The Migration

52 10 3
                                    

Sudut Pandang Suku Iblis

"Kami kembali, Tetua". Kata Agreas berjalan di jalanan Desa itu sambil rekan rekannya membawa banyak persediaan seperti makanan, persenjataan dan alat alat sihir.

" Nak Agreas, sekali lagi kami terbantu oleh kehadiran mu". Kata Tetua Suku itu, dia memiliki perawakan orang tua pada umumnya dengan janggut putih yang panjang serta memiliki tanduk berwarna coklat yang melengkung ke samping.

"Tidak masalah, aku dan adikku juga melakukan ini semata mata karena kalian masih penduduk dari Vicarya". Kemudian Agreas meneruskan. " Tentara Cadia tidak akan tinggal diam jadi kita perlu mempersiapkan diri semaksimal mungkin". Dan setelah Agreas mengatakan itu, Tetua Suku pun mengangguk tanda bahwa ia setuju dengan pendapat Agreas.

Orang orang yang dibawah pimpinan Agreas barusan telah kembali dengan membawa banyak sekali bahan makanan, persenjataan serta barang barang berharga seperti emas dan perhiasan yang mungkin akan di jual ke kota kota besar di Kekaisaran Cadia.

"Kakak, banyak dari kita yang terluka dan sebagian meninggal dunia. Sangat disayangkan". Kata adik dari Agreas yaitu Vina dengan nada yang sedih, sebelum kemudian kepala Vina diusap lembut oleh Agreas serta ia mengatakan kata kata yang menenangkan adiknya tersebut.

"Mereka telah berjuang dengan baik, mereka mengorbankan dirinya sendiri untuk kepentingan lebih besar yaitu kelangsungan hidup kita semua". Setelah itu, Agreas berjalan pergi dari adiknya untuk membantu mengurusi barang barang rampasan yang baru saja tiba tadi.

Vina memegang dadanya sendiri dan tersenyum kecil, karena ia sadar bahwa seringkali peperangan dan pertikaian tidak akan bisa dilepaskan dari kematian, kesedihan, dan kehancuran. Namun yang paling penting dari semua itu adalah bagaimana dan apa upaya mereka dalam membela negara atau orang orang yang mereka cintai. Tentara akan berjuang di medan perang membunuh sesamanya sendiri untuk melindungi dan melayani apa yang mereka cintai yaitu negara mereka.

Tetua Suku mendekati Vina dan mengatakan. " Nak Vina, kurasa kita sudah tidak bisa tinggal lebih lama lagi". Perkataan tetua Suku membuat Vina sedikit terkejut terlihat dari bagaimana ia melebarkan matanya.

Tetua Suku meneruskan dengan suara nya yang lirih dan pelan karena ia juga sudah berumur panjang. "Kita harus pindah dari hutan ini karena tidak lama lagi Kekaisaran Cadia pasti akan menemukan desa ini. Kita harus mencari tempat tinggal baru yang akan membuat kita aman". Katanya.

" Namun bagaimana dengan rencana dari kakak yang ingin mengembalikan negara Vicarya?". Perkataan dari Vina dijawab oleh Tetua dengan jawaban yang cukup mengecewakan hati Vina dan mungkin juga Agreas jika ia mendengarnya. "Itu sepertinya tidak akan bisa dilakukan saat ini, karena kita dalam kondisi terdesak dan kekuatan Kekaisaran Cadia juga jauh diatas kekuatan kita sekarang. Bahkan jika Agreas yang merupakan putra dari Raja Iblis melawan mereka secara langsung sekalipun, ia tidak akan bisa berbuat banyak".

Masuk akal tentang apa yang dikatakan oleh Tetua Suku, karena Kekaisaran Cadia memiliki dukungan dari para pahlawan manusia yang telah membunuh Raja Iblis, serta Kekaisaran Cadia memiliki Silver Legion yang terkenal akan kengerian dan kekuatan nya yang tidak ada bandingan bagi mereka.

Vina hanya bisa tertunduk sedih namun ia mengerti tentang apa situasi yang tengah dihadapi oleh mereka saat ini. Vina lalu berjalan ke salah satu rumah yaitu rumah yang ia tinggalin dan mulai membuka sebuah buku dengan sampul yang bertuliskan 'Daearium Daemonis Regisum'. Buku itu bertuliskan tentang catatan sejarah Kerajaan Iblis Vicarya yang dimana Vina membawa buku itu saat ia kabur dari Kastil bersama dengan kakaknya demi menjaga agar sejarah Kerajaan mereka tidak hilang ataupun dihilangkan.

Beberapa catatan sejarah mengenai Kerajaan Iblis di masa lalu benar benar hilang entah kemana dikarenakan sengaja dihilangkan oleh beberapa pihak yang terlibat dalam penaklukan Kerajaan Iblis agar sejarah Kerajaan Iblis yang ditaklukkan tidak diketahui oleh publik, terlebih demi alasan Keagamaan yang juga menganggap hal ini penting dilakukan demi mencegah adanya kejadian kejadian tidak diinginkan seperti Kultus dan Aliran pemuja Raja Iblis.

Saga of the Lost OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang