SMA Nusa Bangsa tampak ramai di pagi hari. Sekolah swasta tersebut merupakan salah satu sekolah elit di Kota ini. Banyak murid berprestasi yang dihasilkan SMA Nusa bangsa. Para orang tua harus merogoh kocek yang lumayan besar jika ingin menyekolahkan anaknya di situ. Tak heran bila rata-rata yang bersekolah di situ adalah golongan kelas atas. Meski begitu, sekolah juga lumayan banyak menyediakan kuota beasiswa bagi siapa saja murid yang berprestasi.
Saat ini tepatnya di area parkir, beberapa cowok tampan yang menjadi pusat perhatian para kaum hawa terlihat sedang berkumpul.
"Aneh banget gak sih? Biasanya begitu masuk gerbang langsung disambut sama suara Mak Lampir. Ini kok gak kelihatan batang hidungnya?" kata pemuda bermata sipit alih-alih mirip anak ayam namun tampan itu. Orang banyak bilang ia mirip salah satu member termuda Nct-Boygrup Korea Selatan.
Namanya Juan Arley Marion, salah satu anggota geng Venus. Sudah jadi rahasia umum kalau tokoh ini adalah haters Nada garis keras. Rem mulutnya auto hilang kalau sudah menyangkut tentang Nada.
Juan punya panggilan khusus untuk Nada. Menurutnya nama Senada itu kebagusan untuk ukuran seseorang yang berhati busuk. Jadi, panggilan seperti Nenek Lampir, Medusa, Cewek Gatel, Si caper, dsb, itu kerap disebut setiap eksistensi Nada terlihat di matanya.
"Cieee yang kangen mak lampir," sahut seorang cowok dengan muka khas kebule-bulean.
Kai Alkenan Ghifari, partner setia Juan ketika menghadapi Nada, mulutnya tidak kalah pedas ketika menyerang Nada. Tugasnya menyiram bensin, sementara Juan yang memantik api.
"IDIH! NAJIS!!" pekik Juan sembari meludah jijik.
"Ck! Apasih Ju? Hampir kena gue ludah lo tuh, jorok!" bentak seorang cowok di sebelah Juan. Dengan air muka kesal, dia kembali fokus pada benda pipih di tangannya. Jarinya bergerak lincah fokus memainkan game.
Cowok berbibir seksi itu tidak lain dan tidak bukan adalah kembaran Juan. Jake Arley Marion, lebih tua sepuluh menit. No game no life adalah motto Jake.
"Tuh kan, emang bawa sial banget si Nada, padahal cuman nyebut namanya doang!" decak Juan.
Sementara itu, salah satu cowok yang sedari tadi belum mengucapkan sepatah kata pun hanya diam sambil geleng-geleng kepala melihat perangai teman-temannya. Kemudian fokusnya tertuju pada seorang gadis yang memasuki gerbang. Senyumnya mengembang seketika, membalas senyuman sang gadis.
"Hai semuanya. Selamat pagi," sapa Shafa dengan ceria
"Pagi juga neng Shafa yang cantik." ucap Juan dan Kai secara kompak. Mereka adalah fans Shafa garis keras.
Shafa hari ini terlihat sangat cantik seperti biasanya. Polesan natural di wajahnya membuat penampilan gadis itu lebih segar. Siapa saja yang melihatnya ikutan terciprat vibes positive akan pembawaannya yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐥𝐚𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧
FantasyJennie Anulika Putri pikir bunuh diri bisa membuatnya bebas dari bisingnya dunia. Ternyata ekspetasinya salah, tindakannya itu malah mengantarkannya ke dunia fiksi. Secara nalar, ini tidak masuk akal. Dia menempati tubuh antagonis yang akan mati di...