Bodoh.
Stupid.
Pabo.
Baka.
Semalaman penuh Nada mencaci dirinya sendiri dengan berbagai bahasa di atas yang memiliki arti yang sama. Merutuki kejadian gila yang hanya dia, cowok sialan itu, dan tuhan yang tahu.
"Jadi, kenapa lo kemaren malah ngilang sampe jam pulang?" tanya Kheyna kembali bertanya setelah dengan berani mencubit pipi Nada agar gadis itu tersadar dari lamunannya.
Nada meringis sekaligus mengerjapkan kedua matanya, Menghindari capitan jari Kheyna yang menciptakan rasa ngilu pada pipinya, "Males jam olahraga."
Benar, Nada menghindari jam olahraga yang kebetulan ada praktek renang. Selain mengingatkannya pada kejadian yang membawanya ke dunia ini, Nada sebenarnya juga tidak bisa berenang.
Jadi, daripada terlihat bodoh di depan banyak orang, gadis itu memilih kabur setelah berhasil memanjat tembok pagar sekolah. Sesuai dengan motto-nya yang akan berbuat sesuka hatinya. Lagipula ini kan hanya dunia novel ecek-ecekan.
"Tahu gitu lo ajak kita, ya gak Khey?"
Kheyna menggeleng tidak setuju, "Gak dulu, gue gak mau ngelewatin pemandangan seger, lumayan bisa cuci mata liat anak cowok kelasnya kak Shaga. Gila sih roti sobeknya," katanya cekikikan.
"Dih," Shelena menatap jijik Kheyna.
Pantas saja Jay tahu jika dirinya membolos kemarin, rupanya ada penggabungan kelas olahraga. Syukurlah semesta merestui Nada untuk membolos.
*¨༺🌷༻¨*
Mereka bertiga menempati meja paling ujung, dekat dengan akses keluar kantin. Kelas mereka telah bubar lebih dulu sebelum bel istirahat berbunyi. Guru bahasa indonesia yang mengajar sedang hamil besar, beliau lebih sering meninggalkan kelas lebih cepat sebelum waktu yang ditentukan.
Pesanan telah datang, kini di atas meja tersedia salad buah, burger, sushi, kwetiau, dan tiga gelas mojito tanpa alkohol.
Bel istirahat berbunyi, kemudian dapat Nada lihat beberapa siswa sudah mulai mengerubungi kantin. Kedua kalinya Nada ke kantin dan gadis itu merasa enjoy, tidak seperti pertama kali ia menginjakkan kakinya di sini. Semoga saja tidak ada drama murahan seperti sebelumnya.
"Gue baru aja beli kucing persia!" seru Kheyna sedikit nyaring.
"Oh, god! Really? Gue cuman bisa bantu doa semoga dia bisa survive jadi peliharaan lo," sarkas Shelena.
"Ish! Gitu banget lo Shel, lagian mana ada babu yang mau majikannya mati."
Baiklah, menyimak dua orang ini berdebat tentang hewan peliharaan sepertimya tidak terlalu buruk. Cukup ampuh agar potongan kejadian semalam tidak muncul di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐥𝐚𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧
FantasyJennie Anulika Putri pikir bunuh diri bisa membuatnya bebas dari bisingnya dunia. Ternyata ekspetasinya salah, tindakannya itu malah mengantarkannya ke dunia fiksi. Secara nalar, ini tidak masuk akal. Dia menempati tubuh antagonis yang akan mati di...