03 | What's Wrong with Nada?

3.9K 530 70
                                    

Ini panjang banget, siapin kresek takutnya menyebabkan mual.

Ini panjang banget, siapin kresek takutnya menyebabkan mual

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shareen terkejut melihat putrinya sudah ada di meja makan lengkap dengan seragam sekolah. Biasanya Nada akan melewatkan momen sarapan bersama. Dilihatnya putrinya itu sedang mengolesi roti tawar dengan selai cokelat, kemudian meletakkannya ke wadah bekal.

"Anak Mama tumben nggak kesiangan," celetuk Shareen, yang mengambil duduk di depan Nada.

Nada hanya tersenyum singkat pada Shareen, kemudian fokus pada bekalnya. Gerakannya tidak lepas dari pengamatan Shareen. Wanita yang sudah tidak lagi muda itu menyadari bahwa putrinya agak berbeda. Sedari kemarin, baik penampilan maupun perilaku putrinya tidak seperti biasanya. Bila biasanya Nada berdandan berlebihan dan heboh, maka hari ini Shareen mendapati wajah itu tanpa riasan.

Tidak pernah ada kesunyian di rumah ini, biasanya akan selalu ada keributan kecil di pagi hari atau pun malam hari. Nada akan membuat keributan bila kemauannya tidak sesuai yang dikehendaki. Gadis itu akan marah dan berteriak-teriak. Sifat manjanya selalu ingin dilayani setiap saat.

Selama setengah bulan Shareen dan Hans pergi menjenguk dan merawat Diana-ibu Hans, yang tengah sakit. Selama itulah Shareen dan Hans tetap mengawasi bagaimana kondisi anak-anak mereka. Awalnya Shareen tidak percaya ketika mendengar kabar dari asistennya jika Nada tidak membuat ulah dan selalu mengurung diri di kamarnya. Namun setelah pulang, Shareen dapat melihat sendiri bahwa ucapan sang asisten tidaklah bohong.

Ketika melihat kepulangannya pun Nada tidak merengek meminta oleh-oleh atau pun uang jajan. Anak itu sekarang malah terkesan kaku. Shareen jadi khawatir terjadi sesuatu pada putrinya.

"Bawain bekal buat Shaga?" tanya Shareen, mencoba memancing obrolan.

Nada memberhentikan kegiatannya, gadis itu mendongak menatap Shareen. "Ini buat dimakan sendiri." ucapnya.

"Wah! Mama kok baru tahu kalo anak mama sekarang bawa bekal. Kenapa? Makanan di kantin nggak sesuai sama selera Nada?"

"Biar praktis," sahut Nada. Gadis itu memasukkan bekalnya ke dalam tas, tak ketinggal susu kotak favoritnya. "Perlu Mama tahu, Nada udah nggak suka Shaga lagi. Jadi, mulai sekarang jangan sangkut pautin apapun ke dia lagi." ucapnya terlihat tenang namun tegas.

Shareen tercekat menatap lekat putrinya. Padahal belum lama ini putrinya ngotot minta dijodohkan oleh Shaga yang merupakan anak sahabatnya. Selama ini Shareen jelas tahu bahwa anak perempuannya ini tergila-gila pada Shaga. Rasanya sulit dipercaya kalau sekarang Nada bilang begitu. Tapi namanya juga anak muda, mereka memang masih labil, kan?

"Oh begitu rupanya? Kalau gitu Mama minta maaf, ya sayang. Tapi kamu baik-baik aja, kan? Mama pikir kamu patah hati atau semacamnya," Shareen tidak mau mencampuri urusan pergaulan anaknya selama masih dalam kategori aman. Namun tingkah Nada selama ini membuatnya pusing tujuh keliling, sehingga mau tidak mau harus ia awasi terus menerus.

𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐥𝐚𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang