I don't want to disappoint you"
.
"Pagi ayah"
Layaknya tak terjadi apa-apa, Amel mencium pipi ayahnya dengan penuh kasih sayang.
"Hari ini ayah yang antar ya..." ujar sang ayah dengan senyuman
"Ok..." jawab Amel santai lalu memakan sarapannya
"Hmm... ayah..." gumam Amel membuat sang ayah menoleh
"Sore nanti ada kemah sampai 2 hari kedepan... jadi... pulang sekolah nanti Amel ambil barang barang di kamar lalu balik lagi ke sekolah untuk berangkat" ujar Amel
"Owh ok... tapi nanti ayah gak bisa antar kamu ya... gak apa apa kan ?" Tanya sang ayah
"Gak apa apa kok" jawab Amel lembut
"I'm sorry"
.
And we won't be going home
For so long, for so long
But I know, I won't be on my own
On my own, I'm feeling likeRight now
I wish you were here with me (Oh-ooh)'Cause right now
Everything is new to me (Oh-ooh)You know I can't fight the feeling
And every night I feel itRight now
I wish you were here with me (Oh-ooh)"Good !" Pekik Ms. Bee sambil menghapus air matanya lalu memeluk Amelia dengan erat
Kali ini Amelia tengah latihan pribadi untuk solonya di drama saat lomba nanti.
"Terima kasih miss"
"Kamu ya... kenapa sih kalo bawain lagu sedih bikin yang nonton ikutan sedih" ujar Ms. Bee
"Hehehe tapi tetep bagus kan miss"
"Pasti dong... yaudah kamu istirahat sana" ujar Ms. Bee mengusap kepala Amelia lembut
"Ok miss, byee"
Tepat saat Amelia keluar dari kelas drama, Fenly kebetulan melewatinya.
"Fen !"
Tanpa ragu Fenly segera menoleh saat itu juga.
"Mel ? Ada apa ?" Tanya Fenly sedikit gugup
"Hmm... udah makan ?" Tanya Amelia ragu
"Belum kok, kebetulan ini mau kekantin. Mau ikut ?" Tanya Fenly ramah
"Hmm... ayo" pekik Amelia tersenyum lalu menarik tangan Fenly untuk pergi ke kantin.
"BODO AMAT GUA GAK AKAN CUCI TANGAN !"
____________________🤝__________________
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
1VORY || UN1TY
FanfictionLayaknya kertas ivory, mereka memiliki 2 sisi yang berbanding terbalik. Seperti anak remaja pada umumnya di pagi hari, dan menjadi mafia di malam hari. Mengikuti balap liar, taruhan, bahkan sampai membunuh. Dan seperti yang kalian tau, sangat beres...