The Dragon Oath

40 5 3
                                    

"Namaku adalah Revanna". Perlahan lahan sosok dari naga itu berubah sedikit demi sedikit menjadi seorng manusia, cahaya terang berwarna keemasan menyelimuti seluruh tubuhnya sebelum akhirnya cahaya itu menghilang. Tidak ada sosok naga lagi disana, hanya ada seorang gadis dengan rambut panjang yang memiliki warna sesuai dengan warna badannya yaitu putih. "A..ahh ini mungkin memalukan tapi dengan wujud ini maka aku bisa menghemat energi sihir lebih banyak". Dia tidak benar benar kehabisan energi sihir. "Aku kira dirimu adalah gadis dewasa mengingat Arch Dragon memiliki umur hingga ribuan tahun". Kata Noa bertanya melihat wujud Revanna yang terlihat masih sangat muda.

Revanna kemudian berfikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Noa. "Hmm.. konsep umur bagi seorang naga mungkin berbeda dari bayangan kalian para manusia". Ia memberikan jeda sejenak sebelum kemudian melanjutkan perkataannya. "Naga biasanya tidak memiliki penampilan fisik manusia yang berubah seiring bertambahnya umur. Wujud manusia dari seekor naga hanya bisa didapatkan ketika mereka memiliki kekuatan sihir yang sudah mencukupi, dengan kata lain menjadi Formidable Dragon". Hmm aku sekarang paham apa yang ia maksud, intinya tidak sembarang naga bisa memiliki wujud manusia, kemungkinan besar wujud manusia dari seekor naga ditentukan oleh kepribadian ataupun keinginan dari naga itu sendiri. Mungkin aku harus menjaga sikapku kepadanya, dia terlihat sangat muda namun umurnya bisa saja mencapai ribuan tahun.... Ribuan tahun...

Aku terpikirkan sebuah hal, yang mungkin bisa mengungkap apa yang terjadi selama dua ribu tahun ini. "Aku ingin meminta maaf karena tidak sopan, namun sebenarnya berapa umurmu". Revanna memejamkan mata sejenak dan menghembuskan nafasnya, entah dia tidak suka ditanya seperti itu ataukah dia sendiri juga bingung. "Mungkin sekitar tujuh ratus tahun". Umurnya jauh dari perkiraan ku, dia tidak sampai menginjak satu milenia. "Tujuh ratus? Aku kira Arch Dragon memiliki umur yang jauh lebih tua". Noa terheran karena umur Revanna tidak sesuai bayangannya.

"Ada alasan yang rumit sebenarnya, tapi aku tidak mau cerita itu sekarang". Sesaat kemudian perut Revanna berbunyi, aku hampir lupa kalau dia sebenarnya lapar dan kita sedang keasyikkan mengobrol. "A..ah aku lupa, hmmm apa ada makanan di sekitar sini ya". Aku melihat ke kanan dan ke kiri, apakah ada hewan atau apapun yang bisa dijadikan makanan. "Aku merasakan banyak babi hutan disini, mungkin gerombolan". Insting dari Noa masih sama tajamnya seperti dulu, tanpa berkata apa apa aku melihat kemana Noa menunjuk dan segera berlari kesana dengan kecepatan tinggi. Sesuai apa kata Noa, aku saat ini sedang bertengger di atas pohon dan melihat banyak babi hutan sedang bergerombol. Aku tidak ambil pusing apa yang mereka lakukan, dan kemudian aku segera mengeluarkan pistol ku lalu menembak salah satu dari mereka hingga mati.

"S..suara apa itu??". Disisi lain, rupanya tembakan ku terdengar sampai ke telinga Revanna. "Tidak apa apa, itu hanya suara senjata Altair". Pupil mata Revanna menjadi bulat menandakan dia sedang kagum dengan senjata itu. "Senjata yang bisa mengeluarkan suara keras, pasti hebat sekali". Agak susah menjelaskannya, tapi yang jelas memang senjata itu bahkan lebih kuat dari busur sihir yang dibuat oleh bangsa Elf. Berhenti dari membahas senjata, aku kemudian menyusun kayu bakar membentuk seperti segitiga dan kemudian menyalakan api menggunakan sihir api. Aku kemudian melihat ke babi hutan yang telah aku bunuh, aku menggunakan pisau untuk memotong daging mereka dan mulai menusuknya dengan ranting kayu yang aku temukan. Aku tau ini akan tidak Higienis, namun bagaimana lagi.. sepertinya naga juga tidak akan mudah sakit hanya dengan makan makanan yang jatuh ke tanah... mungkin.

Sesaat kemudian diriku meletakkan daging yang sudah dipotong menjadi kecil kecil dan ditusuk oleh ranting kayu ke atas kobaran api dan membiarkan dagingnya dibakar agar matang. Aromanya saja saat tetesan lemak babi itu menetes ke api dan menjadi uap membuat Revanna sudah ngiler dan tidak sabar untuk mencoba makanannya. "Ahh.. aku ingin segera memakannya...". Begitulah katanya, namun Noa menghentikannya dari tangannya yang mau mengambil satu tusuk dan mengatakan. "Tunggu hingga matang sempurna, maka rasanya akan lebih enak". Namun kemudian Revanna memiringkan kepalanya. "Aku biasanya makan makanan yang setengah makan ataupun mentah pun juga tidak masalah". Masuk akal juga sih karena dia juga seekor naga pada dasarnya, namun aku teringat sesuatu yang dikatakannya tadi yaitu tentang dia yang merubah wujudnya menjadi manusia agar bisa menghemat energi. Setahuku bahwa akan membutuhkan lebih banyak energi sihir bagi naga untuk mempertahankan wujud manusianya dibandingkan ke dalam bentuk aslinya. Apa yang sebenarnya terjadi, apakah sistem dari beberapa sihir berubah setelah ribuan tahun lamanya. Jika memang begitu adanya, maka aku harus mempelajari sistem sihir dari awal lagi karena mungkin saja sudah tidak berguna kekuatan ku yang sekarang. Tapi ketika aku ada di Ibukota bekas Kerajaan Alcaith, sihir pembangkitan boneka masih bisa aku gunakan dengan baik. Apa yang terjadi sebenarnya, apakah perubahan hanya berlaku bagi orang orang yang terlahir setelah Maledictum? Tapi jika iya maka siapa yang mengajari peradaban baru tentang sihir yang sudah ada dari dua ribu tahun yang lalu. Hmmm... apakah itu artinya ada orang yang selamat dari Maledictum? Itu sudah pasti sih kalau aku pikir pikir lagi karena siapa yang akan melahirkan manusia jika semuanya punah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saga of the Lost OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang