2

215 31 1
                                    

Hari berikutnya, jungkook terbangun dari tidur lelap yang panjang. Ia terduduk dengan perasaan yang linglung dan kepala yang sedikit sakit.

Karena terbukti sudah hampir 1 hari full jungkook tertidur. Dan sekarang ini sudah pukul 21.00, tepatnya pukul sembilan waktu setempat.

Jungkook melangkah menuju toilet, sedikit sempoyongan karena kepalanya pusing dan juga tubuhnya lemas.

Tetapi pada akhirnya, jungkook mandi dan membersihkan diri.

Selang beberapa menit, jungkook keluar dari toilet dengan wajah segar. Ia menggantikan pakaiannya dengan yang lebih santai. Menggunakan huddie hitam dan celana bahan berwarna coklat gelap.

Ia melangkah untuk mengambil ponselnya, kemudian melemparnya kepada ranjang. Toh tidak ada notif yang menarik dan juga tidak ada yang spesial di dalam ponselnya.

Ia mengambil dompet yang berada di naskah, kemudian berjalan keluar kamar.

Sepi, tidak ada siapapun di rumahnya. Mungkin kedua orangtuanya sudah tidur. Dan lagi jungkook tidak perduli.

Ia terus berjalan, keluar rumah dan juga menghilang dari kegelapan malam.

Jungkook tidak takut, ia bisa beladiri, ia menguasai beberapa ilmu beladiri. Jadi, mau berjalan di dalam apapun selagi yang menghadangnya manusia, ia akan melawannya jika mereka mengganggu.

Mencari makan untuk mengganjal perutnya, ia hanya menemukan nasi goreng. Kemudian mendekati pedagang berkaki lima itu, dan memesan satu piring nasi goreng.

.

Selesai dengan mengisi perut, jungkook kembali melangkahkan kaki nya lagi. Ia berjalan tanpa arah, persetan dengan ini sudah malam. Besok pun libur, jadi tidak begitu jungkook fikirkan.

Sampai di tempat yang tidak ia duga, jungkook terdiam terpaku dengan tatapan yang lurus dan bola mata yang bergetar pelan.

Ia berada di atas bukit tinggi dengan berbataskan kayu yang sudah rapuh. Ia melihat kebawah, terdapat banyak rumah-rumah yang bersinar karena lampu, serta banyak kunang-kunang. Walaupun di atas sini sangat amat gelap, tetapi jungkook dapat merasakan ketenangan.

Ia tersenyum, "indah." gumamnya pelan.

"Apa yang indah?"

"Shit." Jungkook mengusap pelan dada nya terkejut. Ia menoleh kesamping, terdapat sosok pemuda yang lebih pendek darinya.

Tetapi setelahnya ia kembali terdiam membisu dan tatapannya terkunci pada sebrang bukit tinggi tempat ia berdiri.

Memang di depan sana terdapat bukit lagi dengan hutan yang begitu luas, lebat dan tidak tersentuh. Karena cahaya bulan tidak dapat menyinari hutan disana.

"Kau merasa tenang, bukan? Hatimu terdengar tenang." Seseorang di samping jungkook mengatakan sesuatu, namun jungkook masih saja diam.

Sepertinya pemuda di sebelahnya bukanlah manusia, karena manusia tidak akan pernah berani datang ketempat seperti ini di malam hari. Hanya jungkook yang berani, mungkin?.

"Hey, kau mengabaikan ku?" Tanya si pemuda itu lagi.

Jungkook menoleh, menatap datar pemuda bertubuh mungil itu. "Pergilah, aku tau kau bukan manusia." Jawab jungkook tanpa nada.

Pemuda di sebelahnya berdecak kencang, ia memukul pundak jungkook sangat keras hingga membuat sang empu mengaduh pelan.

Jungkook, tidak perduli. Ia kembali menatap kedepan dengan tatapan kosong yang sering is tampakan.

Memikirkan kehidupan kini bersarang pada otaknya.

"Sudahkah kau tersenyum hari ini?" Pertanyaan kembali terlontar, tetapi masih jungkook abaikan. Hingga membuat pemuda yang berada di sebelahnya menghela pelan.

breathe or notTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang