06 | Bocah itu E'an namanya

3.5K 469 68
                                    


Gadis dengan tinggi 167 cm itu sedang menunggu belanjaannya selesai dihitung oleh kasir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan tinggi 167 cm itu sedang menunggu belanjaannya selesai dihitung oleh kasir. Lama banget, keluhnya dalam hati. Sedikit menyesal ia begitu kalap mengambil apa saja yang terlihat. Mendadak ia mager kalau harus menenteng dua kresek belanjaan.

Tengah hari tadi kulkas yang di pesan olehnya telah sampai, sekarang benda itu sudah berdiri kokoh di dalam kamarnya. Jadi, di sinilah Nada sekarang, mendatangi minimarket terdekat untuk mengisi kulkas baru. Bodoh amat dengan piyama yang masih melekat di badan. Kejadian menyebalkan tengah malam waktu itu membuatnya harus memiliki kulkas sendiri di dalam kamar. Dengan begitu, ia tidak akan perlu pergi ke dapur jika terbangun dan kelaparan di tengah malam.

Selesai membayar, Nada segera keluar dari minimarket. Namun, kesialan menyambutnya begitu keluar dari minimarket.

Geng venus ditambah dua— cewek favorit mereka, sedang nongkrong di cafe berkonsep outdoor yang letaknya tepat di samping minimarket. Sialnya, salah satu cowok menyadari keberadaan Nada, tapi sebelum itu Nada sudah membuang muka terlebih dahulu.

"Heh cewek gatel! Ketahuan lo! Lo pasti sengaja ke sini karena mau ngintilin Shaga, kan?!" seru cowok berkulit putih yang memiliki suara nyaring seperti lumba-lumba jika tertawa.

"Iya, kan? bener tebakan gue. Lama-lama kebuka juga niat busuk lo." Tawa Juan mengejek Nada yang berjalan santai seolah tidak mendengar suara mereka.

"Woy Nada!" teriak Juan, kesal karena tidak mendapat atensi gadis itu.

Gadis itu mengacungkan jari tengahnya tanpa bersusah payah membalikkan badan. Malas berlama-lama berbagi udara di dekat mereka sebelas duabelas mirip dengan perkumpulan anjing yang sedang menggonggong, berisik.

Masih di dekat area Minimarket, Nada tiba-tiba dihadang oleh seorang bocah bertubuh kurus. Meski tampak menyedihkan dengan baju yang terlihat usang, senyuman bocah itu sangat lebar sampai-sampai Nada takut mulut bocah itu akan robek.

"Kenapa?" tanya Nada sedikit kurang bersahabat.

Yang ditanya menyengirkan giginya sambil menggaruk kepala, "Siang kak, saya mau menawarkan jasa tenaga angkat barang kalau kakak bersedia," tawar bocah itu.

Tanpa pikir panjang Nada menyodorkan kedua kresek kepada bocah itu yang langsung dengan sigap mengambil alih kresek. Dari raut wajahnya membuktikan kalau dua kresek yang ia jinjing sangat berat.

"Rumah gue masih jauh, salah lo sendiri udah nawarin diri."

Bocah itu langsung memperlihatkan deretan giginya lagi, "Aman kok kak. E'an bawa sampai rumah," ucapnya dengan penuh keyakinan.

Nada berjalan mendahului, jarak minimarket ke rumah sekitar dua puluh menit, itu jika jalan kaki. Beruntung posisi rumahnya lumayan dekat dari gerbang masuk perumahan, hanya selang 6 rumah kalau tidak salah. Rumah mewah yang Nada tempati itu berada di kawasan perumahan elit. Baru-baru ini juga Nada baru tahu kalau pedagang keliling tidak bisa sembarangan masuk kawasan ini. Bahkan ada gerbang masuk sekaligus satpamnya juga, mungkin karena yang tinggal adalah orang-orang penting dan yang pasti good rekening.

𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐥𝐚𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang