8

141 27 2
                                    

Sudah terhitung satu bulan penuh jungkook tidak menemukan tanda-tanda taehyung muncul dalam kehidupannya. Jungkook pun tidak begitu peduli. Ia sudah membantu seseorang, bukan? Lalu sekarang selesai.

Kini urusannya bukan lagi tentang taehyung, melainkan tentang keluarga nya yang sudah sangat amat berantakan menurut nya. Pada akhirnya, jungkook memilih tinggal sendirian di rumah yang memang ia pilih, namun uang dari sang ibunda.

Jungkook pernah mengatakan bahwa dirinya membeli rumah. Jungkook mengumpulkan setiap uang yang ibunya transfer, lalu membeli rumah di perumahan yang lumayan elite.
Kehidupan jungkook sedikit berubah saat ia memilih meninggalkan rumah kedua orangtuanya.

Jungkook bekerja part time untuk memenuhi kebutuhan nya dan juga keinginannya. Walaupun sebenarnya ibu masih mentransfer uang kedalam rekening jungkook.

Awalnya, ia sudah tidak ada harapan lagi. Ayah tirinya tidak ingin dirinya menjadi pewaris, tidak ingin menjadi penerus perusahaan yang ayah dan ibu nya miliki. Dan jungkook pun tidak sama sekali berniat untuk menjadi penerus perusahaan. Pasti sangat merepotkan.

Jungkook yang kaku dan juga pendiam masih saja ada. Seolah tidak akan pergi.

Jungkook baru saja pulang dari sekolah, ia langsung berjalan menuju rumahnya. Tidak ada kendaraan apapun yang ia gunakan. Jungkook lebih senang berjalan kaki, karena ia bisa melihat kesana dan kemarin dengan melewati pesawahan ataupun lautan di tepi-tepi jalan dengan sedikit lama. Bahkan jungkook sering sekali melihat senja, ia sangat senang dengan senja. Matahari terbenam sangat membuat nya senang.

Jungkook terus melangkah, sembari menengok kekanan dan kekiri. Langit jingga yang indah, gumamnya.

.

Tiba di rumah, jungkook langsung membersihkan diri. Lalu berganti pakaian. Ia menggunakan kaos distro berwarna coklat tua dan juga celana bahan hitam. Tak lupa, jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. Berserta rambut yang berantakan. Sungguh penampilan yang sempurna.

Waktu kerjanya sekitar 1 jam lagi. Ia berada di shift malam. Jam tujuh hingga jam sebelas malam. Jungkook tidak keberatan sama sekali, toh ia yang memilih.

Besok pagi jungkook berangkat sekolah, lalu malamnya ia gunakan untuk bekerja.

Ia bekerja di salah satu cafe milik ayah temannya, Kim mingyu. Jungkook bisa bekerja disana berkat mingyu juga. Ia sangat berterimakasih. Gaji disana pun mencukupi kebutuhan yang akan ia beli untuk dirinya sendiri dan lagi ia masih mendapatkan uang dari ibunya.

Jungkook memakai sepatu berwarna hitam polos. Kemudian melangkah keluar rumah nya. Ia ingin membeli makan terlebih dahulu, untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi sedari ia membersihkan diri.

..

Setelah mengisi perutnya, jungkook tentu langsung menuju cafe tempat ia bekerja. Walaupun jam masih menunjukkan pukul 18.36 tetapi jungkook sudah hampir sampai disana.

Lagipula, datang awal saat bekerja sungguh menyenangkan. Cafe tempat jungkook bekerja berada di area yang tidak begitu ramai namun cafe tersebut selalu ramai pengunjung karena pemandangan yang indah akan terlihat jelas disana.

"Hey Jung! Kau sudah tiba saja disini. Bukankah shift mu malam?" Teman yang juga magang disana menyapa jungkook yang baru saja masuk kedalam dapur.

"Mengapa?" Bukan menjawab, jungkook malah balik bertanya dengan satu alias nya yang terangkat.

Pemuda yang seumuran dengannya terkekeh kecil, "Kau ini, jangan terlalu kaku. Kita teman, bukan? Jadi, enjoy saja" Di tengah-tengah kekehan, pemuda itu menepuk pelan pundak jungkook.

breathe or notTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang