Sudut pandang Altair
Sudah tiga hari diriku menginap di Istana milik Ratu Alladie, dan sekarang adalah saatnya bagiku untuk pulang ke rumah. Atau lebih tepatnya ke kota ku sendiri yaitu Edea, aku yakin rakyat yang hidup disana saat ini tidak akan kelaparan lagi karena kita sudah membeli persediaan bahan pangan serta memastikan bahwa supply tetap terjaga.
"Altair Sama, sudah saatnya kita berangkat". Ellys membuka pintu kamar ku dan aku sudah merapikan pakaian ku serta mengemasi barang barang ku yaitu sebilah pedang dan sebuah pistol. Sudah saatnya aku berangkat.
" Aku akan menyusul, bersiaplah di depan mobil". Kataku kepada Ellys.
Ellys pun mengangguk dan menutup pintu nya, dia sekarang menuju ke pintu depan tempat dimana mobil ku sudah terparkir menunggu.
Kemudian aku berjalan di lorong istana sambil melihat lihat ukiran yang ada di dinding Istana ini. Aku berjalan menuju pintu keluar dan di tengah jalan diriku bertemu dengan Ratu Alladie.
"Ah, selamat pagi Ratu Alladie". Aku menyapa nya dengan mengucapkan selamat pagi.
" Selamat pagi juga. Kamu akan kembali ya hari ini, aku baru saja ingin menemui mu". Dia sepertinya masih ingin agar aku dan Ellys untuk tinggal lebih lama lagi namun dia juga mengerti bahwa aku memiliki urusan yang penting untuk mengatur kota ku sendiri.
"Ratu Alladie, aku akan sering sering mampir kesini, dan juga aku akan mengajak Ellys jika ia mau". Mendengar itu Ratu Alladie tersenyum karena dia sedikit lega bahwa aku tidak akan melupakan dirinya.
" Altair, kamu adalah orang pertama yang menarik perhatian ku. Mungkin suatu saat kita bisa mengadakan pernikahan politik jika kamu mau". Ratu Alladie tertawa kecil sambil wajahnya sedikit memerah. Dia memang cantik dan menawan namun aku belum siap untuk menikah dulu.
"Tawaran anda memang menarik, namun sepertinya aku belum mau menikah terlebih dahulu sebelum tujuan ku setidaknya tercapai". Kataku untuk merespon tawaran Ratu Alladie.
" Aku paham kok, lagipula aku hanya bercanda". Dia tersenyum.
Kami berdua akhirnya berjalan bersama menuju ke pintu keluar. Aku menyadari dia selalu melihat ke arah ku sepanjang jalan namun aku tidak terlalu mempedulikannya. Aku paham dia tertarik dngan ku jadi aku hanya diam saja.
Dan akhirnya aku beserta Ratu Alladie sampai di pintu depan, dimana aku bisa melihat mobil ku beserta Royal Guard yang sudah berbaris untuk mengawal diriku. Tak lupa pula aku melihat Ellys yang sudah menunggu diriku.
"Mari kita kembali". Dengan senyuman di wajah Ellys.
" Hati hati diperjalanan, aku akan merindukan kalian. Jangan lama lama untuk berkunjung ya". Ratu Alladie berkata seperti itu.
"Tentu, kami akan kembali ke sini. Namun lain kali kami akan membawa oleh-oleh". Jawabku kepada Ratu Alladie.
" Ara~ aku tidak sabar menantikannya. Keponakan ku Ellys, jangan nakal nakal ya. Lalu lakukan tugas mu dengan baik". Ratu Alladie menyampaikan pesannya kepada Ellys.
"Aku akan menjaga kata kata bibi". Dan setelah Ellys mengatakan itu, kami semua masuk ke dalam mobil.
Mobil dijalankan dan aku melihat Ratu Alladie beserta Tuan Arsel melambaikan tangannya dan mengucapkan selamat tinggal. Pengawal Istana kerajaan Adoras juga berangkat untuk mengawal kepergian kami, namun mereka kali ini menggunakan kuda karena kendaraan yang kami gunakan ini cukup cepat.
Dan begitulah, akhirnya kami pulang.
Sudut pandang Suku Iblis
" Baiklah kita akan menyergap nya". Kata seorang pria berperawakan tinggi dengan rambut putih serta tanduk yang mencuat di kepala nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga of the Lost One
Fantasy(Jadwal upload adalah adalah random jadi pastikan untuk stay tune) Sebuah Kota tiba tiba muncul di sebuah padang rumput yang awalnya kosong, tidak ada yang tahu mengenai Kota tersebut namun yang jelas bahwa Kota itu muncul entah darimana dan dalam...